Family Friday; Rio Febrian, Suami Romantis yang Ingin Jadi Big Bro untuk Anaknya

Parenting & Kids

adiesty・25 Sep 2015

detail-thumb

"Gue ingin anak-anak mengganggap gue ini sebagai big bro. Jadi gue harus bisa seperti sahabat yang enak buat diajak main dan ngobrol"- Rio Febrian

Dulu, ketika masih remaja, saya pernah bermimpi punya pasangan yang romantis. Pasangan yang kerap memberikan kejutan manis yang bikin hati jadi berbunga-bunga. Tapi, seiring bertambahnya usia, terlebih ketika sudah menikah dan punya anak seperti sekarang ini, makna romantis buat saya jadi sedikit bergeser. Pasangan romantis ternyata nggak hanya bisa dinilai dengan pemberian hadiah spesial saja, banyak hal sederhana yang bisa kita lakukan untuk pasangan kita. Intinya, sih, hal seperti ini perlu dilakukan untuk bisa mesra sepanjang waktu.

Rio F

Ngomongin soal suami yang romantis, sepertinya Rio Febrian bisa dijadikan salah satu contoh yang tepat. Bagiamana tidak, sebagai seorang musisi, rasanya sudah nggak aneh lagi, ya, kalau ia mampu membuat lagu untuk istri tercintanya, Sabria Kono. Di album terbarunya, ‘Love Is’, Rio pun juga membuat lagu untuk anak-anaknya, ‘Never Let You Go’. Membuat lagu untuk keluarganya memang punya makna tersendiri buat Rio. Salah satunya, sebagai langkah membangun kedekatan.

Mau tahu cerita lengkapnya seperti ini? Berikut kutipan obrolan saya waktu itu bersama ayah dari Jamaika Fosteriano dan Kalampati Sinarra Febrian.

Hallo Rio, apa kabar? Ceritain sedikit, dong, kesibukanya apa saja sekarang ini.

Sekarang masih sibuk promosiin album terbaru gue. Kalau dibilang promo sebenarnya album gue ini juga sudah jalan 4-5 bulan, sih, tapi karena kerja sama dengan KFC jadi gue ada kewajiban store visit dan jalan ke beberapa kota, seperti  Jawa, Bali, dan Sumetera.

Proses album Rio ini kan di kerjakan di Swedia, waktu itu bagaimana cara Rio melepas kerinduan dengan keluarga?

Kalau komunikasi, sih, gampang banget ya sekarang ini. Cuma waktu itu gue memangakhirnya bikin lagu buat anak gue. Dua minggu di sana, gue memang harus menghasilkan beberapa lagu, ekspektasinya sih bisa buat 4 sampai 5 lagu. Ternyata bisa bikin 8 lagu, yang menurut gue ini sesuatu yang menyenangkan dan hasilnya fantanstis karena di luar ekspektasi gue.

Sempat bikin lagi buat istri juga, ya? Apa, sih, yang bikin lagu tersebut lebih spesial?

Bikin lagu buat pasangan itu sebenarnya biasa dan sering dilakukan oleh musisi lain. Tapi mungkin yang bikin sedikt berbeda dan spesial karena  lirik lagunya dihuruf pertamanya kalau diurutin jadi namanya istri gue. Jadi ada hal yang berbeda dari sekedar membuat lagu untuk pasangan.

Masih ingat nggak reaksi pertama Sabria seperti apa?

Waktu itu dia, sih, lebih terharu dengan lagu yang gue tulis buat anak-anak. Mungkin karena sekarang dia sudah jadi seorang ibu, jadi maknanya cukup dalam buat dia. Sementara waktu gue kasih tau malah biasa saja dan malah nggak ngeh kalau ada namanya, hahahaha.

Saat ini lagu anak-anak kan sudah langka banget, pandangan Rio sebagai musisi sekaligus ayah?

Gue sebenarnya senang melihat musikalitas anak-anak gue cukup tinggi, terutama anak yang pertama karena dia cepat banget menghapal lirik. Anak gue ini sering banget nyanyiin lagu gue, karena sering lihat bapaknya nyanyi atau sering ikut manggung, Tapi di lain sisi miris juga, kenapa yang anak gue nyanyiin mesti lagu orang dewasa. Sementara lagu anak-anak memang nggak banyak diproduksi lagi. Jadi gue lebih senang mengajarkan anak secara manual, langsung ngajak nyanyi bareng. Atau, ya, gue kenalkan dengan album anak-anak yang sudah ada sejak dulu, seperti albumnya Sherina masih kecil dan saat ini Naura, anaknya Nola kan juga sudah punya album. Nah, musik-musik seperti inilah yang gue coba kenalkan ke anak-anak.

Ada rencana memproduksi album untuk anak?

Iya, satu kerinduan gue adalah ke depannya ingin buat satu album yang  gue tujukan buat anak-anak. Mungkin dinyannyiin dengan anak-anak, atau gue yang nyanyi bersama anak-anak. Ya, ini kan PR kita juga sebagai orangtua. Mudah-mudahan gue bisa kerja sama dengan label untuk memproduksi lagu anak-anak. Karena menurut gue, musik buat anak-anak itu kan stimulan, energi buat mereka. Jadi warna musik, lirik harus sesuai dengan pola pikir dan dunianya mereka. Gue sendiri banyak mengenalkan berbagai genre musik ke mereka.

Setelah jadi seorang ayah, merasa lebih kreatif nggak, sih?

Harus lebih kreatif ya, soalnya kan gue jadi banyak tanggungan, hahaha. Sebenarnya, otomatis dengan jadi orangtua warna musik yang gue bikin ini warnanya jadi lebih banyak. Gue nggak akan bisa bikin lagu-lagu yang ada di album gue sekarang ini, sebelum gue punya anak. Ada cerita baru yang keluar dari kepala dan bisa gue ceritain. Sebuah pengalaman yang dulu belum gue rasakan.

Di laman selanjutnya Rio sharing soal pola asuh, bagaimana dirinya dirinya ingin kenang sebagi sosok ayah yang keren.

Bagaimana dengan pola asuh Rio terapkan di rumah?

Di rumah, gue dan istri sudah cukup banyak mengajarkan soal keberagaman dalam hidup. Gue juga membiasakan anak-anak untuk bisa berpendapat, apalagi dengan anak gue yang pertama sudah lancar. Gue membiasakan anak-anak untuk merdeka, bisa mengeluarkan pendapat dan keinginannya. Kadang kita sebagai orangtua sering sekali bilang, ini jangan itu jangan, ini kan bikin mereka hidup di zaman kita dulu. Kita membuat batasan-batasan yang sebenarnya hanya bertujuan bikin orangtua aman saja. Harusnya kan anak-anak bisa merdeka untuk mencoba segala macam hal.

Satu hal yang paling gue ajarkan adalah disiplin waktu, dengan disiplin anak-anak bisa belajar banyak. Disiplin ini rantainya panjang, bahkan anak-anak bisa belajar berempati dari sini. Begitu kita nggak disiplin waktu banyak orang lain yang ikut kita rugikan. Lagipula, salah satu yang bikin gue bertahan di industri musik juga karena gue disiplin.

Rio Febrian

Penerapannya seperti apa?

Yang kasual saja. Gue juga nggak mau menerapkan disiplin di rumah seperti tentara, kaku. Mereka nantinya juga akan mengerti sendiri, kok. Gue ingin anak-anak mengganggap gue ini sebagai big bro. Jadi gue harus bisa seperti sahabat yang enak buat diajak main dan ngobrol. Kalau dulu kan sepertinya susah, misalnya gue ketika mau ngobrol sama bokap suka merasa batasan tembok yang terlalu tinggi. Jadi suka mikir, perlu ngomong nggak, ya? Nah, gue nggak mau seperti itu, gue ingin sebelum anak-anak curhat ke temennya mereka bisa curhat dulu ke gue.

Menjadi sahabat buat anak kan juga perlu ‘investasi’, hal apa saja yang sudah Rio lakukan?

Kita nggak bisa bikin anak deket dengan kita cuma dengan membelikan anak mainan. Tapi buat gue, anak-anak baru bisa benar-benar dekat kalau kita sudah berbagi kehidupan dengan mereka. Dari kecil gue selalu berusaha punya waktu khusus untuk main dengan anak-anak. Jadi menurut gue, investasi sejak dini adalah menyediakan waktu.

Selain ingin jadi sahabat buat anak, Rio ingin jadi dikenang jadi sosok ayah yang seperti apa, sih?

Dulu, berat badan gue kan cukup banyak banget. Nah, saat Sabria hamil, itu jadi salah satu hal yang memotivasi gue untuk ngurusin badan.  Untuk benerin badan dan melakukan pola hidup.  Begitu istri gue hamil, gue bilang ke diri sendiri, “Gue ingin anak-anak melihat ayahnya ini keren.” Nah, salah satunya dengan bentuk badan yang bagus. Nah, dari sini gue makin sadar kalau dengan adanya anak-anak memang bisa mengubah pola pikir kita.

Kalau pola hidup sehat yang Rio terapkan di rumah, seperti apa?

Salah satunya adalah membiasakan bangun pagi. Banyak yang bilang kalau seniman ini identik biasa bangun siang, tapi kalau gue, sih, nggak begitu. Meikmati udara pagi bersama keluarga itu nikmat banget. Untuk pola makan juga, mulai memilih makan yang sehat, tapi tetap rock and roll. Bukan jadi susah hidup karena pengen menjalankan pola hidup sehat.