Ditulis oleh: Febria Sialen
Harga telur mahal nggak lantas membuat saya menghindar membeli telur untuk lauk di rumah. Buat saya sebagai ibu yang (sok) super sibuk, telur adalah bahan makanan wajib ada di rumah.
Ketika harga telur mahal melambung tinggi, sepertinya tidak membuat telur dijauhi para ibu. Jadi meski harga telur mencapai Rp30 ribu per kilogram, tetap saja telur itu dibeli dan dibutuhkan para ibu, setuju?
Lantas apa sih yang membuat telur itu menjadi "sahabat" para ibu macam saya ini.
Pertama, telur itu gampang untuk dimasak. Anda pasti setuju sama saya.
Apalagi buat saya yang tidak piawai memasak. Telur adalah penyelamat saya ketika kehilangan ide untuk masak apa ya hari ini. Satu butir telur bisa menyelamatkan pagi hari yang kisruh di rumah. Benar lho. Modal satu telur bisa saya jadikan orak arik telur, omelet bayam atau telur rebus untuk sarapan pagi anak. Bahkan kalau masih belum punya ide, onigiri telur dadar atau roti isi telur juga bisa menjadi bekal favorit anak. Itu baru satu butir lho. Kalau punya stok minimal 1/2 kilogram telur, artinya menu makan siang dan makan malam keluarga pun sudah bisa disajikan. Membuat opor telur, balado telur ceplok atau semur telur.
Kedua, telur mudah diperoleh. Ya, untuk membeli telur bisa ke warung terdekat.
Pastinya semua warung menjual telur ya. Jadi kalau pun kepepet nggak punya stok telur di rumah, tinggal melangkah kaki keluar rumah membeli telur.
Ketiga, telur disukai kebanyakan orang.
Coba deh, tanya seisi rumah adakah yang tidak suka telur. Sepertinya jarang ya anak-anak yang tidak suka telur. Apalagi telur yang baru matang itu akan memiliki aroma sedap yang menggiurkan. Makan dengan telur dadar dan kecap, duh siapa yang menolak ya?
Keempat, telur menghemat waktu di dapur.
Ini benar banget sih, buat saya. Yang namanya memasak setiap hari itu bisa menyita waktu banyak di dapur. Apalagi kalau menyiapkan berbagai aneka menu masakan sesuai selera anggota rumah. Untungnya telur itu menjadi makanan favorit anak dan suami. Jadi saya tidak perlu repot menyiapkan dua menu berbeda. Telur seakan menyatukan perbedaan itu. Jadi saya tidak perlu membuang waktu banyak di dapur untuk memasak dan masih bisa melakukan berbagai aktivitas lain. Seperti me time merapikan taman atau menonton drama korea.
Kelima, telur mengusir stres.
Ngga percaya? Benar lho, telur itu mengusir stres saat saya bingung menentukan mau masak apa.Menentukan masakan dan memasak setiap hari ternyata bisa menjadi pemicu stres juga. Apalagi buat kita yang punya berbagai kesibukan di luar rumah. Menyusun menu harian untuk anggota keluarga bukan hal mudah. Belum lagi kalau sudah dimasak ternyata tidak habis dimakan oleh anak-anak dan suami. Karena berbagai alasan.
Dan faktanya menurut penelitian telur mengandung nutrisi esensial seperti protein, kalsium, vitamin D dan A, tiamin, riboflavin, dan pantotenik, telur dapat menjadi salah satu pilihan terapi untuk gejala depresi. Telur juga merupakan bahan pangan yang alami dan kaya mineral sehingga dapat memberikan rasa nyaman bagi tubuh.
Keenam, telur kaya akan nutrisi.
Ini fakta. Telur memang memiliki banyak kandungan nutrisi yang dibutuhkan tubuh. Telur tinggi akan protein. Tidak heran kalau pasca operasi atau saat dirawat di rumah sakit, menu telur pasti akan disajikan. Sebab, nutrisi yang terkandung di dalam putih telur dipercaya bisa meningkatkan metabolisme atau sistem kekebalan tubuh. Sebagai informasi, telur mengadung protein sekitar enam gram, sodium dan potasium sebanyak 63 miligram, juga sekitar lima persen kandungan vitamin A dan kalsium. Berdasarkan United States Departement of Agriculture's Food Composition Databases (USDA), satu butir telur mentah berukuran besar memiliki kandungan 72 kalori.
Nah, banyak sekali keuntungan dari telur ya. Tidak hanya untuk kesehatan tubuh tetapi juga psikis. Jadi pantas saja telur tetap dicari para ibu meski harganya meroket ya.