Pencerahan buat mommies yang punya anak remaja dan ingin tahu kompetensi anak, bisa menjalani tes minat bakat anak. Supaya nggak salah jurusan nantinya.
Ada nggak mommies yang mengalami “salah jurusan” semasa sekolah? Saat SMA, nggak pengen masuk IPA tapi disuruh masuk IPA oleh guru dan orang tua. Mau kuliah, ikut-ikutan teman daftar jurusan hukum padahal minat aja engga. Nggak paham minatnya apa, bakatnya di mana. Bekalnya dari apa kata orang tua dan ikut-ikutan teman aja. Lalu sekarang, stuck menjalankan profesi yang nggak sesuai minat dan bakat diri.
Tentu kita nggak mau anak-anak kita mengalami hal serupa. Cita-citanya, anak bisa menjalani profesi yang sesuai dengan minat, bakat serta kompetensinya. Nah, untuk dapat mengetahui apa sebetulnya minat dan bakat anak, salah satunya bisa melalui tes minat bakat. Nantinya, kita bisa mengarahkan anak untuk menempuh studi yang sesuai dengan minat dan bakatnya tersebut.
Supaya lebih memahami bagaimana pentingnya tes minat bakat anak, saya bertanya seputar tes minat bakat ini kepada Mbak Irma Gustiana, M.Psi, Psikolog, dari Klinik Psikologi Ruang Tumbuh, yang akrab disapa Mba Ayank Irma.
Mbak Ayank, sebetulnya seberapa perlu anak menjalani tes dan minat bakat?
Sangat perlu, terutama ketika anak sudah mencapai usia remaja. Anak-anak perlu mengetahui apa potensi mereka, kompetensi apa yang mereka sudah punya dan bakat-bakat apa yang bisa dieksplorasi dan seberapa jauh minat-minat mereka. Tes ini juga berguna saat ingin memilih jurusan baik di SMA maupun jurusan kuliah kelak, apakah sudah sesuai dengan profil psikologisnya anak. Kalau sudah sesuai, itu akan meminimalisasi adanya kegagalan dalam mengikuti pendidikan di jenjang yang lebih lanjut.
Usia berapa sebaiknya tes dilakukan?
Secara normatif, tes minat bakat yang berhubungan dengan penilaian atau assessment secara objektif bisa dilakukan oleh anak mulai dari usia 14 tahun atau setara dengan kelas 3 SMP.
Kalau untuk anak yang usianya lebih muda, bisa juga nggak, Mbak?
Bisa juga, tapi memang secara norma model tesnya bukan seperti tes minat dan bakat untuk anak usia 14 tahun ke atas tadi. Kita bisa melakukan proses penilaian secara individu dibantu oleh psikolog untuk bisa memetakan kekuatan atau pengembangan anak untuk memaksimalkan kemampuan yang dimiliki mereka. Biasanya untuk anak yang lebih kecil, perlu wawancara dengan orang tua juga.
Baca juga: Mengenal Kurikulum Prototipe dan Keunggulannya untuk Pendidikan Anak
Apakah perlu diulang di usia tertentu?
Umumnya, hasil tes itu berlaku kurang lebih 1 tahun. Dalam satu tahun itu biasanya ada perkembangan atau perubahan dalam hal kognisi, minat atau bakat anak. Jadi, misalnya anak ikut tes di kelas 3 SMP untuk penjurusan SMA, lalu nanti di kelas 3 SMA bisa ikut lagi untuk penjurusan kuliah. Jadi tes bisa diulang sekitar 2-3 kali sejak masa remaja. Tapi misalkan anak nanti mau melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi lagi, misal magister, atau mau berkarir, itu boleh melakukan tes kembali.
Persiapan apa yang harus dilakukan sebelum anak menjalanan tes minat dan bakat?
Sebetulnya tidak ada persiapan khusus. Orang tua hanya perlu membantu anak mempersiapkan fisik, stamina dan moodnya. Karena dalam tes ini anak akan menggunakan daya nalar dan analisisnya. Jadi kalau staminanya bagus, anak cukup tidur, dan hatinya gembira, itu bisa memengaruhi kualitas hasil tes. Artinya hasilnya betul-betul sesuai dengan minat dan bakat anak yang sebenarnya.
Apakah minat dan bakat anak bisa diidentifikasi dengan cara natural?
Bisa. Kita bisa melakukan observasi terhadap tumbuh kembang anak sedari kecil. Melalui pola kebiasaan, apa yang paling anak suka, apa yang sering dilakukan anak berulang-ulang dan ia mahir dalam hal apa. Itu sebetulnya sudah menunjukkan minat dan bakat anak. Tapi, kembali lagi, bakat itu kalau nggak diasah, bisa tenggelam, ya.
Jika anak tidak menjalankan tes minat dan bakat, kendala apa yang bisa dihadapi anak maupun orang tua?
Tes minat bakat ini sebetulnya bukan wajib sifatnya ya, namun sebuah rekomendasi. Tes minat bakat ini memang dianjurkan untuk anak-anak bagi yang belum mengetahui apa minat dan bakatnya. Atau, bagi anak-anak yang sudah mengetahui namun ingin memastikan apakah minat dan bakatnya ini memang betul-betul sesuai untuk anak. Tujuannya kembali lagi, untuk meminimalkan potensi kegagalan di jenjang pendidikan yang akan datang.
Baca juga: 7 Jenis Tes Bahasa Inggris, Biaya, dan Tempat Tesnya