Ketika berbicara tentang stroke, selama ini kita mengira penyakit ini hanya menyerang orang-orang tua. Namun ternyata, usia muda juga bisa mengalami stroke.
Berdasarkan data dari National Stroke Association, sekitar 15% kasus stroke justru terjadi pada usia muda, tepatnya 18-55 tahun. Sementara itu, menurut studi yang dipublikasikan di jurnal Stroke pada Februari 2020, sekitar 10-15% stroke terjadi pada usia 18-50.
Dan secara keseluruhan, menurut para ahli, stroke menyerang dewasa muda di bawah usia 45 tahun. Dengan kata lain, kasus stroke semakin sering terjadi pada usia yang semakin muda. Angkanya pun meningkat.
Valiant Budi Yogi, seorang penulis novel, adalah salah satu orang yang pernah terkena stroke di usia muda, yaitu 35 tahun. Kepada 20Detik, pria yang akrab disapa Vabyo ini mengatakan bahwa serangan stroke yang dialaminya sangat mendadak.
“Baru bagun, lagi bersih-bersih kamar, tiba-tiba leher terasa seperti ada yang mencekik. Kemudian sakitnya menjalar sampai ke kepala bagian belakang, kaya ada silet yang mencacah otak dan saya pingsan habis itu,” cerita Vabyo.
BACA JUGA: Waspadai Pendarahan Otak Seperti yang Dialami Tukul Arwana
Ia pun langsung dibawa ke rumah sakit. Namun, setelah tersadar, Vabyo kehilangan memori dan tidak mengenal dirinya sendiri dan orang-orang terdekatnya. Berdasarkan keterangan dokter, ada pembuluh darah yang pecah di otaknya dan ia divonis memiliki stroke hemoragik.
Sebenarnya, selama ini, Vabyo sudah mengalami beberapa gejala yang mengarah ke stroke. Namun, ia mengangapnya sebagai sakit biasa. “Pusing sering banget dan pegal-pegal di leher juga, tapi saya pikir itu cuma masuk angin. Saya baru tahu punya hipertensi juga setelah serangan stroke terjadi,” ungkap Vabyo.
Saat ini, Vabyo berhasil sembuh dan menjadi penyintas stroke. Namun, ada beberapa ‘efek samping’ yang dirasakannya hingga sekarang. Misalnya, sulit mengingat sesuatu—terutama ingatan yang berasal dari masa sebelum stroke. Bahkan, untuk tanda tangan, ia terkadang mesti menyontek dari KTP.
“Jadi, memang ada ingatan yang belum pulih seutuhnya,” ujar Vabyo.
Menurut dokter spesialis Bedah Saraf, dr. Roslan Yusni Hasan, Sp.BS, stroke memang pasti akan menyebabkan kecacatan pada penderitanya. Kualitas hidupnya akan berbeda dari sebelum dan sesudah stroke, seperti yang dialami oleh Vabyo tadi.
Biasanya, penderita stroke akan mengalami gangguan berkomunikasi yang disebut afasia. Ada afasia motorik di mana penderita stroke benar-benar lupa cara berbicara. Kemudian ada afasia sensorik di mana mereka tahu apa yang ingin dibicarakan tetapi tidak bisa mengungkapkannya.
Saat stroke, ‘konstelasi’ otak juga mengalami perubahan sehingga banyak memori yang hilang.
Meski begitu, efek samping maupun tanda stroke yang dirasakan setiap orang bisa berbeda-beda. “Ada yang mengalami gangguan penglihatan atau tidak bisa menggerakan tangan dan kaki, itu semua berkaitan dengan di wilayah otak mana stroke terjadi,” jelas dr. Ryu.
Pada dasarnya, menurut dr. Ryu, stroke merupakan gangguan fungsi otak yang disebabkan gangguan sistem pembuluh darah yang bersifat akut. Itu terjadi ketika ada bagian otak yang tidak dialiri oleh pembuluh darah. Padahal, otak mendapatkan energi dari darah yang berisi pasokan glukosa dan oksigen.
“Ketika pasokan berhenti, maka daerah otak mengalami ‘kematian’,” ungkap dr. Ryu.
Stroke terbagi menjadi dua jenis, ada yang disebabkan karena perdarahan (disebut stroke hemoragik) dan akibat penyumbatan (disebut stroke iskemik).
Dr. Ryu mengungkapkan, dua-duanya sama-sama berbahaya. Sebagian besar penderita stroke diketahui tidak bisa selamat. Stroke sendiri merupakan penyakit yang menjadi penyebab kematian ketiga terbanyak di dunia, setelah kanker dan serangan jantung. Oleh sebab itu, penyakit ini tidak boleh diabaikan sama sekali, baik untuk orang-orang lanjut usia, maupun usia muda.
Menurut dr. Ryu, stroke memang sering kali terjadi secara mendadak. Orang yang hari ini sehat bugar, bisa saja besoknya langsung terjatuh dan tidak berdaya akibat stroke. Namun, meskipun serangan dan gejalanya datang mendadak, tetapi sebenarnya faktor pemicunya sudah muncul dari lama, tetapi tidak disadari.
“Stroke ini penyakit yang diundang sebenarnya. Soalnya, kalau kita sudah tahu dan berusaha menghindarinya, kita bisa mencegah datangnya stroke,” papar dr. Ryu.
BACA JUGA: Cara Diet Rendah Kolesterol dan Menu Lengkapnya
Memang sih, ada faktor penyebab stroke yang tidak bisa kita kendalikan. Misalnya, seperti faktor usia, jenis kelamin, dan ras.
Namun, ada lebih banyak faktor penyebab stroke yang sebenarnya bisa dikendalikan seperti berikut:
Nah, jika Mommies ingin sehat dan terhindar dari stroke di usia muda, yang bisa dilakukan mulai saat ini adalah mengurangi risikonya dengan mengendalikan faktor penyebab tersebut.