Sorry, we couldn't find any article matching ''

Jarang Disadari! 5 Kesalahan Orang Tua ini Bisa Membuat Anak jadi Korban Bully
Kesalahan orang tua juga bisa membuat anak jadi korban bully. Intip penjelasannya menurut psikolog anak dan hindari sedari dini!
Kasus bullying dan harassment kian meningkat di Indonesia, dan parahnya hal ini banyak terjadi pada anak-anak usia sekolah. Bullying sendiri merupakan tindakan agresif yang dilakukan secara sengaja baik itu oleh individu atau kelompok yang merasa lebih kuat atau berkuasa kepada orang lain dengan tujuan menyakiti atau melukai.
Tindakan ini bisa dilakukan dengan berbagai macam cara, seperti kontak fisik langsung, kontak verbal langsung, perilaku nonverbal tidak langsung, cyberbullying, hingga pelecehan seksual. Melihat kondisi tersebut, tentunya membuat para orang tua merasa khawatir akan pergaulan anak. Ada banyak faktor yang menyebabkan anak menjadi korban bully, salah satunya adalah karena kesalahan dari orang tuanya sendiri.
Mengapa bisa demikian? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, simak penjelasan dari Firesta Farizal, M.Psi., Psikolog Klinis Anak dan Remaja di bawah ini mengenai berbagai kesalahan orang tua yang bisa menyebabkan anak menjadi korban bully.
BACA JUGA: Hati-hati! Bullying pada Anak Juga Bisa Terjadi di Rumah! Ini Tandanya!
Pola Asuh Orangtua yang Membuat Anak menjadi Korban Bully
Sebelum mendapatkan pendidikan di sekolah, keluarga menjadi sumber pendidikan utama bagi si kecil. Hal tersebutlah yang menjadikan pola asuh memiliki pengaruh yang sangat besar bagi proses tumbuh kembang anak. Pola asuh yang tepat tentu akan memberikan dampak yang baik bagi kepribadian anak, begitu pun sebaliknya.
Pola asuh yang kurang tepat bisa mempengaruhi kepribadian anak, bahkan dapat menyebabkan anak menjadi korban bully. Perilaku atau ucapan sederhana yang biasa dilakukan orang tua kepada anak bisa menyebabkan mereka memiliki konsep diri yang negatif terhadap dirinya sendiri dan kepercayaan diri yang berkurang seiring waktu. Hal ini bisa dilihat pada orang tua yang secara tidak sadar mengecilkan anak dan membuat mereka kurang merasa dihargai.
Kesalahan Orang Tua yang Membuat Anak menjadi Korban Bully
Berikut ini beberapa kesalahan orang tua yang bisa menyebabkan anaknya menjadi korban bully menurut Firesta, antara lain.
1. Tidak Mendengarkan Pendapat dan Cerita Anak
Komunikasi merupakan peran penting yang harus dibangun dengan baik antara orang tua dan anaknya. Cara membangun komunikasi yang baik bersama anak, salah satunya dapat dilakukan dengan memberikan mereka ruang untuk menyampaikan pendapat dan bercerita. Namun, sebagian orang tua terkadang justru menganggap remeh cerita anak, sehingga membuat mereka merasa kurang dihargai dan diperhatikan.
2. Melontarkan Candaan yang Menyakiti Perasaan Anak
Setiap orang tua tentu merasa senang jika bisa bercanda dan tertawa bareng si kecil. Namun, terkadang tidak menyadari bahwa candaan yang dilontarkan bersifat menyakiti perasaan anak dan mempengaruhi kesehatan mentalnya. Selain bisa menurunkan rasa percaya diri si kecil, candaan yang menyakiti anak juga dapat membuat mereka tumbuh menjadi pribadi yang pemalu, merasa tidak berguna, hingga korban bully.
3. Memberikan Panggilan Anak berdasarkan Ciri Fisik
Kondisi ini mungkin cukup sering ditemui oleh Mommies pada lingkungan sekitar. Misalnya memanggil si kecil dengan sebutan “si gembul” atau “si kribo” berdasarkan ciri fisik anak tersebut. Mungkin orang tua menganggap panggilan ini sebagai candaan semata saja, tetapi nyatanya kondisi ini justru termasuk dalam verbal bullying yang bisa mempengaruhi kondisi psikologis si kecil.
4. Membicarakan Hal Negatif tentang Anak di depan Orang Lain
Pada saat mengobrol bersama teman atau keluarga, sebagian orang tua tentu pernah menceritakan perilaku atau kebiasaan buruk yang pernah dilakukan oleh anak. Namun, sebaiknya hal ini dihindari, terlebih jika si kecil mengetahui. Komentar buruk yang dilontarkan oleh orang tua bisa mempengaruhi self esteem anak.
5. Selalu Mengkritik Anak
Mengkritik anak ketika mereka berbuat salah memang hal yang wajar, tetapi kritikan yang dilakukan secara terus-menerus juga bisa membuat anak merasa dihakimi dan mempengaruhi kondisi mentalnya. Anak yang selalu dikritik oleh orang tua bisa menjadikan mereka pribadi yang selalu meminta maaf, tidak percaya diri, selalu menghindari risiko, dan merasa defensif. Pada akhirnya, si kecil merasa tidak percaya akan kemampuannya sendiri dan takut untuk mengeksplor banyak hal.
Tips bagi Orang Tua jika Anak menjadi Korban Bully dan Harassment
Foto: Freepik
Sebagai orang tua, Mommies tentu harus peka terhadap perubahan kondisi yang terjadi pada anak. Ketika Mommies mengetahui anak menjadi korban bully, berikut ini beberapa tips yang bisa diterapkan, antara lain.
1. Memberikan Validasi pada Perasaan Anak
Hal pertama yang perlu dilakukan orang tua adalah memvalidasi perasaan si kecil. Usahakan agar Mommies bisa menjadi pendengar yang baik untuk turut merasakan apa yang mereka hadapi ketika mendapatkan bullying. Hal ini bertujuan untuk membuat anak merasa lebih aman dan nyaman dalam mengekspresikan emosinya.
2. Menjelaskan bahwa Bullying yang Didaparkan Anak Merupakan Hal Negatif
Setelah mengetahui kondisi emosional anak, orang tua bisa membantu menjelaskan kepada mereka bahwa bullying yang dilakukan oleh orang lain kepada anak merupakan perbuatan yang salah dan tidak baik. Selain itu, jangan lupa juga untuk memberitahu si kecil bahwa mereka tidak pantas mendapatkan bullying tersebut karena semua orang memiliki hak untuk diperlakukan secara baik.
3. Melatih Anak Berbicara Asertif
Ketika emosi anak sudah lebih stabil, tindakan selanjutnya yang bisa Mommies terapkan adalah dengan mengajari anak cara berbicara asertif. Asertif merupakan keterampilan berkomunikasi secara jujur, tegas, serta lugas, tetapi tetap menghargai perasaan orang lain. Tujuannya agar si kecil bisa menyampaikan hal-hal yang dirasakan dan tidak disukai.
4. Komunikasikan kepada Pihak Sekolah
Apabila Mommies sudah mengetahui bahwa si kecil benar mendapatkan tindakan bully oleh teman-temannya maka hal yang harus dilakukan adalah segera memberitahu pihak sekolah untuk mencari solusi bersama. Usahakan ketika berkomunikasi dengan pihak guru, Mommies bisa fokus pada permasalahan dan tidak terlarut oleh emosi, ya!
5. Mendapatkan Bantuan dari Psikolog Anak
Hal terakhir yang bisa Mommies lakukan ketika kondisi anak semakin memburuk karena sudah mempengaruhi mental dan kegiatan sehari-harinya adalah dengan mendapatkan bantuan dari psikolog anak. Tujuannya adalah untuk membantu meregulasi perasaan anak, sehingga bisa mengatasi trauma yang dialaminya.
Itu dia sekian kesalahan orang tua yang bisa menyebabkan anak menjadi korban bully yang perlu Mommies ketahui. Semoga informasi di atas bisa menginspirasi Mommies untuk lebih peka pada perasaan si kecil, ya!
BACA JUGA: Cyberbullying pada Anak: Dampak Mengerikan dan Cara Melawannya
Ditulis oleh: Nariko Christabel
Cover: Freepik
Share Article


POPULAR ARTICLE


COMMENTS