Untuk para calon ibu tiri, pahami lima hal ini agar koneksi antar keluarga bisa minim drama.
Ibu tiri, hanya cinta kepada ayahku saja.... yang bacanya sambil nyanyi, toss, kita seumuran. Hahaha… Well, status ibu tiri sedikit banyak bikin jiper semua perempuan ketika berhubungan atau berencana menikah dengan duda plus anak. Pasalnya seringkali menjadi tertuduh kalau anak tiri hidupnya nggak bahagia. Beban membuat si anak bahagia pun ikut ditimpakan ke pundak ibu tiri. Nggak fair? Ya, bagaimana? Inilah risiko kalau sudah berhubungan duda yang memiliki anak. Belum kalau tadinya perpisahan si suami dan mantan istrinya sama sekali nggak amicable, alias pakai perang.
Betul bahwa besar kemungkinan akan ikut berperan aktif dalam membesarkan anak tiri. Betul bahwa akan ada kemungkinan konflik dengan mantan istri, terutama dalam hal mengasuh anak. Berikut ini beberapa hal yang sebaiknya calon ibu tiri tahu, supaya bisa menyiapkan diri.
Terutama bila ibu kandung mereka dianggap bagai malaikat tanpa cacat. Semua orang butuh waktu untuk bisa menerima dan mencinta, terutama anak-anak, ya. Bisa berminggu-minggu, berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun hingga Anda bisa diterima anak-anak. Kecuali mungkin Anda sudah melakukan pendekatan terlebih dahulu.
Yang perlu Anda ingat, anak-anak itu (kebanyakan) tidak memilih ibu tiri. Mereka maunya, ya, ayahnya kembali pada ibunya. Jadi kalau di awal-awal mereka nggak bisa mencintai Anda, ya, nggak usah terlalu baper. Jalankan saja fungsi Anda sebagai ibu tiri semestinya.
Baca juga:
Cara Mengenalkan Pasangan Baru pada Anak
Sudah terlanjur menikah dengan seorang duda yang bercerai dengan mantannya bak perang dunia? Yang perlu Anda ingat, pasangan dan mantannya memiliki riwayat yang tidak Anda ketahui. Atas nama cinta kemudian mommies tergoda untuk membela atau mendukung pasangan ketika terjadi konflik dalam pengasuhan anak. Mendingan nggak usah memihak siapa-siapa. Biarkan mereka menyelesaikan sendiri permasalahannya. Beri pendapat bila diminta, dan usahakan seobjektif mungkin. Karena belum tentu perspektif pasangan mommies lebih benar, kan? Akan sangat challenging situasi ini, ya, tapi sudah harus dipersiapkan karena urusan ini sudah paket yang datang bersama pasangan yang mommies pilih.
Baca juga: 9 Tips Untuk Pejuang CoParenting
Ini adalah hal yang lumrah. Semua orang pasti begitu, jadi seharusnya nggak perlu merasa bersalah. Mencintai anak tiri dengan jumlah yang secukupnya nggak bikin Anda jadi ibu tiri yang buruk, kok. Ingatlah selalu anak tiri juga punya ibu kandung yang mencintainya sepenuh hati.
Ini, sih, kemungkinan besar bakal terjadi, apalagi dari keluarga besar suami. Apesnya kalau hubungan mantan istri dan keluarga besar suami super baik. Si mantan lebih jago masak, lebih jago gendong bayi, lebih fasih ganti popok, dan lebih-lebih lainnya. Baper, sih, sudah pasti. Tapi ingatlah, Anda juga punya banyak kelebihan yang mereka belum tahu atau sadari. Butuh waktu untuk menunjukkannya. Jadi santai saja, ya. Lagi pula orang-orang seperti ini nggak setiap hari Anda temui, kan?
Baca juga: Drakor Tentang Step Mom dan Single Mom, Mana yang Anda Suka?
Sangat mungkin kondisi ‘semesta tak mendukung’ terjadi di banyak waktu. Saat kita melakukan sebuah kesalahan kecil terkait pengasuhan si anak tiri, lantas lingkungan (terutama dari pihak suami) menganggap kita bergelimang dosa. Dianggap nggak becus jadi ibu, dianggap nggak pintar mengurus anak tiri, pokoknya ‘kalian semua suci aku penuh dosa’. Masalah ini mungkin Anda butuh bantuan lebih ahli dalam menghadapinya, ya. Apalagi jika memang sudah tak bisa dipendam sendiri dan berpotensi membuat mental nggak sehat.