Parahnya gaslighting bisa sampai membuat korban mempertanyakan kewarasannya sendiri. Kenali tanda, contoh dan tahapan gaslighting.
Gaslighting adalah bentuk pelecehan emosional dalam suatu hubungan. Tindakan memanipulasi seseorang secara psikologi dengan memaksa mereka untuk mempertanyakan pikiran, ingatan, persepsi, dan peristiwa yang terjadi di sekitar mereka. Pelaku gaslighting menggunakan penyangkalan, penyesatan, kontradiksi dan informasi yang salah untuk mengacaukan korban, hingga mereka mempertanyakan kewarasan mereka sendiri. Duh! :(
Awalnya, saya pikir ini hanya ada di film-film. Rupanya, ini eksis di dalam hubungan asmara atau pernikahan yang real di sekitar kita. Buat Mommies yang sedang merasakan kejanggalan dalam hubungan, coba cek, apakah tanda-tanda yang dialami mengarah pada gaslighting seperti berikut.
Baca juga: Silent Killer Dalam Pernikahan
Dilansir dari healthline.com, Robin Stern, PhD, seorang psikoanalis sekaligus Co-founder dan Associate Director for the Yale Center for Emotional Intelligence, menjabarkan tanda-tanda seseorang mengalami gaslighting:
Pelaku gaslighting tahu benar kerentanan emosi dan titik lemah Anda. Itu yang kemudian digunakan untuk melawan Anda dengan cara membuat Anda meragukan diri sendiri bahkan kewarasan Anda. Beberapa contoh gaslighting termasuk:
Buat pelaku, perasaan Anda nggak penting buat dijaga. Ketika Anda berbuat sesuatu, dengan mudahnya ia berceloteh: "Nah, terima deh akibatnya. Kamu sekarang menyesal, kan?"
Misalnya dengan bilang "Loh emang kamu nggak tahu, itu semua keluarga ngomongin kamu, mereka pikir aku jahatin kamu,” dengan tujuan Anda setuju dengannya dan bahwa pemikiran keluarganya dan tuduhan Anda terhadapnya, salah.
"Saya nggak ngomong begitu, lho. Kamu ngomong apa, sih, jangan-jangan ngelindur ya?” Otomatis ini bikin Anda bingung dan meragukan apa yang anda dengar dan yakini.
"Serius, kamu kehilangan dompet lagi? Pasti deh kebiasaan taruhnya nggak benar. Kecerobohan kamu tuh mulai mengkhawatirkan, tau nggak?”, tujuannya untuk membuat Anda yakin Anda memang teledor.
"Hah, kita belum pernah ke tempat itu. Jadi kamu pergi sama siapa, tuh?!”
Para gaslighter ini sangat mungkin memiliki gangguan psikologis yang disebut gangguan kepribadian narsistik. Percaya bahwa mereka sangat penting dan dunia berpusat pada mereka. Mereka mementingkan diri sendiri, tidak berempati dan tidak berminat memahami apa yang dirasakan atau dialami pasangannya. Mereka sering menggunakan manipulasi sebagai cara untuk mencapai tujuan pribadi mereka.
Pada orang bermental stabil, biasanya gaslighting dilakukan sebagai upaya menutupi kebohongan, misalnya perselingkuhan. Malahan, mereka menuduh pasangannya yang melakukan perselingkuhan atau hal buruk lainnya, padahal merekalah yang melakukan itu.
Tahap 1: Berbohong dan berlebihan
Tahap 2: Sering mengulangi
Tahap 3: Meningkat ketika ditentang
Tahap 4: Memanfaatkan korban
Tahap 5: Membentuk hubungan saling bergantung
Tahap 6: Memberi harapan palsu
Tahap 7: Mendominasi dan mengontrol
Ngerinya lagi, korban gaslighting bakal sulit mendeteksi dan memercayai bahwa ia terjebak dalam permainan manipulasi oleh pasangannya sendiri. Karena pasangan dianggap sebagai orang terdekat yang mencintai dan melindungi, sehingga keyakinan ini bisa memburamkan kepekaan korban untuk membaca sinyal gaslighting. Terlebih jika hubungan sudah berlangsung lama.
Jika Anda adalah korban gaslighting, segeralah mencari bantuan yang bisa dipercaya seperti berkonsultasi dengan psikolog. Setelah itu tanyakan kembali pada diri Anda: layakkah hubungan ini dipertahankan?