banner-detik
#MOMMIESWORKINGIT

Tak Sekadar Diganti Uang, Ini Tips Memanage Rasa Bersalah Sebagai Ibu Bekerja

author

annisast10 Oct 2019

Tak Sekadar Diganti Uang, Ini Tips Memanage Rasa Bersalah Sebagai Ibu Bekerja

Ibu bekerja seringkali “membayar” rasa bersalah mereka dengan uang. Haruskah demikian?

Tidak perlu demikian karena 24 jam bersama anak pun bukan berarti kita adalah ibu yang sempurna.

ibu-bekerja

Tapi sebagai ibu bekerja, kita seringkali membayar waktu-waktu yang hilang itu hanya dengan uang. Kita membelikannya semua mainan yang ia mau, kita selalu memberi makanan yang ia inginkan. Seperti uang bisa menebus rasa bersalah itu. Padahal uang tidak menyelesaikan masalah.

(Baca juga: Cara Ampuh Kurangi Stres untuk Para Ibu Bekerja)

Yang bisa kita lakukan adalah me-manage rasa bersalah agar tidak menghantui. Karena sebetulnya, rasa bersalah itu tidak perlu selalu ada.

Apa saja tips me-manage rasa bersalah untuk ibu bekerja?

Jangan percaya pada skala prioritas

Setelah punya anak, saya baru sadar bahwa prioritas itu tidak selalu sama. Tidak selamanya keluarga utama, tidak selamanya pekerjaan jadi yang kedua. Semua tergantung urgensinya.

Kalau anak sakit yang memang butuh kita ya sudah cuti saja. Tapi kalau anak tidak sakit dan kantor butuh lembur sampai tengah malam ya lembur saja.

Kalau anak sakit dan harus lembur? Balik lagi lebih urgent yang mana? Apa anak sangat butuh kita atau bisa ditangani dulu oleh suami? Apa kantor sangat butuh kita atau bisa ditangani dulu oleh teman lain?

Tulis alasan kita bekerja

Tulis, jangan hanya dibayangkan. Tulis apa alasan kita bekerja, apa hal yang menyenangkan dari bekerja, dan hal-hal apa yang ingin kita capai sebagai ibu bekerja. Fokus pada tujuan bekerja bisa mengurangi rasa bersalah. Apalagi jika salah satu jawabannya melibatkan anak.

(Baca juga: Resign Karena Hamil, Perhatikan Hal Ini Sebelum Kembali Bekerja)

Pastikan anak di tangan yang tepat

Biasanya, ibu yang resah bekerja adalah ibu yang menitipkan anak bukan di tangan yang tepat. Entah mertua yang tidak seprinsip atau nanny yang sering pulang kampung.

Jadi, pastikan anak ada di tangan yang terpercaya sehingga kita bisa bekerja dengan tenang.

Jauhkan diri dari orang yang membuat kita merasa bersalah

Ini penting! Kadang kita tidak merasa bersalah, suami juga baik-baik saja, eh ada orang lain yang usil berkomentar terus menerus hingga mempengaruhi kita. Jauhi sajalah. Lingkungan yang sehat juga bisa membuat kita sehat fisik dan mental kan!

Selalu pastikan punya waktu berkualitas bersama anak

Dua jam full membersamai anak bermain bisa jadi lebih berkualitas dibanding 24 jam tapi sibuk sendiri-sendiri. Punya quality time harian bersama anak bisa meningkatkan hubungan emosional dan menjaga bonding dengan anak.

Ritual saya sih, sampai rumah tidak lagi pegang ponsel dan fokus pada anak. Lalu sebelum tidur, pastikan selalu pillow talk dan bertanya perasaan anak tentang hari itu.

(Baca juga: 8 Hal yang Sebaiknya Jangan Kita Katakan Saat Bekerja)

Ingat, semua punya tantangannya masing-masing

Kadang kita merasa masalah kita adalah masalah paling besar di dunia padahal harus diingat kalau hidup punya tantangannya masing-masing. Bekerja atau tidak bekerja juga punya tantangan yang berbeda, tinggal kita saja yang pilih, bersedia menjalani tantangan yang mana? :)

Share Article

author

annisast

Ibu satu anak, Xylo (6 tahun) yang hobi menulis sejak SD. Working full time to keep her sanity.


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan