Coding dan AI Akan Masuk Kurikulum SD, Implementasi dan Pengaruhnya pada Psikologis Anak

Education

Dhevita Wulandari・in 3 hours

detail-thumb

Kapan dan kenapa coding dan AI akan masuk ke dalam kurikulum SD? Lalu, bagaimana implementasinya dan tanggapan psikolog pendidikan mengenai hal ini?

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, mengungkapkan akan memasukkan coding dan AI (artificial intelligence) ke dalam pembaruan kurikulum mendatang. Keduanya akan dijadikan mata pelajaran pilihan untuk tingkat SD yang akan dimulai pada tahun ajaran 2025/2026.

Melansir dari Puslapdik Kemendikbudristek, Mendikdasmen Abdul Mu’ti menjelaskan mata pelajaran pilihan coding dan AI ini hanya akan diterapkan pada sekolah-sekolah yang sudah memiliki sarana yang memadai.

“Yang siap saja yang melaksanakan. Karena itu membutuhkan alat-alat yang canggih, sarana internet yang bagus, sementara kita ketahui, belum seluruh sekolah kita ini memiliki sarana itu,” jelasnya. Saat ini ia dan Kemendikdasmen sedang mengkaji model dan materi pembelajaran dari sejumlah sekolah yang sudah menerapkan mapel coding dan AI. Maka dari itu, sebenarnya ini bukanlah gagasan baru.

Wakil Presiden, Gibran Rakabuming Raka, turut mengungkapkan agar mapel coding diadakan sejak sekolah dasar pada Rapat Koordinasi Evaluasi Kebijakan Pendidikan Dasar dan Menengah, Senin (11/11/2024). Tujuannya agar para generasi penerus bangsa dapat bersaing dengan negara-negara lain dan sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045.

Wapres Gibran menuturkan, “Untuk menuju Indonesia Emas kita butuh generasi emas. Kita ingin lebih banyak lagi ahli-ahli coding, ahli-ahli AI, ahli-ahli machine learning, dan lain sebagainya.”

Lalu, apa saja manfaat anak mempelajari coding dan AI, serta bagaimana implementasi hingga pengaruhnya pada psikologis anak dalam sisi akademis?

BACA JUGA: Menghindari Sindrom Hurried Child: Pentingnya Membiarkan Anak Tumbuh Sesuai Usia

Manfaat Coding dan AI untuk Anak

Coding adalah proses menulis instruksi atau perintah yang akan dijalankan oleh komputer. Ibaratnya, kita memberikan “resep” kepada komputer agar bisa melakukan tugas-tugas tertentu sesuai dengan keinginan kita.

Coding juga sering disebut sebagai pemograman, karena semua aplikasi yang kita gunakan sehari-hari seperti media sosial, game, dan aplikasi lainnya dibuat menggunakan kode. Maka dari itu, coding sangat penting dalam membuat aplikasi dan program.

Sementara AI atau kecerdasan buatan adalah teknologi yang memungkinkan komputer dan mesin untuk meniru kemampuan kognitif manusia. Contohnya seperti kemampuan belajar, memahami, memecahkan masalah, hingga membuat sesuatu yang kreatif.

Psikolog Pendidikan, Binky Paramitha, M.Psi., Psikolog, menjelaskan belajar coding diketahui bisa memberikan manfaat dari sisi psikologis anak. Sebab berdasarkan penelitian, ditemukan bahwa anak usia SD yang dikenalkan atau diajarkan coding menunjukkan peningkatan kemampuan dalam perencanaan, problem solving, dan kreativitas. Selain bisa menjadi cara mempersiapkan diri untuk tantangan dan kompetisi pekerjaan di masa depan, belajar coding juga dapat membentuk rasa pantang menyerah pada anak.

Foto: cottonbro studio on Pexels

Implementasi Coding dan AI di Sekolah Dasar dan Menengah

Penerapan mata pelajaran pilihan coding dan AI untuk SD tidak akan rumit. Hal ini disampaikan oleh Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin) Kemendikdasmen, Yudhistira Nugraha, dilansir dari detikedu. Ia menjelaskan pembelajaran coding tidak harus dilakukan di komputer, sehingga para siswa bisa mulai mempelajari ilmu coding dasar yang menggunakan kartu sebagai alat peraganya.

Di kesempatan lain, Mendikdasmen Abdul Mu’ti mengungkapkan coding dan AI untuk SD tidak dimulai dari kelas 1, melainkan dari kelas 4, kelas 5, atau kelas 6.

Masih mengutip dari detikedu, mengenai tenaga pengajar, Mendikdasmen akan membuka peluang untuk merekrut tenaga baru atau bekerja sama dengan lembaga yang menyelenggarakan pelatihan terkait AI dan coding. Formatnya pun akan dibahas lebih lanjut dan mendalam, termasuk adanya kemungkinan melatih para lulusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PDSD).

Pandangan Psikolog Pendidikan tentang Rencana Mata Pelajaran Coding dan AI dalam Kurikulum SD

Menurut Psikolog Binky, pada dasarnya ide untuk memasukkan pelajaran coding pada kurikulum SD adalah memberikan bekal pendidikan yang diharapkan dapat menghasilnya anak-anak bangsa Indonesia yang mampu bersaing di tengah perkembangan teknologi dunia.

Ia pun menyetujui rencana Kemendikdasmen ini, karena memang perkembangan teknologi tidak bisa diabaikan dan pentingnya terus upgrade kemampuan untuk memahami dan tidak diperdaya oleh teknologi itu sendiri.

Namun, untuk memasukkan pelajaran coding dalam kurikulum, tentu perlu dirancang dengan sebaik-baiknya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pemerintah, guru, serta orang tua seperti:

  • Pelajaran coding perlu dilakukan bertahap dan disesuaikan dengan kemampuan atau tingkat usia siswa. Bisa dimulai dari coding manual tanpa komputer (misalnya) dan dibuat dalam bentuk permainan untuk anak SD tingkat kecil.
  • Persiapan dan kemampuan guru. Perlu ada guru yang memang paham coding dan cara mengajarkan coding. Karena ini adalah ilmu yang perlu dipelajari secara khusus dan baru berkembang beberapa tahun belakangan ini. Tidak semua orang pernah belajar dan paham tentang coding.
  • Diharapkan pelajaran coding ini juga bisa terintegrasi dengan pelajaran-pelajaran lain di sekolah, sehingga anak semakin paham implementasi coding dalam kehidupan sehari-hari.
  • ⁠Siswa, guru, orang tua, perlu mendapatkan bekal dasar pemahaman terkait keamanan, tata krama, dan kecerdasan dalam berteknologi. Semacam DQ (Digital Quotient) yang masih dalam spektrum IQ dan EQ.

BACA JUGA: Biaya Masuk SD Jakarta 2025/2026, SPP Mulai dari Rp3,3 Juta

Psikolog Binky mengingatkan agar tetap perlu ada keseimbangan antara pelajaran yang menggunakan komputer dengan pelajaran tanpa komputer. Sebab, bicara mengenai pendidikan anak SD, mereka masih sangat perlu untuk bergerak aktif, bereksplorasi lingkungan alam, hingga berinteraksi dengan teman-teman dan orang-orang di dunia nyata.

Maka dari itu, agar pelajaran coding ini pada akhirnya tidak menjadi beban bagi siswa dan orang tua yang membantu mengajarkan anak di rumah, serta tidak menjadi beban bagi para guru di sekolah, tentunya seluruh lingkungan diharapkan punya pemahaman terkait bahasan-bahasan penggunaan komputer, internet, dan teknologi.

Mata pelajaran coding dan AI yang akan diterapkan pada kurikulum SD ini diharapkan dapat membentuk dan menciptakan anak-anak Indonesia yang memiliki kecerdasan dan kemampuan digital yang baik sejak dini.

Cover: Julia M Cameron on Pexels