banner-detik
SELF

BEKRAF: Perempuan (Juga) Bisa Menjadi Programmer

author

?author?02 Mar 2016

BEKRAF: Perempuan (Juga) Bisa Menjadi Programmer

Lewat sebuah program pelatihan bernama Coding Mum dari BEKRAF, Mommies bisa memiliki keterampilan teknis membuat aplikasi web. Seperti apa persisnya?

BEKRAF: Perempuan (Juga) Bisa Menjadi Programmer

Mungkin dunia kreatif di bidang pemrograman, khususnya keahlian dalam mendesain website dengan segala bahasa teknis yang super asing di telinga, belum begitu akrab untuk para perempuan, khususnya ibu. Tapi hal ini bisa diubah dengan adanya program “Coding Mum”  dari BEKRAF (Badan Ekonomi Kreatif). BEKRAF bekerja sama dengan Clevio Coder Camp, Dilo Mikti dan ProCode CG merumuskan program yang dimaksudkan untuk mengembangkan jiwa mompreneur. Jadi singkatnya nih, Mommies – nantinya dengan bekal kemampuan membuat sebuah website, Anda bisa membuat usaha dari rumah. Misalnya saja melakukan bisnis berbasis online. Selain menghasilkan, waktu Mommies bisa lebih banyak di rumah untuk mengurus keluarga. Baik Anda para ibu rumah tangga, atau yang memang sudah bekerja tapi berencana ingin membangun usaha.

Ketiga institusi pendidikan yang baru saja saya sebutkan di atas, akan memberikan pelatihan kepada Mommies dengan bahasa yang mudah dimengerti. Karena sesungguhnya bidang teknologi informasi ini bukanlah hal yang harus ditakuti oleh para perempuan. Kalau kata Fia, selaku Managing Editor Mommeis Daily – “Menjadi perempuan, bisa berdaya dalam banyak hal”. Tak hanya berdaya namun ke depannya, bukan tidak mungkin Anda yang belajar lewat “Coding Mum” ini bisa menjadi mompreneur yang tangguh.

Mau contoh nyata, kalau dunia IT ini juga bisa digeluti oleh perempuan? Teman saya di Female Daily Network, ada yang berprofesi menjadi Website Developer loh, namanya Fina. Kalau saya sedang konsultasi dengan dia, duuuh bahasanya memang “ribet”, tapi kalau dijelaskan perlahan dan disertakan dengan contoh, saya juga bisa kok mengerti dengan cepat *cieehh :D.  Dan Fina ternyata juga punya bisnis online, jadi antara pekerjaan tetap dan usaha sampingan terbukti bisa berjalan beriringan.

Bukti lainnya, juga saya temui saat acara press conference “Coding Mum” akhir Februari lalu di Jakarta. Salah satu murid lulusan program tersebut bercerita, kalau keahlian barunya ini memacu dia untuk membuat website untuk komunitas orangtua yang memiliki anak berkebutuhan khusus yang melakukan home schooling. Dan kebetulan salah satu anaknya yang mengidap autis juga ternyata pandai membuat permainan online edukatif.

Kepala BEKRAF, Triawan Munaf menyebut para ibu ini sebagai programmer paruh waktu. Target dari program ini adalah “Agar tercipa tenaga kerja yang sifatnya memilliki keahlian khusus, bidang ini adalah bidang yang sangat menjanjikan dan potensial untuk digeluti. Saat ini tenaga kerja khusus coding masih banyak diambil dari negara lain, kita tidak boleh kalah dengan negara lain. BEKRAF mau turut serta untuk mencetak tenaga-tenaga ahli coding, agar kita bisa menjadi tuan rumah di negara sendiri,” Tutur Triawan Munaf.

Secara angka, Triawan menyebutkan target 12,4 juta di tahun 2016 dan mencapi 13 juta untuk tahun 2019. Mommies bisa menjadi bagian dari target tersebut loh, turut membantu perekonomian keluarga dan membawa nama harum Indonesia, karena kaum perempuannya juga bisa berdaya di bidang teknologi informasi :)

Share Article

author

-

Panggil saya Thatha. I’m a mother of my son - Jordy. And the precious one for my spouse. Menjadi ibu dan isteri adalah komitmen terindah dan proses pembelajaran seumur hidup. Menjadi working mom adalah pilihan dan usaha atas asa yang membumbung tinggi. Menjadi jurnalis dan penulis adalah panggilan hati, saat deretan kata menjadi media doa.


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan