banner-detik
EDUCATION

Mengenal Kurikulum Prototipe dan Keunggulannya untuk Pendidikan Anak

author

Katharina Menge27 Jan 2022

Mengenal Kurikulum Prototipe dan Keunggulannya untuk Pendidikan Anak

Yuk, kenalan dengan kurikulum prototipe dari berbagai sisi supaya Anda siap mendampingi si kecil saat belajar nanti.

Kurikulum prototipe kini menjadi salah satu opsi metode pembelajaran yang diterapkan di beberapa sekolah, bersama dengan kurikulum 2013 dan kurikulum darurat. Masih banyak orang tua yang belum memahami apa itu kurikulum prototipe dan keunggulannya untuk si kecil. Supaya tidak ketinggalan, yuk, mengenal kurikulum prototipe dengan lengkap dan jelas.

BACA JUGA: 23 Hal yang Wajib Diperhatikan Saat Memilih Sekolah Dasar

Apa itu Kurikulum Prototipe?

Dilansir dari laman Direktorat Sekolah Dasar, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) kini memberikan pihak sekolah tiga opsi kurikulum yang bisa digunakan dalam proses pembelajaran mulai tahun 2022-2024 mendatang. Salah satunya adalah kurikulum prototipe.

Kurikulum prototipe adalah kurikulum berbasis kompetensi yang bertujuan mendukung pemulihan proses pembelajaran dengan menerapkan sistem pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning). Tujuan pembelajarannya adalah untuk mendukung pengembangan karakter anak sesuai dengan profil pelajar pancasila.

Dalam kurikulum ini, masing-masing sekolah diberikan keleluasaan untuk memberikan para siswanya proyek-proyek pembelajaran yang relevan dan dekat dengan lingkungan sekolah.

Supriyatno, Pelaksana Tugas Kepala Pusat Perbukuan Kemendikbudristek, mengatakan bahwa hingga saat ini kurikulum prototipe sudah diterapkan di 2.500 sekolah. Semua sekolah tersebut sudah tergabung dalam program Sekolah Penggerak tahun 2021. Namun mulai tahun 2022 ini, sekolah-sekolah yang tidak termasuk dalam sekolah penggerak akan diberikan pilihan untuk bisa menerapkan kurikulum ini dalam proses belajarnya.

“Tidak ada seleksi sekolah mana yang akan menggunakan kurikulum ini, tetapi yang kami lakukan hanya pendaftaraan dan pendataan. Sekolah-sekolah dapat menggunakan kurikulum prototipe secara sukarela tanpa seleksi,” jelas Supriyatno saat hadir dalam Sosialisasi Kurikulum dalam rangka Pemulihan Pembelajaran di Kantor Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP), Bengkulu, Senin (17/1), dikutip dari Siaran Pers Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

Nanti di tahun 2024, Kemendikbudristek baru akan menetapkan kebijakan mengenai kurikulum mana yang akan dijadikan kurikulum nasional untuk pemulihan pembelajaran. Pilihannya antara tiga opsi yang sudah disediakan sebelumnya.

BACA JUGA: Siapkan 6 Hal Ini Ketika Anak Masuk Sekolah Dasar

Kelebihan Kurikulum Prototipe

Keleluasan yang diberikan kepada sekolah dalam kurikulum ini akan sangat menguntungkan, baik untuk siswa dan juga guru. Karena menerapkan sistem pembelajaran berbasis proyek, guru tidak lagi diburu oleh target materi pembelajaran yang padat. Dengan begitu waktu belajar anak juga tidak terlalu padat. Guru-guru juga bisa lebih fokus pada pemberian materi esensial yang berorientasi pada kebutuhan dan penguatan karakter siswa.

Selain itu, pada kurikulum ini metode pembelajarannya juga lebih bervariasi dan didukung situasi belajar yang lebih menyenangkan bagi guru dan siswa. Para guru pun memiliki kesempatan untuk mengeksplorasi potensi siswa siswinya lewat beragam inovasi pembelajaran.

Supriyatno menambahkan bahwa pembelajaran berbasis proyek dianggap sangat penting untuk pengembangan karakter siswa karena mereka dapat kesempatan untuk belajar lewat pengalaman atau experiential learning. Para orang tua juga harus tahu bahwa kurikulum prototipe ini mengacu pada nilai-nilai Pelajar Pancasila.

Jadi, saat siswa belajar kepedulian terhadap lingkungan dengan cara menanam tumbuhan, pada saat itu juga mereka belajat tentang pentingnya kerjasama. Dalam satu proyek, akan sangat memungkinkan untuk anak belajar beberapa materi, dan mungkin saja lintas pelajaran. Selain bekerja sama, anak-anak juga akan belajar langsung bagaimana bertoleransi, saling menjaga, dan nilai Pancasila lainnya.

Kurikulum ini berorientasi memberikan ruang kepada anak-anak untuk berkreasi dan mengembangkan potensi belajar supaya mereka merasa menemukan makna dari proses tersebut dan bisa memecahkan masalahnya sendiri secara mandiri maupun berkelompok. Hal itu akan mengembangkan secara utus sisi akademik dan nonakademiknya.

BACA JUGA: Persyaratan Masuk Sekolah Negeri

Share Article

author

Katharina Menge

-


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan