banner-detik
#MOMMIESWORKINGIT

Resign Karena Hamil, Perhatikan Hal Ini Sebelum Kembali Bekerja

author

annisast10 Sep 2019

Resign Karena Hamil, Perhatikan Hal Ini Sebelum Kembali Bekerja

Karena berbagai kondisi, banyak perempuan yang harus berhenti bekerja dulu karena hamil.

Tidak semua karena pillihan atau dilarang suami lho ya, banyak perempuan yang saat hamil, kondisinya memang tidak memungkinkan untuk bekerja. Bisa karena kesehatan yang tidak memungkinkan atau karena kantor yang tidak ramah pada perempuan hamil.

ibu-bekerja

Karena diskriminasi seperti itu jelas masih ada lho, perempuan hamil dianggap lemah dan dianggap tidak bisa bekerja dengan baik. Tidak semua orang lahir dengan hati memang ya. :)

Namun setelah melahirkan, anak sehat, dan rasanya sudah bisa ditinggal, keinginan bekerja pun kembali datang. Antara bosan di rumah atau memang ingin punya penghasilan sendiri.

Nah, kalau mommies termasuk yang resign dulu karena hamil namun ingin kembali bekerja, perhatikan dulu hal-hal di bawah ini.

Perluas networking

Meski punya anak, networking kan bisa dari mana saja. Punya anak, bukan berarti berhenti punya jejaring. Mommies bisa aktif di support group ibu-ibu atau group lain sesuai interest. Siapa tahu nanti jadi jalan untuk pekerjaan baru.

Siapkan support system

Mulai bekerja setelah anak umur 1 atau 2 tahun tentu berbeda dengan mulai bekerja saat anak umur 3 bulan (usai cuti melahirkan). Anak sudah mengerti kalau ibunya sehari-hari ada bersama dia.

Ini sebabnya support system sangat penting, akan bersama siapa anak saat ditinggal bekerja? Daycare? Nanny? Sudah cukupkah bonding anak pada mereka sehingga ibu bisa tenang bekerja?

Lalu, pastikan kantor tempat kita bekerja ramah anak sehingga kekhawatiran pun berkurang. Suka tidak suka, kantor adalah satu support system lho untuk ibu bekerja.

Sounding pada anak

Sounding ini penting agar anak tidak kaget. Jelaskan terus menerus dari beberapa bulan sebelumnya kalau ibu tidak akan di rumah lagi seharian karena harus bekerja. Mungkin ada penolakan, tapi sounding membantu anak menerima kenyataan ahahahaha.

(Baca: Tips Anti Rewel Saat Anak Harus Dibawa ke Kantor)

Harus mau belajar terus menerus

Berhenti bekerja satu atau dua tahun pasti membuat kita tertinggal beberapa hal dalam dunia kerja. Mungkin sudah ada sistem yang berubah atau hal-hal baru yang belum ada saat kita terakhir bekerja. Kuncinya jangan malu bertanya dan harus mau belajar terus menerus.

Latihan bekerja

Latihan bekerja penting untuk mengembalikan ritme tubuh untuk bekerja dan mengurus anak. Bisa dimulai dengan part time dulu atau menjadi freelancer. Saat waktu bekerja full time tiba, buatlah simulasi pergi dari rumah seolah bekerja untuk melihat kondisi anak dan memperhitungkan waktu.

Dengarkan diri sendiri

Yes, dengarkan diri sendiri. Lebih suka kerja atau lebih suka mengurus anak di rumah? Lebih lelah ke kantor atau menyuapi anak makan? Kalau ternyata lebih enjoy mengurus anak di rumah, ya sudah tidak perlu memaksakan diri bekerja.

Kecuali memang terpaksa karena kondisi ekonomi ya. Semangat mommies semua!

Share Article

author

annisast

Ibu satu anak, Xylo (6 tahun) yang hobi menulis sejak SD. Working full time to keep her sanity.


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan