Diet slow aging sedang populer di Korea. Apa dan bagaimana cara kerjanya, serta benarkah bisa menunda penuaan? Cek faktanya, yuk, Mommies!
Biasanya, tips dan trik kecantikan dari Korea Selatan selalu menjadi andalan. Kali ini, ada tren diet yang diklaim bisa memperlambat penuaan. Apakah itu?
Populer di Korea Selatan, diet slow aging tengah menjadi sorotan lintas generasi. Tren ini mendapatkan perhatian karena semakin banyak orang, mulai dari generasi muda hingga dewasa, yang berusaha menjaga kesehatan dan kelambatan proses penuaan melalui pola makan.
Diet slow aging adalah diet yang berfokus pada konsumsi makanan yang diyakini dapat memperlambat proses penuaan melalui pola makan yang sehat, terutama makanan yang menghindari lonjakan gula darah dan meningkatkan asupan antioksidan. Pada dasarnya, diet slow aging mengutamakan menghindari makanan tinggi lemak dan tinggi gula yang bisa merusak tubuh perlahan.
Diet slow aging dipopulerkan oleh Profesor Jung Hee Won dari Departemen Geriatri, Seoul Asian Medical Center. Ia kerap mempromosikan pola hidup yang sehat di media sosial. Sejak ia menerbitkan buku The Slow Aging Diet tahun 2024 silam, tren diet ini menjadi lebih populer di kalangan anak muda hingga dewasa.
BACA JUGA: Sering Alami Mata Lelah? Ini 7 Buah Kaya Nutrisi untuk Jaga Kesehatan Mata
Diet slow aging punya kunci utama, yaitu menghindari gula sederhana (glukosa, fruktosa, sukrosa, dll) dan biji-bijian olahan, sambil memperbanyak konsumsi biji-bijian utuh, kacang-kacangan, sayuran, buah, unggas, ikan, dan minyak zaitun saat makan.
Melansir The Korea Times, ada beberapa prinsip untuk melakukan diet slow aging yang diusung oleh Profesor Jung, yaitu:
Profesor Jung juga menyarankan untuk mencampur beras putih, beras merah, gandum, dan lentil dengan perbandingan 2:2:2:4 daripada hanya beras putih saja. Cara ini membantu menjaga kenaikan gula darah secara perlahan sekaligus menambah sumber protein.
Memang, belum ada bukti ilmiah definitif bahwa diet ini secara langsung memperlambat penuaan. Namun, prinsip yang diusung—seperti menghindari gula berlebih, konsumsi antioksidan, dan menghindari makanan olahan—sejatinya konsisten dengan anjuran gizi yang diketahui dapat mendukung kesehatan tubuh.
Melansir The Korea Herald, seorang warganet membagikan pengalamannya melakukan diet slow aging. Wanita bernama Ha Sang Hee (30) mengungkap merasa lebih bugar dan sehat setelah delapan bulan menjalankan diet tersebut.
Penuaan tidak bisa dicegah dan bersifat alamiah. Meski begitu, ada beberapa makanan dan nutrisi yang bisa membantu memperlambat tanda-tanda penuaan. Misalnya, mengonsumsi makanan tinggi protein, makanan lemak sehat, dan kaya antioksidan. Mengutip Healthline, berikut makanan yang bisa dikonsumsi untuk mendukung penuaan Mommies secara sehat:
Minyak zaitun ekstra virgin, salah satu minyak paling sehat di dunia, kaya akan lemak sehat dan antioksidan yang bisa membantu meringankan inflamasi dan kerusakan akibat oksidasi yang terjadi ketika jumlah radikal bebas dalam tubuh terlalu banyak dan tidak seimbang, seperti memperlambat munculnya keriput. Mommies bisa mencampur minyak ini ke salad.
Teh hijau punya kandungan yang kaya antioksidan untuk menyeimbangkan radikal bebas dalam tubuh. Hal ini bisa mengurangi risiko penyakit jantung, penurunan neurologis, penuaan dini, dan penyakit kronis lainnya. Polifenol yang ditemukan di dalam teh hijau bisa mengurangi penuaan kulit akibat sinar matahari dan polusi.
Kandungan omega-3 di dalam ikan berlemak bermanfaat melawan penyakit jantung, inflamasi, dan masalah lainnya. Salah satu ikan berlemak yang paling populer adalah salmon.
Kakao atau dark chocolate mengandung polifenol yang berfungsi sebagai antioksidan dalam tubuh. Kandungan flavonol di dalamnya juga berguna untuk mengurangi risiko penyakit jantung, diabetes tipe 2, dan penurunan kognitif.
Kebanyakan sayuran kaya akan nutrisi dan rendah kalori. Sayuran mengandung antioksidan yang bisa mengurangi risiko katarak, penyakit jantung, dan kanker. Sayuran yang mengandung beta karoten (wortel, labu, kentang) juga bisa melindungi kulit dari sinar UV.
Flaxseed mengandung antioksidan dan omega-3 yang memberikan banyak manfaat kesehatan, seperti mengurangi risiko jantung dan kanker payudara, serta membuat kulit lebih sehat.
Buah delima kaya akan serat, potasium, dan vitamin K yang berfungsi menunjang kesehatan jantung. Buah ini juga mengandung banyak zat antioksidan.
Alpukat kaya akan lemak sehat untuk jantung, serat, dan beberapa vitamin dan mineral yang penting untuk kesehatan.
Tomat mengandung zat likopen yang yang memberi warna merah pada tomat juga berfungsi sebagai antioksidan untuk mengurangi risiko penyakit kronis.
Mengonsumsi peptida kolagen (berasal dari sapi atau ikan) dapat membantu meningkatkan elastisitas kulit, kelembapan, dan kekencangan kulit sambil mengurangi kerutan.
BACA JUGA: 7 Resto Bebas Asap Rokok di Jakarta, Nyaman untuk Keluarga dan Anak
Pada akhirnya, diet slow aging menitikberatkan pada menjaga tubuh dan pikiran tetap prima melalui pola makan yang sehat. Diet ini bisa menjadi inspirasi gaya hidup sehat Mommies!
Penulis: Retno Raminne Nurhaliza Pitoyo
Cover: Freepik