Sorry, we couldn't find any article matching ''

7 Pesan Ayah untuk Anak Perempuan saat Menjadi Istri dan Ibu
Pesan hangat para ayah untuk putri tercinta tentang pernikahan, memilih pasangan, membangun keluarga, dan makna menjadi istri serta ibu di masa depan.
Memberi pesan untuk daddy’s little princess sepertinya memang akan terasa lebih challenging dibandingkan memberi pesan untuk anak laki-laki. Karena secara psikologis, pada usia tertentu, otak anak perempuan cenderung berkembang lebih cepat dibandingkan otak anak laki-laki.
Di benak anak perempuan, gambaran tentang pernikahan sering kali sudah lebih dulu tertanam—seperti seperti apa pesta yang ideal, seperti apa gaun yang dipakai, hingga bayangan indah perjalanan menjadi seorang ibu yang akan membesarkan dan mendandani anak-anaknya. Hal-hal ini biasanya hadir lebih awal dibandingkan pada anak laki-laki, yang sering kali belum memikirkan sejauh itu.
Nah, sebelum terlalu jauh memikirkan pestanya, mungkin inilah momen bagi para daddies untuk memberikan pesan yang lebih deep—bukan hanya tentang perayaan, tetapi tentang makna menjadi istri dan ibu kelak. Untuk itu, kami berbincang dengan enam ayah dan meminta mereka membagikan pesan untuk putri tercinta mereka, berdasarkan pengalaman menjalani pernikahan dan peran sebagai orang tua.
BACA JUGA: Pesan untuk Anak Perempuan dari Seorang Ibu: Jangan Lupakan 12 Hal Ini Saat Kamu Jadi Istri dan Ibu
Pesan untuk Anak Perempuan dari Ayah Jika Kelak Mereka Menjadi Istri dan Ibu
Alex, 35 tahun, Wiraswasta
Pertama, pasangan yang ideal bukan yang romantis, tampan, kaya raya, baik, jujur, dan pintar. Kalau ini yang ada dalam checklist, maka kamu tidak akan menemukan orang itu selamanya. Nyatanya tidak ada pasangan yang ideal, nantinya dia dapat merepotkanmu dan dia dapat membuat kamu sebal. Tapi idealnya adalah kamu memilih partner yang dapat berkomitmen dengan segala janji yang kalian buat di awal. Karena percayalah akan banyak kejadian yang menguji janji-janji itu, dan ayah rasa memiliki fondasi komitmen dengan apa yang kalian sepakati, itu yang paling penting. Jangan buat komitmen terlalu kompleks, tapi buat yang sederhana tapi kalian percaya itu fondasi yang baik dan kalian bisa memegangnya sampai seumur hidup kalian. Contohnya selalu mendahulukan keluarga dan membicarakan dengan pasangan dulu sebelum mengambil keputusan besar seperti pindah kerja atau membeli sesuatu di atas nilai jumlah tertentu. Peganglah komitmen ini bukan hanya sebagai suami istri namun sebagai ayah dan ibu.
Kedua, saat sudah punya keluarga sendiri jangan lupakan ayah dan ibu, ya, kami akan sangat senang dikunjungi dan diceritakan perkembangan tentang kehidupan kalian dan cucu.
Benjamin, 43 tahun, Pegawai Swasta
Carilah pasangan yang takut dan selalu mengandalkan Tuhan. Mencari suami yang seiman akan mempermudah hidupmu, sehingga kalian akan memegang prinsip-prinsip baik yang sama dalam menjalankan pernikahan. Dan nantinya sebagai orang tua kalian akan memperkenalkan prinsip itu sejak dini kepada anak-anak kalian. Dunia ini penuh dinamika kehidupan, tidak semuanya positif, karenanya mengandalkan Tuhan dalam kehidupan keluarga akan membantumu melewati masa-masa sulit dalam hidupmu nanti.
Jadilah ibu yang menyayangi dan menerima kelebihan dan kekurangan dari anak-anakmu.
Sebagai wanita work smart, not hard, menabung, dan berinvestasi sejak dini, jangan lupa beli asuransi kesehatan yang tepat untuk keluarga (berdasarkan pengalaman, pesan ayah ini sangatlah penting!).
Maulsen Febrianto, 46 tahun, Pegawai Swasta
Sebagai istri, hormatilah dan hargai suami. Dalam keadaan sulit apapun hindarilah berkata kasar kepada suamimu. Menghargai perasaan pasangan adalah hal yang mutual. Semua dapat dikomunikasikan dengan baik sehingga kalian akan selalu menjadi pasangan yang saling mendengarkan dan menghargai.
Sebagai ibu, jangan pernah merasa lelah dalam mengurus anak. Dan, tidak hanya mengajarkan hal-hal baik kepada anakmu, kamu pun harus menjadi teladan dengan memberi contoh berperilaku yang baik kepada anak.
Didiklah anak usia 0–7 tahun penuh kasih sayang, cinta, kehangatan, dan aman bak seorang raja, tapi memasuki fase usia 7–14 tahun mereka harus sudah dapat menerapkan disiplin tinggi, tanggung jawab, menerapkan aturan yang konsisten serta belajar mengenai batasan dan konsekuensi, sehingga pada akhirnya di usia 14–21 tahun kamu sudah dapat mendampingi dan hadir sebagai teman berdiskusi.
Rorry D Kusmareza, 43 tahun, Pegawai Swasta

Foto: Freepik
Aye (nama panggilan sayang anak), kamu tidak perlu terburu-buru untuk menikah, karena menikah bukanlah perlombaan di mana yang terlebih dahulu akan menjadi pemenang, menikah adalah janji sakral antara dua insan yang mengikat sepanjang hidup.
Jika kelak kau akan menikah, pastikan engkau menikahi pria yang memang menjadi pilihanmu, pria yang mencintaimu apa adanya dan pria yang bisa menjadi imammu seumur hidupmu.
Jika kelak kau menjadi seorang istri jadilah istri yang taat pada suamimu namun jangan melebihi ketaatanmu kepada Allah SWT, sayangi suamimu seperti dad menyayangi momom (panggilan istri) tapi jangan kalahkan rasa sayangmu kepada Allah SWT.
Jadilah istri yang mandiri seperti kamu melihat momom dan jagalah keluargamu seperti dad dan momom menjaga keluarga kita.
Jika kelak kau menjadi ibu, sayangilah anak-anakmu seperti kami menyayangimu dulu namun jangan kalahkan rasa sayangmu kepada Allah SWT. Didik anakmu agar bisa hebat menggambar sepertimu, merdu menyanyi sepertimu dan jago berenang sepertimu, selebihnya biarkan anakmu berkembang menuruti bakat dan minat yang ia mau.
Aye, kalau kelak kau menikah dan memiliki anak, jangan lupakan kami yang selalu mendoakanmu dimanapun kami berada (♥️ dedoi).
Stefano, 41 tahun, Pegawai Swasta
Sebagai istri:
- Selalu sapa atau salam suamimu ketika berangkat dan pulang ke rumah. Pastikan kamu dalam keadaan terbaikmu untuk menyapanya, supaya ia ingat siapa yang menantinya di rumah.
- Suami biasanya akan sangat jarang bercerita dan berbicara, tapi ketika dia akan bercerita, dengarkanlah karena itu mungkin satu-satunya momen ia terbuka.
- Ketika sedang cekcok, jangan pernah membawa masalah sampai matahari kembali terbit keesokan harinya. Berikan waktu di hari yang sama untuk berpikir bagi kalian. Dan lakukan pembicaraan intim di dalam ruangan berdua saja. Tarik napas yang dalam, ingat kenapa kalian mengambil keputusan untuk bersama selamanya, dan ingat momen bahagia. Baru berbicaralah kepada pasanganmu.
- Ketika menikah, kamu juga akan menikah dengan keluarganya. Terimalah keluarganya seperti keluargamu.
- Suamimu mungkin akan jarang mengucapkan kata sayang, cinta, namun selalu ingat hal-hal kecil yang dilakukannya untuk dirimu seorang dan keluarga kecilmu.
Sebagai ibu:
- Selalu ingat momen kelahiran anakmu, selalu ingat janji yang diucapkan dalam hati ketika anakmu lahir dan dalam pelukan pertamamu.
- Anak adalah titipan Allah, jangan kau paksakan kehendakmu kepadanya dan biarkanlah dia berekspresi.
- Jagalah anak perempuanmu selayaknya seorang putri yang mandiri yang bisa menjaga dirinya sendiri. Didiklah anak laki-lakimu untuk tidak pernah mengangkat tangannya kepada wanita, orang tua, dan anak.
- Jadikan disiplin baik di tempat pekerjaanmu maupun di rumah. Pastikan pulang ke rumah dan tanggalkan pekerjaanmu, karena rumah bukan kantormu.
- Sesuaikan dirimu dengan kemajuan zaman yang ada, be adaptive, be quick, and be strong. Your kids are gonna need you.
- Jagalah kesehatanmu, makan makanan bergizi, berolahraga, supaya umurmu panjang untuk selalu ada di sisi anak-anakmu ketika dewasa kelak. Dan ajaklah anak-anakmu hidup sehat seperti dirimu.
Uthe, 44 tahun, Pegawai Negeri
Nantinya saat menjadi seorang ibu, ajarkanlah anakmu etika, adab, dan kebaikan. Karena anak adalah cerminan orang tua, maka berikanlah contoh yang baik dan didiklah anakmu dengan baik juga.
Dan sebagai seorang istri, bila nanti kamu sudah bekerja, setinggi apapun karirmu, tetap jangan melupakan posisimu sebagai seorang istri yang mengurus rumah tangga, dan tetaplah memperhatikan suami dan keluargamu dengan baik.
BACA JUGA: 10 Pesan Ayah untuk Calon Suami Anak Perempuan Kelak, Menyentuh Hati!
Ditulis oleh: Saskia Elizabeth W.
Cover: Pexels
Share Article


POPULAR ARTICLE




COMMENTS