banner-detik
NEW PARENTS

Untuk Orang Tua Baru, Pahami Perubahan yang Akan Kalian Alami

author

Ficky Yusrini08 Feb 2021

Untuk Orang Tua Baru, Pahami Perubahan yang Akan Kalian Alami

Buat yang sedang menantikan kelahiran buah hati, siapkan hati untuk perubahan-perubahan ini sebagai orang tua.

Selamaaaat! Bagi Anda yang tengah hamil dan menantikan saat-saat kelahiran, sebentar lagi akan menyambut kado terindah dalam hidup. Kehadiran buah hati membawa kebahagiaan yang tak akan bisa terdeskripsikan. Namun demikian, jangan hanya sibuk dengan persiapan fisik berupa perlengkapan bayi saja yang perlu dicari, tapi juga persiapan mental, serta bekal pengetahuan tentang fisiologis dan psikologis bayi. Sebab, tidak pernah ada manual yang paling lengkap dan tepat tentang bagaimana menangani bayi. Masa-masa awal kehidupan anak juga akan menjadi penentu watak mereka di masa dewasa nanti.

Kehadiran si mungil akan membuat hidup Anda berubah 360 derajat. Supaya tidak kaget-kaget, sebagai sedikit gambaran, perubahan sebagai orang tua itu misalnya:

Kehilangan me time. Puas-puasin meluangkan waktu untuk diri sendiri sebelum bayi lahir. Contohnya, kalau Anda biasa marathon serial drakor atau Netflix, hobi bertualang, gowes atau main di luar setiap minggu, rasanya ‘kebebasan’ semacam ini tidak akan terjadi lagi karena Anda akan bertanggung jawab sepenuhnya pada makhluk kecil. Dulu, jangankan me time yang jauh ke luar rumah, di rumah sekadar untuk merawat diri, luluran, pakai masker, pun saya tak punya waktu. Punya babysitter atau ART tidak berarti urusan Anda beres diserahkan ke orang lain. Banyak urusan anak yang tetap harus dipegang sendiri.

Tidak sembarang makan dan minum. Terutama apabila Anda berniat memberi ASI eksklusif, di sinilah tantangannya. Sebelum melahirkan, saya doyan sekali makanan pedas, masakan bersantan, dan minum kopi. Begitu menyusui, saya berkorban merelakan kegemaran saya pada ketiga hal tersebut, demi rasa ASI yang aman untuk anak. Setiap hari hanya menyantap sayur bening dengan bumbu datar, huhuhu. Berat? Sangat. Tapi, tanpa terasa, saya berhasil melakukannya dalam waktu satu tahun.

Akan ada banyak kesulitan menghampiri Anda. Maksudnya, hal-hal seperti, menidurkan bayi, saat anak tidak mau menyusui, anak sakit, anak menangis, semua itu tidaklah mudah. Percayalah, punya bayi itu tidak seindah yang kita lihat di status IG. Tapi, begitu Anda menemukan ritmenya dan berhasil menerjemahkan isyarat-isyarat si bayi, sedikit kesulitan akan terangkat. Orang lain boleh saja menasihati Anda bermacam-macam tip, tapi semua itu bukan jaminan berhasil diterapkan pada anak Anda. Setiap bayi itu unik, jadi, Anda pun perlu mengenali karakter bayi Anda dan mencari cara yang paling nyaman untuk diri dan bayi Anda.

Siap kehilangan momen romantis. Kesempatan untuk menjalin keintiman dengan jalan hanya berdua saja, juga akan semakin langka dan menjadi kemewahan. Makan malam berdua di luar, nonton ke bioskop bareng, atau traveling berdua, akan semakin sulit terlaksana. Masa-masa bulan madu sudah usai. Saatnya kembali ke realita. Banyak hal yang harus dibicarakan bareng pasangan sebelum hadirnya si kecil. Tidak hanya yang urusan jangka panjang, seperti, di mana nanti anak akan sekolah. Terdekat, tentang pembagian tugas, siapa yang memandikan, gantian begadang, beres-beres rumah, dan sebagainya. Di antara jadwal Anda berdua yang sama-sama sibuk, harus mau sama-sama berkorban dan bisa saling tenggang rasa. Anda berdua juga harus kompak. Sebab, akan ada banyak pertengkaran yang hadir, gesekan, dan konflik, dalam proses bersama membesarkan anak.

Tidak bisa lagi menjadi diri sendiri (yang sekarang). Tidak ada tawar menawar, menjadi orangtua artinya kita harus mengubah diri kita menjadi orang yang lebih baik, versi yang lebih baik, bilamana kita ingin membesarkan anak menjadi orang yang baik dan menciptakan kondisi rumah yang jauh lebih kondusif untuk anak. Contoh mudah, jika Anda merokok, maka setelah kehadiran bayi, siapkah Anda untuk berhenti merokok? Apabila Anda orang yang emosional, labil, mudah stres, gampang marah-marah, saat yang tepat untuk belajar mengelola emosi.

Baca juga:

6 Sumber Pertengkaran Orangtua yang Baru Punya Bayi

Orang Tua, Stop Katakan 7 Kalimat Ini Ke Anak

Share Article

author

Ficky Yusrini

-


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan