banner-detik
PARENTING & KIDS

Ini Pelajaran yang Anak Dapatkan dari Orangtua Beda Agama

author

RachelKaloh12 Dec 2022

Ini Pelajaran yang Anak Dapatkan dari Orangtua Beda Agama

Orangtua tidak perlu khawatir akan masa depan anak yang tumbuh di keluarga multi agama. Karena sebetulnya, banyak pelajaran yang anak dapatkan dengan memiliki orangtua beda agama.

Pernikahan campur alias beda agama sebetulnya sudah terjadi dari jaman dulu. Memang, kalau dilihat dari peraturan negara, sih, hal ini dianggap tidak sah, meski lalu peraturannya kembali berubah. Yang jelas, pernikahan beda agama ini tidak akan bisa dilakukan ketika tidak dilandaskan oleh keyakinan dan persetujuan kedua belah pihak, suami dan istri. Bila pada akhirnya pernikahan ini berjalan baik sampai keluarganya bertumbuh besar dengan anak dan cucu, tidak mungkin hal positif tidak ikut tertanam di dalamnya. Maka, inilah pelajaran yang anak dapatkan dari orangtua dengan keyakinan berbeda alias beda agama. 

Pelajaran 1: TOLERANSI

Anak yang lahir dari pasangan suami istri beda agama itu punya privilege untuk memperoleh pendidikan toleransi paling konkret yang bisa ia dapatkan. Tidak sekadar paham teori seperti yang diajarkan di pelajaran PPKn atau Pendidikan Pancasila. Anak mungkin tahu makna dari toleransi, tetapi bila ia melihat langsung kedua orangtuanya menerapkan toleransi yang besar sepanjang kehidupannya, maka sikap tenggang rasa yang anak miliki mungkin bahkan lebih besar di antara temannya yang lahir dari keluarga satu agama.

Baca juga: 5 Cara Mengajarkan Toleransi pada Anak

Pelajaran 2: Kemampuan melihat dari berbagai sudut pandang

Selain toleransi, yang juga penting untuk ditanamkan pada anak adalah kemampuan melihat suatu hal tidak hanya dari 1 POV. Ketika anak tumbuh  dengan perbedaan keyakinan dari masing-masing orangtuanya, tidak akan ada anggapan bahwa agama itu memicu perpecahan. Melainkan, anak terbiasa melihat dari sudut pandang dua agama. Ia akan lebih mampu memahami permasalahan yang terjadi, yang menyangkut agama. Maka ketika anak terpapar berita dari media yang memberi kesan perpecahan maupun menyinggung salah satu agama, ia tidak akan mudah terhasut karena selama hidupnya, ia tidak melihat agama sebagai suatu hal yang bertujuan negatif. 

Pelajaran 3: Tidak menjunjung tinggi satu agama, tetapi menerapkan nilai penting sebagai makhluk sosial

Anak mungkin akan tumbuh dengan ideologi bahwa kasih sayang dan toleransi adalah kunci manusia (orangtuanya) bisa hidup rukun, meski keduanya mengimani kepercayaan yang berbeda. Anak akan paham bahwa dunia akan menjadi lebih baik ketika agama tidak dijadikan sebagai senjata untuk saling menghakimi satu sama lain, bahkan yang paling buruk, sebagai senjata untuk membenarkan kekerasan. Biasanya, anak akan lebih menjunjung tinggi nilai-nilai yang perlu ia miliki sebagai makhluk sosial, tanpa memandang jenis agamanya. 

“The purpose of religion is to control yourself, not to criticise others.”

― Dalai Lama 

Pelajaran 4: Bukan masalah benar tidaknya satu agama, tapi bagaimana seseorang menjalaninya dengan sungguh-sungguh

Ketika pasangan suami istri sudah aware dengan perbedaan agama, maka hal ini tidak akan menjadi isu dalam pernikahan tersebut. Kerabat dekat saya yang kebetulan tumbuh di keluarga yang multi agama bercerita bahwa justru ayahnya lah yang berperan membimbing dan mendukung ibunya untuk menjalani agamanya (islam) dengan rajin sholat, belajar alquran dengan sungguh-sungguh, sampai akhirnya ibunya bisa naik haji. 

“If our faith can be shaken from merely learning about a different tradition, then that faith is not worth keeping”

― Dr. Kang Won Yong

Pelajaran 5: Masa depan anak lebih cerah karena terlatih menerima perbedaan 

Anak yang beragama Kristen, misalnya, tidak akan merasa kesulitan ketika ia bersekolah di sekolah negeri, di mana mayoritas temannya muslim. Sementara anak yang beragama islam pun tidak akan merasa kesulitan untuk beradaptasi ketika ia kuliah di luar negeri. Mereka justru akan lebih mudah merasa nyaman ketika diundang dalam berbagai acara atau tradisi keagamaan. Wong selama ini biasa Natalan bareng, ikutan puasa dan makan ketupat. Selain itu, anak yang selama ini mendapatkan pengetahuan akan dua agama biasanya memiliki pemahaman yang lebih besar pula tentang politik dunia, sejarah, budaya dan sastra. Ini tentu menjadi nilai plus bagi masa depannya kelak.

Baca juga: 3 Hal Penting di Dalam Pernikahan Beda Agama

Image by Freepik

Share Article

author

RachelKaloh

Ibu 2 anak yang hari-harinya disibukkan dengan menulis artikel dan content di media digital dan selalu rindu menjalani hobinya, menjahit.


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan