Salah satu teman kuliah saya pernah bilang: Edukasi seks terbaik untuk mencegah anak melakukan hubungan seks tidak bertanggung jawab adalah memintanya magang di daycare.
Ide brilian karena ya ampun, saya mengurus anak satu saja pusing luar biasa. Melihat dia lari-lari berguling ke sana kemari saja stres sendiri, apalagi di daycare di mana ada belasan bahkan puluhan anak seumuran yang berlari ke sana ke mari?
Belum ada anak yang menangis, bertengkar, pup di celana, berantakin makanan, semua dalam satu waktu. Dijamin untuk beberapa waktu, akan ketakutan deh punya anak.
(Baca: Diskusi Seks dengan Anak: Tak Melulu Soal Intercourse)
Ternyata hal ini dilakukan oleh Chippewa Secondary School di Kanada. Tidak pakai bayi asli tentunya karena terlalu berisiko, setiap anak diberi robot bayi dan harus dirawat selama beberapa waktu!
Sudah banyak yang menggunakan bayi robot ini untuk bereksperimen punya bayi sebenarnya. Beberapa kali saya melihat YouTubers meminjam robot bayi semacam ini untuk dibuat konten mengurus bayi. Robot ini canggih, bisa menangis, tidur, bangun, seperti bayi nyata.
Seperti sudah diduga, para remaja ini tentu panik harus mengurus bayi yang seperti nyata. Mereka berkali-kali mengirim pesan pada guru untuk bertanya detail tentang bayi. Lihat pesan-pesannya di bawah ini ya.
[caption id="attachment_98071" align="aligncenter" width="828"] Kalau saja bayi asli bisa dimatikan pakai tombol on-off yaaa.[/caption]
[caption id="attachment_98070" align="aligncenter" width="658"] Kira-kira kenapa bayi udah digendong 20 menit dan tetep nangis tuh?[/caption]
[caption id="attachment_98069" align="aligncenter" width="828"] BAYINYA JATUH DARI TANGGA! :)))))[/caption]
[caption id="attachment_98068" align="aligncenter" width="714"] CAN YOU SHUT OFF MY BABY? :))))[/caption]
[caption id="attachment_98067" align="aligncenter" width="828"] Bayi jadwalnya nggak pasti gitu kokkk. Hahaha.[/caption]
Mommies ada yang tertarik membelikan anaknya bayi robot ini? Sex education, ehm. :))))
(Baca: Begini Idealnya Pendidikan Seks di Sekolah Indonesia)