Halo, Mommies. Di sinilah kita, di hari terakhir tahun 2013. Apakah tahun ini terasa cepat sekali berlalu bagi Mommies? Atau justru sebaliknya, begitu panjang dan lama?
Buat saya, 2013 terasa begitu padat. Ada perubahan peran yang cukup drastis dan butuh penyesuaian dalam berbagai faktor. Ada perubahan tempat tinggal - meski hanya beda provinsi dan berjarak sekitar 30 km. Selain itu, tahun ini juga menandai masuknya saya ke usia kepala tiga, or as my dear friend put it: "It's not thirty. it's twenty-ten!" :D
Dengan begitu banyak perubahan (yang syukurlah positif) yang seolah dipepatkan ke dalam jangka waktu satu tahun belakangan, tidak heran kesan padat itu yang pertama kali terlintas.
Pada awal tahun lalu, saya mencantumkan sekian hal untuk dijadikan semacam resolusi. Saya memang terbiasa menyusun daftar target (atau mungkin lebih tepat disebut "keinginan"). Kini, menjelang kehadiran tahun yang baru, saya tergelitik untuk membuat ulasan tentang realisasi dari hal-hal yang tercantum di daftar target tadi. Mana yang tercapai, mana yang belum. Seberapa baik, atau buruk, usaha dan cara saya dalam mewujudkannya. So I guess, in a way, this can also be a confession.
*gambar dari sini
Apa saja sih, resolusi saya?
1. Resolusi kesehatan:
Membereskan urusan perawatan gigi. Ya, berhubung gigi saya banyak sekali yang bolong, bahkan beberapa perlu menjalani root canal treatment. Melengkapi daftar to-do perawatan yang panjang menuntut komitmen, makanya saya jadikan ini resolusi.
Olahraga rutin 3 kali seminggu. Standar banget, yah?
Medical check up (MCU) dan papsmear.
Menyusun menu mingguan.
Menerapkan kebiasaan makan sehat.
Realisasi:
Urusan gigi alhamdulillah bisa diberi check mark. Meskipun saya melewatkan agenda konsultasi lanjutannya, siih.
Olahraga rutin? Waduuh, saya pikir setelah tidak lagi bekerja kantoran dan tidak lagi terkendala oleh waktu, saya bisa otomatis punya semangat dan determinasi tinggi untuk berolahraga secara rutin. Kenyataannya? Dengan malu-malu dan berat hati saya harus membalik jempol untuk menilai usaha saya. Memang sih, sekarang paling tidak sekali dalam seminggu saya berolahraga (berkat ibu-ibu kompleks yang membuat sesi olahraga rutin mingguan). But I know I need to do better.
Saya juga belum melakukan MCU. Awalnya saya beralasan susah menemukan waktunya. Tapi ketika akhirnya bisa jujur pada diri sendiri, sesungguhnya kendala saya adalah ketidaksiapan dan rasa takut. This is definitely something I have to work on.
Untuk menu mingguan dan kebiasaan makan sehat, perwujudannya banyak terbantu berkat adanya ART di rumah, hehe. Memang sih untuk makan dengan sehat belum 100 persen ditunaikan, saya masih lemah sama cemilan apalagi yang manis-manis :D
2. Resolusi keuangan:
Punya cashflow yang balanced, dengan rasio keuangan yang sehat.
Menyusun plan dan mengeksekusi dengan baik agenda investasi bulanan dan tahunan.
Punya tabungan untuk dana darurat, perawatan rumah, mobil, kesehatan, tak lupa liburan dan shopping.
Mendapatkan income dari mengerjakan hal yang menjadi passion saya.
Realisasi:
Tema dari resolusi keuangan ini tentunya bagaimana agar bisa mengatur keuangan dengan lebih baik. Untuk urusan membuat plan, saya memang sudah dibekali oleh kecintaan terhadap financial planning maupun training sertifikasi yang sempat saya ikuti. Tapi dalam pelaksanaannya, godaannya banyak! Sebut saja kecenderungan saya untuk emotional spending. I want to shop whenever I'm feeling low. Meski masih bisa menahan diri supaya tidak sampai menjebol tabungan dana darurat, sih (phew!).
Saya juga menemui beberapa blunder atau pengeluaran tidak terduga sejak jadi ibu rumah tangga. Misalnya kurang okenya saya mengatur menu makan mingguan hingga berakibat pada 'bocor'nya budget grocery shopping. Tapi pelan-pelan, solusinya bisa ditemukan, yaitu dengan merancang menu makanan dengan lebih jeli dan mempekerjakan ART. Saya juga menemukan cara untuk menyiasati budget akhir pekan yang sering tidak terkendali.
Untuk yang terakhir - mendapat income dari passion - saya beruntung bisa mewujudkan hal ini. Meski dari segi nominal belum sebanding dengan pekerjaan tetap dahulu, tapi kepuasannya… sungguh tidak terkira :D
3. Resolusi seputar hubungan dengan anak dan suami:
Menerapkan positive parenting. No yelling, less emotional outburst, menggunakan kata-kata yang positif, dst.
Punya quality time bersama anak di rumah.
Punya quality time bersama suami.
Menyusun visi pendidikan dan menemukan sekolah yang sepaham.
(Serius sekali ya, isi resolusi ini, Mommies? Hehe.)
Realisasi:
Positive parenting? Hmm, to be honest, I think I can fulfill it only 60.. umm well, 50 percents of the time. Saya masih kurang sabar, masih gampang tersulut emosi. Maaf ya, Nak, mudah-mudahan Mama bisa lebih cepat menguasai materi "Belajar Sabar" :(
Sementara dalam hal quality time dengan anak, setelah beberapa bulan trial and error, akhirnya saya menyusun jadwal kegiatan harian. Dengan cara ini, saya tidak merasa bersalah jika ingin mengerjakan urusan pribadi, juga bisa fokus ketika sedang berkegiatan dengan anak. Saat mengerjakan tulisan ini, saya juga mendapat inspirasi untuk memberlakukan aturan memegang handphone selama 15 menit setiap 3 jam sekali.
Untuk quality time dengan suami, selain sekedar ngobrol tentang apa saja, kami juga selalu mencari ide-ide segar untuk kencan. Misalnya ke tempat-tempat yang baru, atau melakukan kegiatan baru seperti berolahraga bareng, kerja bakti bareng, bahkan crafting bareng.
Untuk urusan sekolah, I have to say I'm very lucky karena bisa berjodoh dengan sekolah ini. Visi misi dan metode pengajarannya cocok dengan apa yang kami harapkan.
4. Resolusi seputar personal development:
Ingin jadi SAHM setelah anak mulai bersekolah.
To be able to use my talents in a way that would be fun, fulfilling, and really profitable.
To learn about things I want to know and enjoy doing.
To cherish the friendship I have been having all these years, and to encounter inspiring, positive people.
Realisasi:
Untuk target yang pertama ditulis ini, well Mommies, you know where I end up now, don't you? Hehe. Saya 'berhasil' jadi ibu rumah tangga tiga bulan lebih cepat dari target. Sebenarnya sih, karena lokasi kerja dipindah lebih jauh. Di satu sisi, target yang tercapai lebih cepat dari jadwal ini mengkhawatirkan, karena saya belum yakin sudah siap. Tapi di sisi lain, juga ada kelegaan bisa lebih cepat ngepos di rumah, mendampingi anak 24/7, and embrace my inner, hidden womanliness, hehe.
Dan lagi-lagi, syukurlah, saya bisa mewujudkan impian untuk mengerjakan hal-hal yang menjadi passion saya, tapi kali ini, dari rumah. Saya menulis (for the beloved, fabolous Mommies Daily!), menerjemahkan, dan terkadang juga membuatkan financial plan. :D
Saya juga sempat mengikuti kelas menulis, les membuat cupcake (it's an unpredictable twist, even for me!), juga volunteering meski belum bisa rutin.
Yang lucu, di awal tahun lalu saya menuliskan nama-nama tokoh inspiratif yang ingin saya temui dan duduk bareng selama 30 menit untuk ngobrol. Ternyata, semuanya tercapai. Meski hanya bagian ketemunya saja, duduk bareng dan ngobrolnya belum, hehe. Dua di antaranya adalah founder Mommies Daily sendiri, lho, Hani dan Affi. :D
Kesimpulannya, bagian tersulit dari mewujudkan realisasi tentu saja how to stick to it. Saya pernah membaca, bahwa perubahan selalu mendapat tantangan. Seperti saat kita berikrar tidak makan lagi sesudah jam 7 malam, tapi suami tau-tau datang membawakan sepotong cake cokelat. Kini, saya mencoba melakukan pendekatan lain untuk mewujudkan realisasi. Terinspirasi dari buku "The Happiness Project," saya mencantumkan 2 hal yang menjadi fokus utama saya untuk menjadi target setiap bulannya. Dengan begitu, kita tidak dihadapkan pada begitu banyak arah tujuan di saat yang bersamaan.
Beginilah kisah tentang perwujudan resolusi saya tahun ini, Mommies. Apa Mommies punya ulasan untuk resolusi-resolusi tahun ini juga? Atau sudah bersiap-siap dengan seperangkat resolusi baru? Yuk, cerita :D