banner-detik
EDUCATION

5 Penyebab Anak Malas Belajar Matematika Menurut Psikolog dan Cara Mengatasinya!

author

Katharina Menge22 May 2023

5 Penyebab Anak Malas Belajar Matematika Menurut Psikolog dan Cara Mengatasinya!

Banyak orang tua bingung kenapa anak mereka malas belajar matematika, dan ini jawabannya langsung dari psikolog pendidikan.

Matematika adalah pelajaran yang sudah diperkenalkan kepada sejak usia dini, tetapi sayangnya banyak anak yang malas belajar pelajaran yang satu ini. Mungkin ada anak-anak yang menyukai matematika tapi ada banyak juga yang tidak menyukainya, atau lebih tepatnya takut untuk menyelesaikan soal-soal terkait mata pelajaran ini.

Sayangnya, jika anak-anak dibiarkan ketakutan menghadapi pelajaran matematika, itu akan berpengaruh terhadap kemampuan mereka di masa depan. Untuk mengatasi ini, Mommies perlu melakukan langkah yang tepat. Pertama-tama adalah cari tahu dulu penyebab anak malas belajar matemarika.

Penyebab Anak Malas Belajar Matematika

Mommies Daily pun bertanya kepada psikolog pendidikan, Annissa Samantha, M.Psi, Psi., yang ungkap bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan anak malas belajar matematika. Yuk, intip di bawah ini!

1. Bukan minatnya

Jika bicara tentang anak malas belajar matematika, menurut Nisa hal itu lebih spesifik dibanding anak malas belajar secara umum. “Ini erat kaitannya dengan minat mereka juga,” jelasnya.

Konsep matematika itu ada matematika dasar dan menjadi lebih kompleks serta detail di jenjang pendidikan lanjutan. Nah, minat anak mengenai matematika itu tentunya akan berbeda beda antara satu anak dengan yang lainnya. Mungkin memang ada anak yang minatnya berhitung tapi ada juga yang lebih mengarah ke bahasa, seni, hingga pelajaran yang lebih banyak bergerak. Ini satu hal yang membuat anak malas belajar matematika.

2. Cara belajar masih konvensional

Cara belajar juga memengaruhi anak dalam belajar matematika. Ketika anak malas belajar matematika, mungkin salah satu alasannya adalah cara pengajarannya yang diterapkan, baik dari sekolah maupun dari orang tua, masih konvensional, seperti mengerjakan latihan soal. Padahal untuk matematika dalam pendidikan usia dini atau sekolah dasar itu sebenarnya konsepnya adalah untuk melatih logika berpikir dan kemampuan analisa anak dulu.

3. Penyampaiannya tidak dibuat menarik dan kurang sederhana

Untuk anak usia sekolah dasar, penyampian materi matematika sangat memengaruhi mereka dalam menyukai pelajaran tersebut. Menurut Nisa, biasanya memang anak anak usia sekolah dasar tidak tertarik belajar matematika karena pelajarannya tidak dibuat menarik, rumit, dan kurang sederhana untuk anak seusia tersebut.

4. Takut membuat kesalahan

Seringkali belajar matematika orang tua menyamakan kemampuan anak dengan kemampuan mereka. Misalnya anak kesulitan menjawab 6+3, orang tua langsung memasang muka garang atau memarahinya. Perlu disadari bahwa angka itu mungkin mudah bagi orang tua, tetapi tidak untuk anak seusia mereka, ya. Mungkin juga anak punya pengalaman traumatis ketika mengerjakan matematika di sekolah, seperti dihukum guru, ditertawakan teman, atau hal memalukan lainnya. Hal ini akhirnya membuat anak jadi takut membuat kesalahan hingga akhirnya enggan belajar matematika.

5. Kurang diapresiasi

Mendapatkan nilai ujian yang baik untuk pelajaran yang kurang mereka minati sudah merupakan pencapaian yang hebat untuk anak. Artinya mereka sudah berusaha maksimal dengan belajar dan menghapal. Sayangnya, banyak orang tua yang kurang mengapresiasi hal itu dan malah fokus pada nilai anak yang tidak mencapai standar mereka.

Efek Anak Malas Belajar Matematika

Ternyata kemalasan anak belajar matematika bisa membawa efek buruk untuk mereka di masa depan. Menurut Nisa, kalau kemalasan itu dibiarkan sampai anak benar-benar malas sehingga sangat menghindar dari kegiatan atau tugas matematika, terutama di usia sekolah dasar, maka akan sangat disayangkan.

