banner-detik
WORK & CAREER

5 Cara Agar Anak Menghargai Pekerjaan Orangtuanya

author

?author?18 Aug 2019

5 Cara Agar Anak Menghargai Pekerjaan Orangtuanya

Coba lima cara ini, yuk, supaya si kecil menghargai pekerjaan orangtuanya. Minimal mengerti, untuk apa kita bekerja.

Cara Agar Anak Menghargai Pekerjaan Orangtuanya - Mommies Daily

Menjelaskan soal pekerjaan kita ke anak-anak, bukan perkara mudah. Tapiii, kalau tahu celahnya bukan tidak mungkin dia bisa paham dan pelan-pelan menghargai untuk apa orangtuanya bekerja. Harapannya, kelak dewasa dirinya juga menghargai karier yang dijalani, maupun bidang pekerjaan orang lain.

Baca juga: Rutinitas Pagi Para Bos Perempuan

1. Cerita tentang pekerjaan kita, dengan konkret

Semenjak anak adalah makhluk visual, ngobrol apapun kepada mereka wajib menggunakan contoh. Misalnya gini, waktu saya menjelaskan tentang apa profesi saya, maka saya jelaskan sambil membawa alat. Ketika terkondisikan bekerja dari rumah, Jordy sering kali menemani saya kerja. Nah, di situlah kesempatan menyelipkan informasi tentang apa yang saya lakukan. Saya jelaskan, bundanya kerja pakai alat ini, namanya laptop, untuk menulis artikel. Artikel seperti apa? Tunjukkan saja dokumen yang kita hasilkan. Berikutnya dia sudah paham kalau saya pegang laptop, Jordy akan komentar, “bunda lagi nulis artikel, ya.” :) Cara lainnya, menggunakan media foto dan video di youtube.

2. Ajak ke kantor

Ini adalah tahapan berikutnya dari poin pertama. Melihat suasana kantor, akan memberikan gambaran utuh, bagaimana orangtuanya bekerja sehari-hari. Dia akan melihat, banyak orang bekerja menggunakan alat yang sama. Bagaimana orang-orang terlihat fokus mengerjakan tanggung jawabnya masing-masing.

Baca juga: Ajak ke Kantor Jangan Sampai Mengganggu Rekan Kerja

3. Berikan alasan kenapa orangtua butuh bekerja

Konsep “kenapa”, dari pengalaman saya baru bisa dimengerti anak yang berusia minimal 4 tahun. Simple aja kok, pas Jordy tanya “kenapa ayah dan bunda kerja?.” Saya jawabnya sesuatu yang sudah dia rasakan. Saya dan ayahnya kerja supaya Jordy bisa sekolah, bisa jalan-jalan, makan makanan sehat dan enak, menggunakan pakaian yang bagus, beli mainan dan lain-lain.

4. Ngobrol soal hari-hari yang kita lewati

Kalau anak sudah bisa komunikasi dua arah dengan kita, ajak ngobrol layaknya sama orang dewasa, deh. Dia bakalan senang, keberadaannya dipercaya jadi tempat cerita. Ceritakan apapun yang terjadi di hari itu. Gimana lelahnya kita menembus kemacetan pakai ojek onlie untuk rapat, setumpuk pekerjaan yang berhasil kita selesaikan, dan lain-lain. Anak akan mencerna, ada proses yang harus orangtuanya hadapi untuk menyelesaikan pekerjaan, dan mengusahakan sampai ke rumah sebelum matahari tenggelam, supaya masih bisa kruntelan sama si kecil.

5. Ngobrol tentang siapa saja yang terlibat dalam pekerjaan kita

Menceritakan bahwa kita bekerja dalam sebuah tim. Bekerja bareng sama om dan tante lainnya, akan membuat anak berpikir, kalau orangtuanya kerja nggak maksimal, akan berdampak sama kualitas pekerjaan tim. Ceritakan juga bagaimana teman-teman mommies punya skill hebat sesuai dengan porsinya. Jadinya pola pikir dia lama-lama terbentuk, “wah bekerja itu tidak mudah lho, butuh sesuatu, baik alat atau kemampuan tertentu.”

-

Ada yang mau menambahkan sesuatu berdasarkan pengalaman masing-masing?

*Artikel ini diadaptasi dari workingmom.com

Share Article

author

-

Panggil saya Thatha. I’m a mother of my son - Jordy. And the precious one for my spouse. Menjadi ibu dan isteri adalah komitmen terindah dan proses pembelajaran seumur hidup. Menjadi working mom adalah pilihan dan usaha atas asa yang membumbung tinggi. Menjadi jurnalis dan penulis adalah panggilan hati, saat deretan kata menjadi media doa.


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan