Sorry, we couldn't find any article matching ''
Canola Oil: Pilihan Lebih Sehat untuk Memasak
Setelah memiliki anak, jujur saja, saya menjadi lebih peduli dan ‘rewel’ menyeleksi segala jenis makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuh.
Memang benar ya, kalau setelah mempunyai anak, biasanya banyak perubahan positif yang dilakukan orangtua. Itu yang saya rasakan. Dulu, malas berolahraga, sekarang minimal 3 kali dalam seminggu harus ada jadwal olahraga di dalam agenda kegiatan saya. Dulu, semua jenis hidangan yang menurut saya lezat akan saya lahap, sekarang? Tunggu dulu. Sebelum memasukkannya ke dalam mulut, banyak screening test yang saya lakukan. Apakah ini organik? Apakah minyak yang digunakan untuk menggoreng kualitasnya bagus? Bahkan, wadah untuk menyimpan makanan atau minuman pun juga menjadi ‘syarat’ untuk saya. Minuman atau makanan panas disimpan di wadah plastik atau styrofoam? Bye.
Semua ‘kehebohan’ di atas sebenarnya berawal dari satu alasan. Alasan bahwa saya ingin sehat dan hidup selama mungkin agar bisa mendampingi kedua jagoan saya, hehehe. Berbicara tentang menjaga kualitas makanan yang dikonsumsi, salah satu yang masih menjadi PR saya adalah mengurangi makanan yang pengolahannya dengan cara digoreng. Berat rasanya melepas yang satu ini. Tentu saja saya mengurangi frekuensinya, tapi jujur saja, belum bisa hilang 100%.
Tapi, menurut Dr. dr. Fiastuti Witjaksono, MSc, MS, SpGK yang hadir dalam peluncuran produk Tropicana Slim Canola Oil, beliau menjelaskan, meskipun minyak identik dengan gemuk, tidak sehat, dan tinggi kalori, namun, bukan berarti kita harus menghindarinya, karena tubuh tetap membutuhkan lemak dari makanan untuk membantu kerja tubuh lebih baik, misal untuk cadangan energi dan membantu penyerapan vitamin A, D, E, K (yeaaaay..... :D). “Menurut Pedoman Gizi Seimbang (PUGS) Indonesia, manusia dianjurkan mengonsumsi lemak sekitar <25% dari total asupan kalori harian, di mana American Heart Association (AHA) merekomendasikan konsumsi lemak jenuh < 7%, dan sisa asupan harus dipenuhi oleh asam lemak tidak jenuh,” jelas Dr. dr. Fiastuti.
Nah, Asam lemak jenuh yang biasa terkandung dalam lemak hewani dan minyak kelapa sawit (minyak goreng pada umumnya), dikategorikan sebagai lemak yang kurang sehat karena dapat meningkatkan kolesterol LDL (jahat). Sedangkan, asam lemak tak jenuh (unsaturated fat) memberikan manfaat bagi kesehatan, karena mampu menurunkan angka kolesterol LDL dan meningkatkan kolesterol HDL (baik). Sumber lemak tidak jenuh dapat diperoleh di antaranya dari kacang-kacangan, alpukat, minyak jagung, olive oil, dan minyak kanola. “Oleh karena itu, pemilihan minyak yang tepat-- yang tinggi lemak tak jenuh, dapat membawa manfaat kesehatan bagi tubuh,” tambah dr. Fiastuti.
Jadi sekarang, saat saya ingin mengonsumsi makanan yang serba digoreng, saya memilih minyak yang rendah lemak serta mengandung Omega 3. Salah satunya seperti keluaran terbaru dari Nutrifood, yaitu, Tropicana Slim Canola Oil. Tapi tetap, proses memasak dengan cara menumis, memanggang dan pan frying tetap menjad pilihan utama saya.
Share Article
POPULAR ARTICLE
COMMENTS