Kalau Mommies dan Daddies bertanya kapan usia yang tepat untuk memasukkan anak ke pesantren, maka ini jawaban dari psikolog anak.
Pondok Pesantren PPTQ Al Hanifiyyah di Mojo, Kediri, Jawa Timur bernama Bintang Balqis Maulana (14) meninggal dunia karena diduga dianiaya oleh rekannya.
Kasus santri yang baru-baru ini meninggal di Pondok Pesantren PPTQ Al Hanifiyyah di Mojo, Kediri, Jawa Timur membuat banyak pertanyaan kembali bermunculan, salah satunya adalah kapan usia yang tepat memasukkan anak ke pesantren?
Santri bernama Bintang Balqis Maulana meninggal di usia 14 tahun dan dipulangkan ke keluarganya dalam keadaan tak bernyawa. Dari fakta yang dirangkum, tubuh almarhum dipulangkan dalam kondisi penuh lebam, ditambah ada luka jeratan di leher.
Dilansir dari CNN, Ibunda Bintang, Sutanti mengungkapkan anaknya pernah mengirim pesan sebelum meninggal dunia. Sang anak minta dijemput pulang dari pesantren. Namun Bintang disuruh bersabar oleh Sutanti.
BACA JUGA: Tips Sebelum Memasukkan Anak ke Pesantren atau Boarding School Menurut Psikolog
Saat ingin memasukkan anak ke pesantren atau boarding school tentu saja ada banyak hal yang harus dipertimbangkan. Mulai dari meastikan apakah orang tua siap berpisah dengan anak, apakah anak sudah siap untuk tinggal jauh dari orang tua, hingga banyak pertimbangan lainnya mengenai sekolah.
Salah satu yang jadi perhatian tentu aja usia anak. Siapkan anak untuk masuk pesantren atau boarding school di usianya saat ini? Menurut Psikolog Anak dan Keluarga Anna Surti Ariani SPsi, MSi, Psi yang akrab disapa Mbak Nina, sebaiknya jika ingin mengirim anak ke boarding school tunggu sampai ia ada di usia SMA, sekitar 15 tahun.
“Karena kalau SMA tahap perkembangannya agak berbeda, artinya dia sangat mandiri, sudah bisa jauh dengan orangtuanya, lebih tergantung dari orang di luar keluarganya. Boarding school ini bisa menjadi solusi kalau tahap perkembangannya sudah ada di area itu (SMA tadi),” ungkap Mbak Nina.
Dia juga menjelaskan bahwa anak usia SMP dirasanya masih belum tepat untuk dimasukkan ke pesantren atau boarding school. “Kalau SMP, sih, menurut saya masih belum tepat. SMP mulai puber, tetapi justru di fase ini ketika orangtua masih bisa mempertahankan kedekatannya dengan si anak, itu bisa menjadi dasar yang baik untuk perkembangannya ke depan,” ungkap Mbak Nina lebih jelas.
Fakta menarik yang Mbak Nina dan rekan-rekannya temukan di lapangan, dewasa ini makin banyak menemui orangtua yang memasukkan anaknya ke boarding school karena alasan tidak percaya diri mendidik anak. Dan yang lebih menyedihkan, ada anak yang sengaja dikirim ke boarding school karena orangtuanya sedang dalam proses perceraian.
Foto: Freepik
Jangan mentang-mentang menitipkan anak di sekolah, lalu orangtua lantas lepas tangan begitu saja. Mbak Nina mengingatkan, bagaimanapun tanggung jawab utama ada di tangan orangtua. Ada 5 hal yang bisa Mommies terapkan jika memilih boarding school untuk buah hati tercinta.
Walau komunikasi dibatasi, tetapi Mommies tetap harus memastikan punya komunikasi yang baik dengan anak. Misalnya ketika hanya boleh dihubungi di hari-hari tertentu, maka manfaatkan kesempatan itu sebaik-baiknya.
Usahakan ada barang-barang pribadi yang “menghubungkan” anak dengan orangtuanya. Misalnya baju ibu yang dibawa anak, atau mainan tertentu yang biasanya dimainkan satu keluarga. Sehingga ketika anak kangen dengan orangtuanya, dan sebaliknya jadi punya perwakilan dari barang tersebut.
Ketika anak pulang ke rumah, coba turunkan ekspetasi Mommies tentang reaksi anak. Artinya begini, anak usia SMA terkadang sedang berada di tataran yang senang memberontak. Jadi Mommies tak terlalu kecewa jika anak tidak bersikap “manis” saat ketemu dengan Anda.
Kalau orang tua sudah punya ekspetasi yang lebih tepat, maka relasi orang tua tidak terlau terancam kalau anak sedang ngambek. Kalau ekspektasi orang terlalu terlalu tinggi, nanti kalian juga yang akan, dan itu akan merusak suasana.
Orang tua harus yakin menitipkan anak ke tempat yang tepat. Karena sudah menjadi rahasia umum di beberapa asrama atau boarding school berpontensi menjadi banyak masalah, mulai dari penyebaran narkoba, homoseksual, pelecehan seks, bullying, dan lain-lain.
Pantau perkembangan anak dan jika ada isu-isu tertentu, usahakan Anda sebagai orangtuanya tetap tahu. Jangan lepas tangan kepada pihak sekolah. Kenali sistem asrama dan sekolah, serta kenali juga orang-orang yang bertanggung jawab terhadap sekolah dan asrama.
Ketahui SOP untuk keadaan-keadaan tertentu, misalnya jika anak di-bully, apa yang akan dilakukan pihak sekolah. Kalau pesantren atau boarding school yang sudah cukup matang biasanya mereka bisa menjawab dengan tegas dan jelas perihal SOP yang berlaku di sekolah.
Jadi, penting sekali untuk orang tua melakukan persiapan matang dan mengenal pesantren atau boarding school tempat anak menimba ilmu. Namun yang tak kalah penting adalah memastikan usia anak sudah cukup.
BACA JUGA: Tips Memilih Pesantren yang Terbaik dan Aman untuk Pendidikan Anak, Orang Tua Harus Tahu!
Cover: Freepik