banner-detik
ME TIME

Praktik Self-love untuk Jadi Orangtua yang Lebih Baik

author

?author?30 Jun 2019

Praktik Self-love untuk Jadi Orangtua yang Lebih Baik

Akibat akrobat antara urusan karier dan mengurus keluarga kita jadi stres. Tak jarang jadi mengenyampingkan urusan diri sendiri. STOP sampai di sini. Mari kedepankan urusan self-love untuk menjadi orangtua yang lebih baik.

Praktik Self-love untuk Jadi Orangtua yang Lebih Baik - Mommies DailyImage: Simon Matzinger - Unsplash

Dalam konteks umum saya pernah menulis Cara Mencintai Diri Sendiri. Nah, gimana ya kalau konsep mencintai diri sendiri, kita jadikan alat untuk menjadi orangtua yang lebih baik? Kami adaptasi dari psychologytoday.com, berikut 10 langkah yang patut dicoba bersama pasangan.

1. Prioritaskan perawatan diri dan tidur berkualitas

Suka ngerasa nggak, kalau jam tidur lagi “acak-acakan” efek dominonya kemana-mana? Pas bangun tidur badan masih lelah, suasana hati jadi nggak stabil. Di sisi lain, sebagian dari kita, masih menyepelekan urusan perawatan diri, entengnya bilang gini, “yang penting anak dulu deh keurus, gue sih, gampang.” Padahal menurut psychologytoday.com, berikan standar perawatan diri yang sama kepada diri kita, seperti yang mommies berikan kepada anak-anak.

2. Akui ketika kesehatan mental kita sedang terganggu

Cedera psikologis sama pentingnya dengan cedera fisik. Kita baru bisa dikatakan mencintai diri sendiri, ketika melakukan aksi nyata menyembuhkan luka psikis. Menolak mengatasi rasa sakit hati di masa lalu sangat berisiko, ketika saat bersamaan kita harus mendampingi tumbuh kembang si kecil. Cari bantuan, contohnya jangan segan konsultasi ke psikolog.

3. Optimis

Percaya nggak kalau energi positif bisa menular? Mulai sekarang, yuk latih diri kita untuk jadi orangtua yang optimis, tidak sedikit-sedikit takut dan cemas. Caranya, dengan membuat daftar sisi negatif dan positif dari setiap permasalahan yang sedang kita hadapi. Fokus pada daftar positif. Dengan begitu, optimisme kita akan menyebar kepada anak-anak juga.

4. Memuji diri sendiri

Sesekali narsis nggak apa, dong, ya. Berikan apreasi pada diri sendiri, atas pencapaian kita. Mulai dari seputar urusan anak. Dengan memuji diri sendiri, mommies dapat meminimalkan rasa bersalah kita, terhadap sesuatu yang  berkaitan kesalahan kita sebagai orangtua.

5. Memaafkan diri sendiri

Mengampuni diri sendiri, erat kaitannya dengan membangun hubungan yang sehat dengan orang lain. Logika gini, jika kita belum tahu caranya memperlalukan diri sendiri dengan baik, bagaimana kita mau memanusiakan keluarga?

6. Bersyukur

Klise? Mungkin iya, tapi efeknya? Coba mommies buktikan sendiri. Bersyukur atas momen-momen kecil, seperti setiap pagi masih dikasih kesempatan bangun tidur dalam keadaan sehat, bernapas lega, produktif di kantor atau usaha lainnya yang dijalankan. Coba akhiri hari dengan bersyukur dan mengucapkan terima kasih kepada Tuhan YME. Rasakan manfaatnya.

7. Penghargaan untuk diri sendiri

Mendampingi tumbuh kembang anak itu tingkat kesulitannya terus meningkat. Wajar jika mommies sesekali memberikan penghargaan terhadap diri sendiri, untuk pencapaian tertentu. Misalnya si kecil berhasil tidak lagi menggunakan diapers. Bentuknya sesuaikan dengan kemampuan, me time ke bioskop nonton film incaran atau sepasang sepatu baru, bisa mommies pertimbangkan.

8. Lepaskan target yang tidak realistis

Tidak masalah mengakui kalau sebagai orangtua tidak sempurna, begitu juga dengan daftar panjang target yang mommies buat. Waktunya menurunkan harapan, dan kompromi dengan beberapa hal. Jika target terlalu tinggi, tidak sesuai dengan kemampuan, coba ikhlaskan coret dari buku agenda mommies. You are enough!

9. Mulai berani untuk berkata tidak

“You can’t please everyone!”, ini berlaku di beberapa lini kehidupan. Keluarga, kantor dan lain-lain. Misalnya untuk urusan kantor, terima tanggung jawab, yang sesuai dengan scope of work mommies. Menolak juga harus disertai alasan logis dan profesional.

10. Rencanakan petualangan

Melarikan diri dari rutinitas sehari-hari punya dampak dahsyat  untuk psikologis seseorang. Salah satunya, mengurangi stres, dan punya waktu leluasa “kenalan” lagi sama diri sendiri. Pergi ke tempat-tempat yang sebelumnya belum penah mommies datangi, atau  yang memang jadi favorit. Benamkan diri pada pengalaman baru! Saya pernah melakukan hal ini, cukup tiga hari dua malam menjelajah Kalimatan Selatan bersama teman-teman baru. Pulang ke rumah, saya punya cadangan energi baru untuk menjalani peran sebagai ibu, istri dan pribadi seutuhnya.

 

Share Article

author

-

Panggil saya Thatha. I’m a mother of my son - Jordy. And the precious one for my spouse. Menjadi ibu dan isteri adalah komitmen terindah dan proses pembelajaran seumur hidup. Menjadi working mom adalah pilihan dan usaha atas asa yang membumbung tinggi. Menjadi jurnalis dan penulis adalah panggilan hati, saat deretan kata menjadi media doa.


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan