Sorry, we couldn't find any article matching ''
Lansia Tantrum, Kok Bisa? Ini Sebab-sebabnya
Lansia tantrum ternyata bisa terjadi lho. Kenali tanda-tandanya supaya kita menghindari terjadinya tantrum pada lansia di rumah.
Melihat anak balita bahkan ABG tantrum, kita sudah biasa. Tapi orang lanjut usia? Ketika kita pikir orang-orang seusia mereka justru sudah jauuuh lebih adem, melihat mereka meledak karena amarah pasti membuat kita ternganga. Apa penyebabnya ya?
Anda mengira orang tua akan melunak seiring bertambahnya usia, tetapi jika yang terjadi justru sebaliknya, ini berarti ada yang perlu Anda amati baik-baik karena kecil kemungkinan mereka marah-marah tanpa sebab. Jadi, apa yang memicu orang-orang lanjut usia mudah marah dan mengalami tantrum?
Baca juga: Negara Ramah Lansia, Seperti Apa?
Ini beberapa alasan penyebab lansia tantrum
Photo by Vlad Sargu on Unsplash
Takut menghadapi kematian
Tidak pernah mudah untuk menerima kenyataan bahwa kita bisa mati kapan saja. Lansia mungkin telah bertahun-tahun menyangkal fakta itu sampai titik tertentu. Tetapi waktu berjalan dan kondisi mereka membuat mereka suka tidak suka, siap tidak siap harus menerima fakta itu. Ini dapat menyebabkan kecemasan, frustrasi, dan atau depresi yang mereka lampiaskan kepada orang lain.
Ada kalanya, kematian teman dekat, pasangan, anggota keluarga, atau bahkan hewan peliharaan dapat menimbulkan ketakutan membayangkan kematian mereka sendiri.
Sangat bergantung kepada orang lain
Alasan lain adalah karena mereka tidak bisa mandiri lagi. Frustrasi karena harus dibantu bahkan untuk mengerjakan hal-hal sepele. Terkadang orang lanjut usia memiliki masalah dalam berpakaian, memasak, atau melakukan aktivitas lain, sehingga mereka membutuhkan lebih banyak bantuan. Ini tidak hanya membuat frustrasi, tetapi juga malu.
Menderita berbagai penyakit dan nyeri
Bertambahnya usia bisa menyakitkan dan penuh dengan masalah kesehatan. Sendi, otot, dan tulang lansia tidak sefleksibel dulu. Jarang banget mereka bisa bangun pagi tanpa keluhan rasa sakit atau nyeri dan, rasa sakit pun meningkat.
Selain itu, banyak lansia juga harus berurusan dengan masalah seperti infeksi saluran kemih. Merasakan sakit dan nyeri setiap dan sepanjang hari tentu wajar membuat mereka crancky dan gampang marah.
Efek samping obat
Beberapa efek samping dari obat-obat tertentu dapat menyebabkan perubahan suasana hati dan/atau perubahan perilaku. Sebaiknya laporkan jenis perubahan ini dan reaksi lainnya kepada dokter.
Demensia atau Alzheimer
Photo by Johnny Cohen on Unsplash
Situasi lain sewaktu perilaku orang tua berubah secara bertahap adalah karena gangguan kognitif dari demensia atau Alzheimer yang menyebabkan kehilangan memori, penilaian dan penalaran. Menurut Asosiasi Alzheimer, akibat frustrasi lansia bisa berperilaku agresif secara verbal atau fisik. Hal itu dapat terjadi secara tiba-tiba. Yang perlu dipahami adalah tindakan mereka tidak dilakukan dengan sengaja. Lansia mungkin marah dengan diri mereka sendiri karena tidak dapat mengingat hal-hal yang dulu mudah diingat dan melampiaskannya kepada orang lain.
Bisa jadi, mereka bahkan mungkin tidak mengingat siapa Anda setiap kali Anda berbicara sehingga perlakuan mereka kepada Anda sangat berbeda. Untuk itu, Anda perlu memeriksa faktor fisik, lingkungan, dan komunikasi yang dapat berkontribusi pada kemarahan mereka:
- Rasa sakit atau ketidaknyamanan fisik. Apakah mereka lelah, haus, lapar, atau terkena infeksi yang tidak dapat mereka komunikasikan.
- Suara keras, suara berisik, atau kondisi yang kacau dapat membuat lansia frustrasi, lalu diekspresikan dengan marah atau agresi. Mereka mungkin merasa tidak aman jika mereka tidak tahu di mana mereka berada atau bersama siapa.
- Pastikan untuk menjaga agar instruksi Anda tetap sederhana. Terlalu banyak pilihan, pertanyaan rumit, atau berulang kali mengoreksi bisa bikin lansia kesal. Ngalah aja ketika Ibu Anda ngotot bilang peliharaan tetangga sebelah itu burung kakaktua, padahal mereka pelihara anjing peking.
Baca juga: Tarif Bulanan Panti Jompo Tahun 2022
Depresi atau penyakit mental lainnya
Sayangnya, depresi dan penyakit mental lebih sering terjadi pada manula dan dengan cara yang berbeda-beda. Mengutip WebMD, “Depresi memengaruhi sekitar 6 juta orang Amerika berusia 65 tahun ke atas. Tetapi hanya 10% yang mendapatkan pengobatan untuk depresi.”
Situs The US National Library of Medicine’s MedlinePlus.gov melaporkan bahwa, pada lansia, perubahan hidup, kondisi kesehatan fisik dan mental yang menurun dapat meningkatkan risiko depresi atau memperburuk depresi yang sudah ada seperti:
- Pindah ke panti wreda
- Mengidap penyakit kronis
- Anak-anak pindah
- Pasangan hidup atau sahabat meninggal dunia
- Sangat bergantung kepada orang lain
- Konsumsi alkohol berlebihan dan obat-obatan tertentu (seperti obat tidur) yang memperburuk depresi.
- Penyakit mental seperti kecemasan dan bipolar
- Penganiayaan secara fisik dan mental yang berlangsung sangat lama
Sebisa mungkin, libatkan lansia dalam acara keluarga agar tak sering sendirian. Jika memungkinkan, minta orang tua melakukan hal-hal ringan dan mudah untuk anak atau cucunya agar mereka merasa berarti. Banyak berolahraga, cukup istirahat, dan punya hobi atau kegiatan yang mereka sukai. Jika dibutuhkan, carilah bantuan profesional.
Share Article
COMMENTS