Ditulis oleh: Dewi Warsito
Beda pendapat politik dengan pak suami? Ingat-ingat 5 poin ini, ya...
Yang namanya hubungan antar manusia, tak terkecuali antara suami dan istri yang saling mencintai, perbedaan pendapat tak pernah terelakkan. Entah itu pendapat tentang pendidikan anak, asuransi yang dipilih, acara televisi, hingga yang lagi hot belakangan, beda pilihan pemimpin daerah.
Sebuah lembaga survei di Amerika merilis bahwa perbedaan pandangan politik pada pilpres kemarin membuat 19% responden wanita mengalami penurunan drastis gairah seks. Ish, kita nggak usah sampai begitu, ya, mommies. Nggak guna juga. Memangnya kalau sampai kita bertengar dengan suami, pemimpin jagoan kita mau nolongin. Nggak juga, kan?
Bagaimana pun setiap individu punya prinsip dan nilai yang nggak bisa kita ubah. Kita sebagai pasangan harus menyadari ini, mommies. Bukankah saat kita memilih untuk menikahinya, itu artinya juga sepaket dengan prinsip, serta nilai kehidupan suami? Kita seharusnya bangga karena kita bisa menghargai pasangan, bukan karena kita mampu memenangkan debat dengan suami dalam hal politik. Bukan kita paslon pemimpin daerahnya, mommies J
Beda pandangan politik dengan suami nggak perlu diumbar di whatsapp group, terutama status media sosial. Cukup kita berdua aja yang tahu. Cukup kita berdua aja yang diskusikan. Ingat, pemilu aja punya prinsip LUBER (Langsung Umum Bebas Rahasia). Pandangan politik sebenarnya termasuk di antaranya. Jadi orang lain nggak perlu tahu rahasia dapur kita.
Saat lagi seru-serunya berdiskusi (baca:debat), secara nggak sengaja karena saking semangatnya, kita menyentil hal yang menyinggung perasaan suami. Misalnya saja dengan berkata, “Ya pantesan aja, kamu dukung si A, sama-sama nggak ngerti perasaan perempuan.” Lha...lha…apa hubungannya, mommies? Kalau seandainya itu dibalik gimana? Nggak mau banget, kan, kita disama-samain sama orang lain. Kalau acara diskusi sudah seru, alias mulai memanas. Ada baiknya berhenti sebentar, tarik napas, dan beralih ke aktivitas lain buat mendinginkan kepala, biar nggak ada pernyataan-pernyataan nggak penting keluar dan ujung-ujungnya malah bikin hubungan kita sama suami dingin.
Dalam sebuah diskusi politik, terutama yang memiliki perbedaan pendapat cukup tajam, nggak akan pernah ada titik temu. Jadi, penting banget untuk kita bisa jaga hati dan kepala tetap dingin. Percaya, deh, mau sampe berbusa mulut kita, kalau pasangan sudah punya prinsip sendiri, kita nggak pernah bisa mengubahnya. Nggak perlu jugalah pakai nada tinggi saat berdiskusi, ini bukan diskusi tentang masa depan anak, juga toh?. Jadi nggak perlu emosi tinggi. Nada tinggi cuma akan memancing keributan yang nggak penting.
Ini penting! Jangan sampai kita ngajak berdebat politik pas suami lagi nyetir mobil pulang dari kantor, dengan kondisi macet, dan jalanan semrawut. Ini artinya memang kita yang cari gara-gara. Supaya diskusi politik nggak berujung sama keributan, baiknya pilih suasana yang lagi santai, dan tenang.
Intinya, nggak ada yang salah kalau kita beda pilihan cagub, politik, atau bahkan presiden. Yang penting urusan politik nggak perlu dibawa sampai ke atas tempat tidur, ya. Soalnya yang rugi kita sendiri, bukan pimpinan daerah yang kita jagokan. Dia, sih, bisa jadi tenang-tenang aja di rumah sama pasangannya, kan, kan, kan?
Baca juga:
Sudah Bukan Waktunya Perempuan Buta Politik
Jangan Remehkan Obrolan Ibu-ibu, Kalau Sudah Bicara Politik Kelar Hidup Lo!