banner-detik
PARENTING & KIDS

Ini 5 Faktor yang Membuat Orang Tua Tega Membunuh Anaknya Sendiri

author

Katharina Menge23 Oct 2023

Ini 5 Faktor yang Membuat Orang Tua Tega Membunuh Anaknya Sendiri

Mungkin akan tidak nyaman bagi sebagian orang, tetapi ternyata ada beberapa faktor yang membuat orang tua tega membunuh anaknya sendiri. Ini penyebabnya!

Bukan tidak mungkin orang tua membunuh anaknya sendiri, sebab hal itu banyak kita temukan dalam kasus kriminal yang terungkap. Kasus pembunuhan anak dan istri oleh ayahnya sendiri di Subang tiga tahun lalu adalah salah satunya.

Padahal sosok orang tua seharusnya sosok mereka mengayomi dan melindungi anak-anaknya, bukan malah membunuh mereka. Namun kenyataannya kondisi orang tua yang membunuh anak sendiri memang ada dan hal itu disebabkan oleh banyak hal.

Mengutip dari unggahan psikolog Febrizky yahya, S.Psi, M.Si di Instagramnya, @ebifebrizky, dikatakan bahwa ada istilah untuk kejadian ini.

Dalam istilah piskologis, tindakan ini disebut filicide. Filicide adalah tindakan yang dilakukan secara sengaja oleh orang tua untuk membunuh anaknya sendiri. Kata filicide berasal dari bahasa Latin ‘filius’ dan ‘filia’ dan akhiran -cide, dari kata ‘caedere’ yang berarti ‘membunuh’. Kata tersebut dapat merujuk pada kejahatan dan pelaku kejahatan.

BACA JUGA: 10 Bentuk Kasih Sayang yang Salah dari Orang Tua Terhadap Anak

Faktor yang Membuat Orang Tua Membunuh Anaknya

Ini dia lima faktor yang membuat orang tua melakukan tindakan Filicide atau membunuh anak sendiri dengan sengaja.

bayi baru lahir

1. Altrustic

Penyebab orang tua bunuh anaknya sendiri bisa dikarenakan mereka menganggap itu karena cinta. Orang tua menganggap membunuhnya adalah pilihan terbaik dan demi kebaikan sang anak sendiri. Hal ini disebut Altrustic Filicide.

Contoh kasusnya bisa dilihat pada kasus pembunuhan yang dilakukan oleh orang tua terhadap anaknya yang cacat atau mereka hidup dalam kondisi miskin. Tujuannya supaya sang anak tidak merasakan penderitaan.

2. Fatal Maltreatment

Masih ingat dengan kasus ibu yang membunuh anak kandungnya sendiri dengan dianiaya kemudian dibuang ke sungai dengan tangan terikat? Kasus itu bisa disebut Fatal Maltretament. Menurut Ebi, kondisi ini adalah terjadi pada orang tua yang awal tidak merawat anak dengan baik, atau ada sejarah melakukan kekerasan pada anak.

“Biasanya karena orang tua sering melakukan kekerasan pada anak, semakin lama tingkat kekerasannya semakin parah,” dikutip dari unggahan Ebi. Awalnya orang tua mungkin tidak bermaksud membunuh tapi karena kekerasan yang parah akhirnya sang anak malah terbunuh.

3. Unwanted Child

Seperti namanya, kasus pembunuhan karena faktor Unwanted Child pada anak oleh orang tuanya sendiri dilakukan karena orang tua tidak siap memiliki anak, tidak menginginkan anak tersebut, merasa tidak mampu mengurusnya, atau malu memiliki anak.

4. Spousal Revenge

Tindakan Filicide berikutnya bisa terjadi karena faktor adanya konflik atau pertengkaran antar pasangan. Dalam banyak kasus, akhirnya amarah yang dirasakan oleh orang tua dilampiaskan ke anak. Apalagi anak seringkali menjadi korban dalam konflik rumah tangga.

Biasanya orang tua, baik keduanya atau salah satunya, tidak mampu melampiaskan amarah mereka kepada pasangannya atau satu sama lain, hingga akhirnya sang anak yang tidak memiliki kekuatan menjadi korban.

5. Acutely Psychothic

Faktor orang tua membunuh anaknya sendiri yang berikutnya adalah karena mereka menderita gangguan kejiwaan akut psikosis. “Gejalanya adalah delusi, halusinasi, mendengar bisikan untuk membunuh anaknya hingga memiliki keyakinan palsu bahwa membunuh anaknya adalah suruhan Tuhan,” bunyi unggahan Ebi.

Ebi menekankan bahwa tidak semua orang tua yang membunuh anaknya itu mengalami gangguan kejiwaan yang berat. Di antara mereka banyak yang melakukannya secara sadar yang dipicu emosi, rasa malu, atau keinginan untuk mengakhiri penderitaan anak di dunia.

Tidak ada yang mengatakan atau berhak mengatakan bahwa mengasuh anak adalah hal yang mudah. Mengasuh anak itu membutuhkan usaha besar sehingga orang tua sangat membutuhkan bantuan dari orang sekitar atau support sosial. Misalnya dari pasangan, orang tua, mertua, sahabat, hingga tetangga.

BACA JUGA: Ini Tanda Anak Kurang Kasih Sayang dari Orang Tua dan Dampaknya Menurut Psikolog 

Cover: Freepik

Share Article

author

Katharina Menge

-


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan