Ramadan dan harus selalu diam di rumah adalah hal baru bagi umat Islam sedunia. Tentu ada hal-hal yang harus diubah sehingga kita tetap bisa beribadah dengan baik.
Senin lalu, Mommies Daily bersama Lifebuoy Honey & Habatussauda berkesempatan Instagram Live bersama Ustaz Wijayanto. Ustaz yang juga pengajar di Universitas Gadjah Mada ini memaparkan beberapa hal yang harus diperhatikan selama berpuasa dari rumah di masa pandemi. Apa saja?
Puasa adalah ibadah yang tidak bisa dipamerkan dalam bentuk apapun. Puasa, hanya bisa dilakukan oleh diri sendiri untuk Allah swt.
“Untuk amal yang lain bisa untuk manusia, salat bisa untuk manusia, bisa dipamerkan, bisa untuk show off. Karena bisa diikutin, difoto. Tapi puasa nggak bisa, difoto nggak bisa, disyuting nggak bisa. Haji bisa, sedekah bisa, tapi puasa nggak bisa,” demikian menurut ustaz Wijayanto.
Menurut ustaz, amalan puasa bisa jadi tidak diterima ketika kita melewati Ramadan tapi Ramadan tidak membuat kita jadi manusia yang lebih baik. Ketika kita tidak bisa menghilangkan sifat-sifat iri, sifat dendam, dan penyakit hati lainnya.
Seseorang juga dikatakan tidak berhasil puasanya ketika masih punya orangtua tapi tidak menjadikannya tiket menuju surga. Ini penting karena cinta orangtua pada anak tidak sebanding dengan cinta anak pada orangtua.
“Seorang ibu bisa merawat 10 anak tapi kadang 10 anak nggak bisa merawat seorang ibu. Maka gagal puasa kita kalau kita tidak bisa membangun hubungan baik di rumah terutama dengan orangtua,” begitu menurut ustaz.
“Dalam Islam, makanan bukan cuma harus halal dan halal dan thoyib. Thoyib artinya bergizi, punya vitamin yang cukup untuk menjaga imunitas. Orang Islam kalau sakit wajib berobat, kalau nggak berobat maka dia menjerumuskan dirinya dalam kebinasaan. Maka perlu ollahraga, jangan sampai membiarkan diri sakit. Itu cara Islam,” papar ustaz.
Ustaz Wijayanto juga mengingatkan proteksi dengan rajin mencuci tangan dan memakai masker selama masa pandemi ini.
“Orang Islam tidak boleh kena musibah dan tidak boleh menyebarkan musibah. Sementara kita tidak tahu, apakah kita carrier Corona atau bukan, maka tinggalkan kerumunan. Bukan tidak boleh salatnya, tapi tidak boleh berkerumun. Kalau tetap ke mesjid itu tidak bijak, orang Islam yang bener itu ibadah di rumah, kerja di rumah. Salat di rumah pahalanya sama,” lanjut Ustaz Wijayanto.
Ustaz juga mengingatkan untuk salat ied di rumah saja bersama keluarga.
Ulama tentu lebih tahu tentang Quran, hadis, dan keilmuan Islam dibanding kita maka fatwanya harus diikuti. Beberapa fatwa MUI seputar Covid-19 ini di antaranya:
Baca juga:
Puasa dan Atmosfer Belajar di Rumah
Home Office Syndrome: Ketika Bekerja dari Rumah Malah Membuat Stres