banner-detik
MD POWERFUL PEOPLE

Nadia Murad, Peraih Nobel Perdamaian 2018 yang Pernah Jadi Budak Seks ISIS

author

?author?10 Oct 2018

Nadia Murad, Peraih Nobel Perdamaian 2018 yang Pernah Jadi Budak Seks ISIS

Usianya baru menginjak 25, tapi apa yang dilakukannya mengubah hidup ribuan budak seksual di peperangan bebas dari belenggu. Apa yang ia lakukan mengantarnya menjadi peraih Nobel Perdamaian.

Nadia Murad - Mommies DailyImage: Twitter/@AndreasDefconi

Nadia Murad sendiri juga menjadi korban kekerasan seksual militan ISIS, diawali penculikan pada 2014. Selain menjadi budak seks ia juga kehilangan ibunya setelah peristiwa genoside di kampung halamannya. Selama tiga bulan ia diperjualbelikan di kalangan tentara ISIS.

Nadia berhasil melarikan diri. Setelah itu aktif berkampanye untuk beberapa hal yang dia anggap krusial. Di antaranya:

1.Dihentikannya perdagangan manusia

2.Berseru kepada dunia, agar mengambil langkah tegas, ada tak ada lagi pihak-pihak yang menggunakan pemerkosaan sebagai senjata perang.

Tepatnya 2016 lalu, Nadia mendapatkan penghargaan hak asasi manusia Vaclac Havel dari Dewan Eropa. Iya menyebutnya sebagai kemenangan yang signifikan bagi semua perempuan yang mengalami kekerasan seksual. "Ini sangat berarti, bukan hanya bagi saya, namun juga bagi semua perempuan di Irak dan seluruh dunia," ujar Nadia pada situs Nobel.

Nadia juga menyebutkan, bahkan untuk berbicara lantang atas apa yang ia alami tidak mudah. Terlebih sebagai perempuan Timur Tengah yang membawa issu dirinya sebagai budak seks.

"Untuk komunitas-komunitas kecil yang teraniaya, hadiah ini menyampaikan pada saya bahwa suara mereka didengarkan. Kami harap itu akan menjadi suara untuk semua perempuan yang menderita kekerasan seksual dalam konflik di banyak tempat lainnya," tutur Murad.

Nadia tak sendirian melakukan aksi heroiknya, ia bergandengan dengan dr. Denis Mukwege, ginekolog asal Kongo menyelamatkan ribuan perempuan korban pemerkosaan dalam peperangan. Denis diganjar penghargaan yang sama Nobel Perdamaian 2o18.

Bagaimana pendapat mommies? Saya pribadi jelas salut. Nadia mungkin masih harus berjuang mengobati trauma kekerasan fisik dan psikis yang juga ia alami. Lalu, masih punya energy luar biasa untuk merangkul perempuan yang bernasib sama dengannya.

God bless you Nadia Murad!

Share Article

author

-

Panggil saya Thatha. I’m a mother of my son - Jordy. And the precious one for my spouse. Menjadi ibu dan isteri adalah komitmen terindah dan proses pembelajaran seumur hidup. Menjadi working mom adalah pilihan dan usaha atas asa yang membumbung tinggi. Menjadi jurnalis dan penulis adalah panggilan hati, saat deretan kata menjadi media doa.


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan