banner-detik
PARENTING & KIDS

Nindy Parasady Harsono: “Jadi orangtua itu susah-susah gampang”

author

?author?24 Feb 2017

Nindy Parasady Harsono: “Jadi orangtua itu susah-susah gampang”

Nindy Parasady Harsono (27) penyanyi berkulit sawo matang, yang baru saja di karuniai anak kedua, mengakui susah-susah gampang menjadi orangtua. Termasuk soal disiplin menggunakan  gadget untuk anak pertamanya.

Saat peluncuran kampanye #iwearmothercare di Jakarta, beberapa waktu, perhatian saya sempat tertuju pada penyanyi Nindy Parasaday Harsono (27), atau akrab disapa Nindy. Meski sudah punya anak kedua, tampilannya tetap kece. Siang itu, Nindy asik mengamati lenggok para model cilik memperagakan koleksi terbaru Spring Summer Mothercare 2017. Sambil tersenyum, dan meladeni tingkah anak pertamanya, menyambangi dirinya untuk sekadar bertanya tentang sesuatu.

Nindy Parasady Harsono: “Jadi orangtua itu susah-susah gampang” - Mommies DailyUsai acara, ditanya mengenai tantangan mendandani anak laki-laki dan perempuan, Nindy akui lebih simple mendandani anak laki-laki. Tapi di sisi lain, dia bisa eksplore pernak-pernik centil berupa bando pita untuk anak keduanya, Kanara (4 bulan). Di sisi lain, Nindy punya PR besar, untuk mengedukasi Abie (4) anak pertamanya soal pemakaian gadget.

Yuk, langsung aja simak obrolan saya dan Nindy berikut ini.

Gimana nih mbak, punya anak kedua, perasaannya?

Senang banget ya, pokoknya punya anak laki-laki dan perempuan itu berbeda.

Bedanya dari apa yang paling menonjol?

Anak laki-laki lebih agresif, mungkin karena saya juga kali ya, apa-apa selalu saya turutin. Dan berujung agak rewel. Tapi sekarang anak kedua lebih anteng.

Oh, iya begaimana dengan pengalaman kamu, mendandanin anak cowok dan laki

Kalau anak perempuan memang banyak pilihannya ya, kalau anak laki-laki lebih simple. Tapi pilihan motif baju anak laki-laki itu juga banyak yang lucu. Walau hanya mengenakan kemeja, celana jeans dan sepatu, masih bisa terlihat outstanding, karena kita bisa memilih item-itemnya yang dari segi motif juga menarik. Saya jarang mendandani anak dengan tekni tumpuk, paling pakai hoodie, dan celana joger. Disesuaikan dengan momen dan mood-nya saya saat saya milih baju.

Termasuk ibu yang sering banget beli baju, nggak sih, mbak?

Kalau saya biasanya momen beli baju saat lagi traveling ke luar negeri. Nah itu saya merasa menjadi keharusan untuk belanja baju. Karena sale di luar, benar-benar memberikan pilihan baju yang beragam, baik dari segi harga dan modelnya. Saat liburan gitu, saya bisa kalap, hahaha. Tapi misalnya saya lagi di Jakarta, saya membeli yang sedang dibutuhkan saja. Misalnya baju sekolah, kan sayang juga kalau yang terlalu mahal. Jadi saya cari kaos-kaos yang tetap nyaman dipakai, tapi dengan harga terjangkaum supaya kalau kotor karena kena noda cat, saat lagi kegiatan melukis, nggak sayang. Kalau anak laki-laki saya suka yang simple, pakai celana, polo shirt. Anak perempuan, lebih girly. Dipakein pita-pita.

Kasih pemahaman ke abangnya, bahwa akan hadir adiknya, seperti apa?

Dia kalau sama adiknya sayang, jaraknya 4 tahun, jadi pada saat dia tahu mau punya baby, dia sering dibawa ke dokter. Saya bilang, ini loh perut ibu lagi diperiksa, di dalamnya ada adik. Terus nanti dia ngobrol sama dokternya, kenapa bisa ada adik di dalam perut saya, tidurnya dimana. Nah, dokter saya menjelaskan dengan bahasa anak-anak. Dari situ, akhirnya dia mulai mengenal, dari akhirnya dia ingin tahu tentang adiknya.  Kadang-kadang abangnya mau gendong, sanking gemasnya, tapi kan saya jadi takut ya. Saya maklumi ya, karena itu ekspreasi sayang dari abangnya.

Nindy Parasady Harsono: “Jadi orangtua itu susah-susah gampang” - Mommies DailyNindy bersama suaminya Askara Parasady dan kedua anaknya. Image: IG @nindyparasadyharsono

Dunia parenthood itu, bagaimana menurut kamu?

Susah-susah gampang , untuk menahan sabar saya masih belajar, saya juga nggak mau juga dibilang ibu yang terlalu sempurna dan jaim. Dulunya awal-awal, waktu Abi lahir saya nggak pernah marah, apa mau dia saya ikutin, malah kalau dia lagi marah, saya yang kena setrap sama Abi, saya nggak boleh gerak waktu itu. Lama-lama malah merugikan saya, kan nggak boleh juga, kayak gitu. Sambil baca-baca buku parenting. Pada saat anak pertama itu, saya terlalu mengikut apa maunya dia. Misalnya pas ada acara, dia minta belikan mainan, ya saya ikuti.  Sekarang saja juga sudah mengurangi main HP dan gadget lainnya, sudah saya STOP, karena banyak yang beredar sekarang kan, tokoh-tokoh action figure yang mereka suka. Tapi jalan ceritanya, jauh dari dunia anak-anak, misalnya orang yang sedang berhubungan suami istri. Saya sudah tarik fasilitas itu, kalau lagi mau nonton, ya pakai HP saya.

Waktu fasilitas itu ditarik dari Abi, bagaimana reaksi dia?

Awalnya saya tanya, lagi nonton apa? Jadi Abi lagi nonton video yang figure action, tapi ya itu isinya nggak pantas buat anak-anak. Tapi Abi kan nggak mengerti, jalan cerita. Akhirnya, saya ajak nonton berdua sama saya, karena nggak bisa langsung saya tarik begitu saja. Pelan-pelan HP-nya saya tarik dengan alasan rusak.

Memang sih ya, benar kata Nindy jadi orangtua itu susah-susah gampang. Tapi asal mau terus belajar, sedikit demi sedikit tantangan itu bisa diatasi kok, setuju mommies?

Share Article

author

-

Panggil saya Thatha. I’m a mother of my son - Jordy. And the precious one for my spouse. Menjadi ibu dan isteri adalah komitmen terindah dan proses pembelajaran seumur hidup. Menjadi working mom adalah pilihan dan usaha atas asa yang membumbung tinggi. Menjadi jurnalis dan penulis adalah panggilan hati, saat deretan kata menjadi media doa.


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan