banner-detik
PARENTING & KIDS

Bolehkah Bayi dan Anak-Anak Makan Telur Setengah Matang, Ini Penjelasan Dokter Anak

author

Mommies Daily18 Sep 2023

Bolehkah Bayi dan Anak-Anak Makan Telur Setengah Matang, Ini Penjelasan Dokter Anak

Memberikan bayi dan anak-anak makan telur setengah matang masih menimbulkan pro dan kontra. Ketahui dulu keamanannya dengan membaca penjelasan dari dokter anak ini.

Telur merupakan makanan favorit anak-anak hingga orang tua. Namun, timbul rasa was-was saat memberikan anak telur setengah matang. Kira-kira boleh tidak, sih, memberikan bayi dan anak-anak telur setengah matang?

Sebagai ibu yang ingin memberikan yang terbaik untuk buah hatinya, tentu ada perasaan khawatir jika asupan makanan yang diberikan tidak atau kurang baik. Terlebih telur setengah matang di masyarakat Indonesia masih dipandang sebelah mata dan dianggap tidak higienis.

Melalui akun Instagram pribadinya, dr. Miza Dito Afrizal, Sp.A berbagi cerita jika ia pun sering diberikan pertanyaan tersebut oleh para ibu. Yuk simak apa kata dr. Miza.

Beda telur setengah matang dan telur matang sempurna

Menurutnya, untuk mengetahui apa bedanya telur setengah matang dengan matang sempurna bisa dilihat dari kandungan nutrisinya.

“Jadi nutrisi dari 1 telur matang itu mengandung 77 kalori, 5,28 gram lemak, 6,26 gram protein, dan 0,56 karbohidrat. Nah sekarang gimana kalau telur setengah matang?” tanya dr. Miza.

Nah, rupanya nutrisi dan protein telur setengah matang sama dengan telur yang matang sempurna. Namun dr. Miza mengatakan bahwa ada 1 perbedaan signifikan antara kedua telur.

BACA JUGA: 15 Rekomendasi Dokter Anak Spesialis Nutrisi dan Penyakit Metabolik di Indonesia

“Walau nutrisinya sama, tapi ada perbedaan cukup signifikan di antara telur matang dan telur setengah matang. Yaitu, telur setengah matang banyak mengandung bakteri salmonella yang beresiko membuat infeksi pencernaan terutama pada dua kelompok usia,” jelas dr. Miza.

Dua kelompok usia tersebut adalah anak-anak dan lansia. Selain itu, meski bakteri salmonella umumnya menyerang sistem pencernaan tapi bisa juga menyerang sistem otak.

Bolehkah bayi dan anak-anak makan telur setengah matang?

Data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit atau CDC, semakin menguatkan pernyataan dr. Miza mengenai bahaya telur setengah matang, yaitu risiko mengandung bakteri salmonella.

Beberapa kelompok orang lebih mungkin untuk terinfeksi salmonella dan menjadi sakit parah termasuk anak-anak di bawah 5 tahun, orang dewasa berusia 65 tahun ke atas, dan orang-orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah karena masalah kesehatan.

Karena risiko paparan salmonella, bayi berusia 6 bulan ke atas tidak boleh makan telur mentah atau setengah matang. Infeksi salmonella dapat menyebabkan diare, demam, dan muntah.

Lebih lanjut, CDC menyarankan bahwa sebaiknya telur setengah matang tidak dikonsumi oleh anak di bawah usia lima tahun. Untuk anak di bawah usia lima tahun telur harus dimasak matang dan dianjurkan menggunakan telur yang sudah dipasteurisasi.

Cara membuat telur setengah matang

Telur pada dasarnya memiliki nilai gizi yang sama, baik setengah matang maupun matang sempurna. Manfaat telur setengah matang adalah lebih mudah dicerna. Jika ibu ingin menyajikan menu ini untuk anak yang lebih besar, maka perhatikan cara merebus telur setengah matang untuk mendapatkan rasa dan manfaat yang maksimal.

Cara membuat telur setengah matang dimulai dengan mempersiapkan telur mentah. Pastikan telur tidak disimpan di lemari es. Dengan menyimpan telur pada suhu ruangan, maka telur tidak akan terlalu kaget saat terkena air panas sehingga kecil kemungkinannya untuk retak.

Salah satu pertanyaan yang cukup sering adalah rebus telur setengah matang berapa menit? Telur setengah matang yang sempurna harus memiliki warna putih yang lembut dan kuning telur yang meleleh di mulut. Ibu bisa merebus telur setengah matang dengan sempurna dalam waktu pas 5 menit.

Setelah selesai merebus telur setengah matang, langsung masukkan telur ke dalam semangkuk air dingin. Ini akan menghentikan proses pemasakan dan mendinginkan cangkangnya agar mudah dikupas.

BACA JUGA: 7 Kebiasaan Sehari-hari Penyebab Cacingan pada Anak, Termasuk Tidak Cuci Tangan

Ditulis oleh: Imelda Rahma

Cover: Image by jcomp on Freepik

Share Article

author

Mommies Daily

-


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan