Sorry, we couldn't find any article matching ''
Belajar Dari Kasus Penganiayaan Oleh Pengasuh Anak
Ada yang sudah dengar berita tentang seorang balita berusia 4 tahun yang ditemukan tewas di rumahnya? Dari berita yang saya dengan beberapa hari lalu di TV, balita tersebut ditemukan tewas dengan luka sayatan di lengannya. Pengasuhnya, yang kebetulan baru sepuluh hari bekerja di rumahnya, tidak ditemukan saat orangtua balita tersebut pulang kantor dan menemukan anaknya sudah tak bernyawa. Saya nggak kebayang betapa hancur hati kedua orangtua balita tersebut. *peluk anak sendiri*
Polisi yang saat itu diwawancarai reporter TV memberi keterangan, dugaan sementara penganiayaan dilakukan oleh pengasuh balita yang baru sepuluh hari bekerja. Ketika diwawancara, polisi juga mengatakan agak kesulitan melacak terduga pelaku karena kedua orangtua korban bahkan TIDAK TAHU nama pengasuh barunya! Konon, si pengasuh baru ini didapat dari nenek korban, sementara nenek korban ini ternyata juga tidak kenal betul dengan si pengasuh yang ternyata didapat dari kenalan si nenek. Duh, kok bisa.
Memang dilema menjadi ibu bekerja. Apalagi jika support system yang seharusnya ada (seperti suami yang mendukung si ibu bekerja dan orang yang bisa dipercaya (keluarga atau pengasuh) untuk menjaga anak selama ibu bekerja) tidak bekerja dengan baik. Ketiadaan support system yang baik ini lama-lama akan membuat salah satu pihak, apakah itu anak atau pekerjaan, akan dirugikan.
Beruntunglah ibu-ibu bekerja yang masih bisa meminta bantuan nenek-kakek untuk membantu menjaga cucunya selama ibu bekerja. Bagi yang nggak, pengasuh atau daycare biasanya menjadi solusinya. Seperti memilih daycare, orangtua pun perlu kritis dalam menyeleksi pengasuh yang akan menemani anak selama ibu bekerja. Kritis memilih pengasuh yang sudah saya jalankan selama ini antara lain:
1. Telusuri betul asal usulnya
Dalam keluarga besar saya poin ini penting banget. Setiap orang yang akan menjadi ‘anggota tambahan’ dalam keluarga kami harus jelas betul asal usulnya, keluarganya. Bahkan untuk sekedar menjadi ART saja keluarga saya menerapkan aturan ini, apalagi untuk menjadi pengasuh yang akan menjaga anak selama orangtuanya bekerja.
Biasanya, begitu ada tawaran ART atau pengasuh yang pertama dilakukan adalah tentu saja bertemu dulu dengan yang bersangkutan. Setelah menilai melalui pertemuan pertama, kalau cocok, maka kami akan mendatangi keluarganya. Poin ini harus, karena menurut kami baik/tidaknya seseorang bisa dilihat dari keluarganya ya.
Cukupkah dengan mengetahui latar belakangnya? Cek langkah lainnya di halaman berikutnya, ya.
*Gambar dari sini
2. Minta copy ID dan nomor kontak
Setelah mengunjungi keluarganya, kalau bisa sih jangan langsung bablas pulang. Sempatkan dulu kongkow-kongkow sejenak dengan tetangga si empunya rumah. Ini trik kami untuk mengulik latar belakang si calon pengasuh/ART dari sudut pandang orang lain. Selain itu, penting juga untuk meminta copy ID dari calon pengasuh/ART dan kontak dari salah satu anggota keluarganya. Boleh juga lho untuk minta kontak dari tetangga keluarga calon pengasuh setelah sebelumnya berbasa-basi, atau kalau mau lebih hebring, sekalian minta nomor kontak pak RT atau pak lurahnya, hehehe.
3. Libatkan tetangga
Ketika pengasuh sudah resmi bekerja di rumah kita. Kami biasanya nggak begitu saja percaya menyerahkan anak seharian dalam pengawasannya. Seringnya, saya titip ke tetangga sekitar rumah untuk sewaktu-waktu mengecek dan mengawasi anak yang sedang dalam pengasuhan pengasuh barunya. Saya pribadi sering menyarankan kepada pengasuh untuk sering-sering mengajak anak bermain di luar. A big no no bagi saya mengurung anak di dalam rumah, selain bisa menghambat kemampuannya bersosialisasi, dengan bermain di luar, para tetangga jadi bisa ikut melihat bagaimana pengasuh meng-handle anak saya.
4. Pulang di waktu-waktu tak biasa
Ini yang paling sering disarankan kepada para ibu pekerja. Pulang mendadak tanpa pemberitahuan di jam-jam yang tidak biasanya membuat kita dapat melihat bagaimana pengasuh meng-handle anak tanpa setting-an.
5. Ikuti kata hati
Setuju banget dengan artikel “Memilih Pengasuh dengan Hati”, sebaik apapun kelihatannya si pengasuh tetap ikuti kata hati kita. Karena kata hati biasanya nggak akan pernah bohong.
Itu beberapa poin yang selama ini saya dan keluarga saya jalani. Selebihnya, serahkan semuanya ke Tuhan Maha Penjaga, semoga semua anak-anak yang ibunya bekerja khususnya, selalu dilindungi Tuhan dari segala niat buruk dan marabahaya, aamiin.
PAGES:
Share Article
COMMENTS