“Kemampuan logika anak atau kemampuan analisanya jadi tidak terasah,” jelas Nisa. “Karena sebenarnya kemampuan matematika itu adalah kemampuan dasar yang sebaiknya dimiliki setiap anak. Meski kemampuan anak berbeda-beda, ada yang secukupnya ada juga yang tertarik sehingga menyukai pelajaran tersebut,” tambahnya.

Jadi, untuk para orang tua sangat penting untuk membuat anak mau belajar matematika karena itu adalah kemampuan dasar yang akan mereka butuhkan di masa depan, terlepas mereka bekerja di bidang matematika atau bukan.

Bantuan yang Bisa Diberikan Orang Tua

Supaya minat anak belajar matematika meningkat, orang tua juga perlu memberikan bantuan dalam berbagai bentuk. Nisa pun memberikan beberapa bantuan yang bisa dilakukan oleh orang tua.

1. Jangan dibuat menakutkan

Kalau zaman Mommies dan Daddies dulu mungkin matematika diajarkan sebagai pelajaran yang menakutkan dengan cara belajar yang juga menakutkan. Kini jangan lakukan hal yang sama kepada anak, ya. Buang jauh model belajar dengan keras dan menakut-nakuti anak. Sekarang coba pelajari konteks belajar masa kini yang memang lebih sesuai untuk anak-anak usia.

Kalau anak malas itu faktornya banyak, tetapi jika untuk matematika kaitannya erat dengan dia gak minat dengan apapun yang berbau-bau angka dan tidak suka duluan karena konsepnya cukup abstrak. “Apalagi untuk anak-anak usia sekolah dasar, konsep abstrak ini harus dibuat serealistis mungkin,” jelas Nisa. Meski sulit, tetapi ini adalah hal yang bisa dilakukan supaya anak tidak takut duluan dengan angka.

2. Kaitkan dengan kehidupan sehari-hari

Ketika membantu anak belajar matematika, cobalah tidak dengan memberikan latihan soal. Coba kaitkan setiap soal dengan realita di lapangan, seperti memanfaatkan mainan atau sayur-sayuran. Dibanding bertanya, “Kamu mau beli robot 2, satu robot harganya Rp15.000. Berarti kalau kamu beli dua kamu harus bayar berapa?”

Anak akan jadi lebih mudah mengerti dengan pendekatan seperti itu. Mommies pun bisa mulai bertanya seputar hal-hal yang menggunakan hitungan ringan pada anak-anak lewat kegiatan sehari-haru.

3. Selalu apresiasi pencapaian anak

Sekecil apapun, bahkan jika nilai matematikanya hanya bertambah 20 poin dari sebelumnya, coba untuk apresiasi hal tersebut. Jangan malah bilang, “Kok nambahnya cuma 20 poin, sih?” Apalagi jika Mommies tahun matematika bukan hal yang anak minati, maka apresiasi yang Mommies berikan akan sangat berpengaruh untuknya.

4. Bahas pencapaian tersebut

Selain mengapresiasi pencapaian anak, Mommies juga bisa membahas dengan anak apa yang sudah dia lakukan untuk mencapai kenaikan 20 poin tersebut. Tujuannya supaya anak juga sadar kalau ada yang berubah dan itu menghasilkan hal baik. “Jadi, bukan rasa takutnya terhadap matematika yang diangkat tapi perkembangan secara positifnya yang diangkat,” jelas Nisa.

5. Tumbuhkan minatnya

Orang tua juga perlu membangkitkan minat anak terhadap matematika. Sebab anak tidak akan langsung menjadi malas belajar kalau minatnya bisa tumbuh. Jadi, peran orangtua adalah menumbuhkan minat anak anak supaya dia tidak keburu takut atau malas berhadapan dengan soal-soal matematika.

5. Sering latihan

Terakhir, setelah berusaha menumbuhkan minat anak upaya anak tidak ketakutan dan malas menghadapi matematika, penting untuk sering latihan. “Kalau anak enggak pernah latihan maka enggak terbiasa untuk memahami logika berpikirnya seperti apa,” tutup Nisa.

BACA JUGA: 

Cover: Freepik

Share Article

author

Katharina Menge

-


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan