banner-detik
BEHAVIOR & DEVELOPMENT

Ketika Anak Laki-laki Masuk Fase Phallic

author

adiesty30 Sep 2021

Ketika Anak Laki-laki Masuk Fase Phallic

Si Kecil sedang hobi memainkan alat kelaminnya? Jangan panik, ia sedang memasuki fase Phallic, saat memperoleh kesenangan  dengan cara menstimulasi alat kelamin.

Di saat anak memasuki usia 3 - 5 tahun, pernah nggak melihat dia menggesek-gesek penisnya ke kasur atau memegang-megangnya? Saat ditanya alasannya, jawabannya sederhana "Soalnya enak, geli-geli gimana.:

Berikut penjelasan dari dr. Oka Negara, pengajar di bagian Andrologi Seksologi Universitas Udayana mengenasi fase phallic dari seorang anak:

Pada usia berapa anak laki-laki mulai belajar mengeksplorasi dirinya, khususnya dalam hal seksual? Apakah hal ini normal dilakukan anak pada usia 3 dan 5 tahun?

Ini sangat wajar dan normal. Di usia ini, sesuai dengan perkembangan psikoseksualnya, anak ada dalam fase falik, atau fase di mana anak mulai merasakan sensasi seksual di kelaminnya pertama kali. Kalau ditelusuri lagi ada tahapan fase-fase sensasi seksual yang berbeda di tahapan perkembangannya.

Usia baru lahir sampai dua tahun, sensasi seksualnya di mulut, sehingga disebut fase oral.

Usia 2-3 tahun sensasi seksualnya di dubur, sehingga disebut fase anal.

Waktu usia 3-5 atau 3-6 tahun sensasi seksualnya di kelamin, yang disebut fase falik tadi, seringkali tanpa disadari dan dipahami dengan baik.

Lalu 6-11 tahun adalah fase laten di mana si anak tidak fokus dengan sensasi seksual tetapi lebih banyak di tumbuh kembang fisik dan kognitif (masa sekolah).

Dan usia 12 tahun ke atas sudah masuk fase genital, memasuki perkenalan dan tahapan kehidupan seksual sesungguhnya yang ditandai dengan adanya tanda-tanda pubertas, dan sensasi seksual sudah dinikmati di organ-organ seksnya secara sadar.

Bagaimana cara menjelaskan hal ini pada si kecil?

Dibiarkan saja, selama tidak mengganggu lingkungan sekitar.  Seringkali malah bukan hanya menggesek-gesekkan kelaminnya, tetapi bisa juga, ada kasus, si anak sering telanjang dan memegang-megang kelaminnya di depan orang lain, misalnya di hadapan tamu. Kalau kejadiannya seperti ini ajak ke dalam kamar dan alihkan perhatian, dan jangan dimarahi karena bisa menjadi nanti terekam dalam memori si anak sebagai sebuah kejadian yang baginya memegang kelamin atau beraktivitas seksual itu adalah sebuah hal terlarang, ini akan berpotensi akan persepsi buruk seksual di masa depannya.

Bisa juga jelaskan ke anak mengenai area-area pribadi tubuhnya yang tidak boleh dilihat sembarang orang.

Cara yang tepat menanggulangi jika si anak tetap saja menggesek-gesakan penisnya?

Dialihkan ke hal lain, misalnya dengan mengajak bermain yang lain atau diberikan permainan yang lebih menarik dan disukainya.

Apakah kebiasaan ini akan hilang seiring waktu?

Iya, karena nantinya anak akan beralih ke fase laten. Jadi biasanya, akan berhenti sekitar usia 5 atau 6 tahun biasanya.

Bagaimana cara komunikasi efektif dalam proses pendidikan seks pada anak?

Tentu saja disesuaikan dengan usianya. Di usia bermain, tentu saja ajarkan anak untuk memahami dirinya dengan menyenangkan dan berkomunikasi sambil bermain. Ajarkan anak dengan menggunakan alat bantu permainan yang disukainya, serta libatkan anak untuk mengenali organ tubuhnya dengan baik sambil melakukan aktivitas sehari-hari. Misalnya memberitahukan tentang nama dan fungsi kelaminnya sambil mengajarkan mandi sendiri saat dimandikan di kamar mandi. Ini akan baik buat si anak dan melekat memorinya akan hal baik dan berguna seputar keadaan seksualitasnya.

Baca juga: Begini Idealnya Pendidikan Seks di Sekolah Indonesia

Share Article

author

adiesty

Biasa disapa Adis. Ibu dari anak lelaki bernama Bumi ini sudah bekerja di dunia media sejak tahun 2004. "Jadi orangtua nggak ada sekolahnya, jadi harus banyak belajar dan melewati trial and error. Saya tentu bukan ibu dan istri yang ideal, tapi setiap hari selalu berusaha memberikan cinta pada anak dan suami, karena merekalah 'rumah' saya. So, i promise to keep it," komentarnya mengenai dunia parenting,


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan