banner-detik
KIDS

3 Fakta tentang Sampah Rumah Tangga yang Wajib Anda Tahu

author

Dhevita Wulandari05 Jun 2021

3 Fakta tentang Sampah Rumah Tangga yang Wajib Anda Tahu

Tahukah Anda kalau produk reusable tidak berarti tidak mencemari lingkungan? Ketahui fakta-fakta tentang sampah rumah tangga yang akan membuka mata.

Tahukah Anda, ternyata, beberapa alat atau produk pendukung kehidupan yang digunakan di rumah bisa berakhir menjadi sampah yang akan berbahaya bagi kesehatan lingkungan dan bumi tempat kita tinggal ini? Nggak kebayang bumi seperti apa yang akan kita wariskan ke anak-anak kalau kita tidak juga bergerak untuk menjaga bumi.

Sebagai orang tua, salah satu tanggung jawab kita adalah mengajak keluarga agar memiliki kesadaran tinggi dan tanggung jawab yang sama dalam menjaga bumi dari penumpukan dan pencemaran lingkungan yang berasal dari sampah rumah tangga yang kita hasilkan.

Simak tiga hal di bawah ini, ya untuk membantu kita mewariskan bumi yang lebih sehat untuk anak cucu kita kelak.

1. Pembalut sekali pakai adalah sampah yang sulit didaur ulang

Bukan hanya pembalut sekali pakai, tetapi tampon, popok, kapas, dan tisu ternyata merupakan jenis sampah yang sulit didaur ulang. Hal ini disebabkan oleh tiga hal, yaitu:

• Berpotensi menyebabkan penyakit dari cairan tubuh yang menempel pada sisa produk seperti darah, liur, air seni, dan feses.

• Material produk mengalami penurunan kualitas setelah terkena cairan tubuh dan sisa kosmetik.

• Produk yang memiliki beberapa jenis bahan di dalamnya sulit dipisahkan, seperti pembalut yang juga merupakan kombinasi dari plastik, kapas, dan perekat.

Dikarenakan tiga hal ini, para agen daur ulang dan pengepul sampah seringkali menganggap sampah produk ini tidak berharga yang kemudian tidak diambil dan dibiarkan saja di tempat sampah, dibakar seenaknya, bahkan bisa berakhir mencemari laut. Hal yang dapat dilakukan sebagai solusinya adalah beralih ke produk dengan material guna ulang atau reusable.

2. Hanya karena reusable, bukan berarti tidak mencemari lingkungan

Beralih ke produk dengan material yang reusable seperti membawa sendok makan dan sedotan stainless, membawa tumbler untuk mengurangi penggunaan gelas plastik atau kertas, menggunakan menstrual cup, cloth diaper, feminine pad, shopping bag kain, adalah beberapa dari banyak langkah tepat untuk mengurangi sampah dan menjaga kebersihan lingkungan. Tapi, jangan berpuas diri hanya dengan sudah menggunakan produk reusable, karena sebagian besar produk reusable masih terbuat dari bahan yang paling sulit didaur ulang, yaitu tekstil. Maka dari itu, penggunaan produk reusable haruslah sesuai kebutuhan dan sebisa mungkin digunakan berkali-kali hingga rusak. Pastikan mendaur ulang ketika barang atau produk betul-betul sudah tidak bisa digunakan lagi.

BACA JUGA: CARA PALING GAMPANG KURANGI SAMPAH

3. Mencari agen daur ulang terpercaya

Saat ini manejemen sampah di Indonesia masih sangat perlu dibenahi jika dibandingkan dengan Swedia, Korea Selatan, Jepang, dan Jerman yang sudah menjadikan kegiatan mendaur ulang sebagai budaya kehidupan sehari-hari di dalam keluarga, sekolah, dan tempat umum.

Di sini peran Mommies sangat dibutuhkan untuk mengajar dan memberi contoh pada anak dan keluarga untuk mulai memilah sampah sesuai dengan jenisnya, yaitu:

• Sampah organik: sampah alami seperti dedaunan, rating pohon dan sisa makanan.

• Sampah anorganik: plastik, kaleng, styforoam, dll.

• Sampah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun): pecahan kaca, bahan-bahan kimia, dan benda berbahaya lainnya.

Setelah memilah, baru tentukan dengan cara apa dan oleh siapa sampah akan dikelola.

Salah satunya, Mommies bisa cek jasa Reduce Waste to Landfill Waste4Change , yang kemudian bisa dikenalkan ke lingkungan sekitar agar dapat mengelola sampah kolektif kepada pihak yang lebih bertanggung jawab.

Mommies juga bisa mulai belajar membuat pupuk kompos sendiri di rumah menggunakan sampah organik dengan mempelajari produk compost bag dan compos starter dari Waste4Change di sini.  Selain berguna, tentunya bisa mengisi waktu, menambah skill, dan menjaga lingkungan mulai dari diri sendiri dan keluarga.

Photo by the blowup on Unsplash

Share Article

author

Dhevita Wulandari

-


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan