Diawali dari saya yang terkejut karena kok makin banyak teman di media sosial yang cerita kalau mereka defisiensi vitamin D? Kenapa ya?
Membaca berbagai sumber, ternyata memang karena kurang mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin D atau jarang terpapar sinar matahari.
Vitamin D adalah vitamin yang larut dalam lemak dan sangat dibutuhkan untuk tubuh untuk menjaga kesehatan tulang, mengendalikan gula darah, membantu pertumbuhan. dan menurunkan tekanan darah.
Yang pertama bisa diusahakan, yang matahari tuh bikin galau banget karena memang zaman sekarang ini kita menghindari sekali ya sinar matahari. Selain panas, juga khawatir tidak pakai sunscreen yang cukup. Belum lagi polusi sehingga ketika ke luar rumah kita (saya sih) selalu memastikan tubuh tertutup dan bermasker.
(Baca: Peran Kolagen Mengembalikan Stamina Kulit Zaman Masih Muda)
Sedihnya lagi, defisiensi vitamin D ini juga bisa dialami segala usia. Bayi, anak, orang dewasa semua bisa terkena dan tidak ada gejala yang spesifik. Pada bayi dan anak, cirinya adalah sesak napas, terlambat tumbuh gigi, atau kaki yang bengkok/tidak lurus.
Sementara pada orang dewasa, gejala yang terlihat adalah mudah lelah atau daya tahan tubuh lemah, tulang rapuh sehingga terasa nyeri, sering mengalami nyeri otot, luka yang sulit sembuh, dan rambut rontok. Jangan self-diagnose ya, tetap hubungi dokter untuk memastikannya.
Defisiensi vitamin D dalam jangka waktu lama bisa menyebabkan banyak sekali penyakit. Dari risiko demensia, penyakit jantung, diabetes, multiple sclerosis (radang otak dan sumsum tulang belakang), dan rheumatoid arthritis (radang sendi).
(Baca: Demi Hidup Lebih Sehat, Begini Cara Membaca Label Nutrisi pada Kemasan Makanan)
Nah, jadi harus bagaimana agar tidak defisiensi vitamin D?
Sinar matahari menyediakan 90% vitamin D yang diperlukan tubuh manusia. Menurut WHO, hanya butuh 5-15 menit di jam 9 pagi terpapar sinar matahari di lengan, tangan, dan wajah dalam 2-3 seminggu tanpa sunscreen! Ya, ternyata penggunaan tabir surya bisa menyebabkan kekurangan vitamin D karena tabir surta menurunkan tingkat penyerapan vitamin D sebesar 99%. Semakin tinggi SPF-nya, semakin tinggi pula kemampuannya untuk menghalangi penyerapan vitamin D.
Iya benar, tabir surya melindungi kulit dari UV A dan UV B jadi bukan berarti harus mengabaikannya sama sekali. Hanya saja, kulit harus tetap langsung terpapar tanpa sunscreen untuk beberapa menit agar bisa tetap menyerap vitamin D.
Selain itu, pastikan makan makanan yang mengandung vitamin D seoerti salmon, tuna, sarden, kuning telur, hati sapi, susu, udang, minyak ikan.