banner-detik
BEHAVIOR & DEVELOPMENT

Review Film Bad Genius: Cara Mencontek Anak Sekolah Naik ke Level Tingkat Tinggi

author

dewdew13 Sep 2020

Review Film Bad Genius: Cara Mencontek Anak Sekolah Naik ke Level Tingkat Tinggi

Nonton deh bersama anak, walau ceritanya tentang kecanggihan mencontek, namun value yang ditanamkan bagus banget! Alurnya pun tegang. Berikut review film Bad genius.

Nyontek! Sudah tahun 2020, nih, masih zaman nyontek? Oh, oh, ternyata masih mommies. Tapi nyonteknya sudah naik tingkat.  Yang ngumpetin catatan mikro di balik rok, menulis rumus di balik kotak pensil, kode-kode ABCD pakai jari, semuanya sudah dibuang. Tutup buku. Di film Bad Genius besutan sutradara Nattawut Poonpiriya ini, nyonteknya sudah another level, saking jeniusnya anak-anak ini. Kalau kata anak saya yang pre-teen, mau nyontek saja sudah seperti agen FBI berjibaku menangkap penjahat internasional. So true! Nonton film ini rasanya, dia yang nyontek, kita yang sport jantung. 

Yang kaya selalu menang

Mau sejenius apa pun kamu, tapi kalau miskin, sudahlah, mengalah saja sama yang kaya. Demikian salah satu fakta yang ingin disampaikan film Bad Genius ini. Mengutip kata-kata Lynn, siswa super jenius yang pada dasarnya memiliki peluang besar untuk mendapatkan beasiswa di luar negeri, “Biarpun kita nggak berbuat curang, tapi kehidupanlah yang akan mencurangi orang-orang miskin seperti kita.” Duh, mak nyess, deh, mendengarnya. 

Prinsip inilah yang akhirnya membuat Lynn mengiyakan permintaan teman-teman sekolahnya untuk memberikan contekan saat ujian, selama ia dibayar. Sistem nyonteknya adalah dengan menghapalkan gerakan tangan Lynn dari tekanan tuts piano yang membentuk potongan lagu. Setiap pilihan jawaban memiliki potongan lagu tersendiri. Nggak kepikiran banget, kan? Baru di sini saja, kita sudah tegang menontonnya, takut mereka ketahuan. Padahal, ya, yang lagi kita lihat adalah sebuah kecurangan.

Baca juga: 14 Tipe Pertemanan di Mata Remaja

Terinspirasi dari kasus ujian beasiswa internasional

Poonpiriya mengakui bahwa film ini terinspirasi dari skandal ujian SAT di sejumlah negara Asia beberapa tahun lalu yang mengakibatkan dibatalkannya beasiswa murid dari Cina dan Thailand. Hal ini semacam menggambarkan gelapnya dunia pendidikan di Thailand, bahwa yang kaya mampu membayar joki untuk ujian beasiswa. Sisanya, silakan usaha sendiri. Bahkan yang kaya mampu membuat membuat si miskin yang super jenius tidak bisa ikut ujian, saking takutnya tersaingi.

Jika awalnya tantangan Lynn adalah menyediakan jawaban untuk soal-soal ujian tengah atau akhir semester di sekolah, lama kelamaan tantangannya makin tinggi. Semakin tinggi tingkat kesulitan, semakin tinggi pula bayarannya. Hal yang akhirnya menggoda iman Lynn untuk menciptakan skema nyontek tingkat tinggi pada ujian beasiswa internasional ala rangkaian kejahatan interpol. Terbayang, ya, tegangnya kayak apa yang nonton? Bagaimana skema nyonteknya, saya rasa mommies harus menontonnya sendiri. Lebih seru daripada hanya baca ceritanya di sini. Tersedia di Netflix, kok. Bahkan kabarnya Bad Genius kini dibuat serial dramanya, namun dengan sutradara, aktris, dan aktor yang berbeda. 

Baca juga: Dear Tuhan, Jauhkan Anak Saya Dari Teman-teman yang Toxic

Sekali curang, hilanglah segalanya

Pesan itulah yang ingin saya tanamkan ke anak saya yang kini sudah jelang remaja saat mengajaknya nonton bareng film ini. Don’t worry, aman, kok, dari adegan-adegan syur. Bahkan ketika salah satu tokohnya dikisahkan berpacaran, film ini tetap bebas adegan kissing. Saran saya, sih, ajak remaja mommies untuk nonton bareng, sambil diskusi. Soalnya relate banget sama kehidupan mereka. Hati-hati, bisa jadi mereka terinspirasi sistem nyontek Lynn and the gank. Hahaha...

Baca juga: 6 Alasan Kenapa Saya Mengizinkan Anak Saya Pacaran

Kisah Lynn dan gerombolan nyonteknya :)) memberikan pesan bahwa sekali kamu berbuat curang, kamu akan kehilangan banyak hal. Bahkan jika perbuatan tersebut tadinya hanya dimaksudkan untuk membantu teman yang kurang beruntung dalam bidang akademis. Bagaimanapun yang namanya nyontek tetap saja curang. Kamu sangat mungkin kehilangan teman, kehilangan kesempatan, dan yang paling penting, kehilangan kepercayaan. 

Share Article

author

dewdew

Mother of Two. Blogger. Make-Up Lover. Skin Care Amateur. Beginner Baker. Entrepreneur Wannabe. And Everything in Between. www.therusamsis.wordpress.com


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan