
Sulit hamil meski semua hasil pemeriksaan terlihat normal? Mungkin Mommies bisa coba pemeriksaan histeroskopi untuk cari tahu penyebabnya!
Kesuburan perempuan dipengaruhi oleh banyak faktor, mulai dari hormon, sel telur, gaya hidup, genetik, paparan lingkungan, stres, diet, usia, hingga kondisi kesehatan diri, termasuk kondisi di dalam rongga rahim.
Masalahnya, gangguan pada rahim tidak selalu menimbulkan gejala. Banyak perempuan yang merasa siklus haidnya normal, tidak nyeri, tetapi ketika dilakukan pemeriksaan lebih lanjut ternyata ada kelainan yang menghambat kehamilan, dan bisa terjadi sampai berulang.
Dalam sesi gathering bersama media, Dr. dr. Gita Pratama, Sp. O.G, Subsp. F.E.R., M.Rep.Sc, Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Subspesialis Fertilitas Endokrinologi Reproduksi di RS Pondok Indah IVF Centre, menjelaskan tentang beberapa gangguan yang bisa menjadi penyebab ketidaksuburan perempuan serta cara mengatasinya.
Salah satu pemeriksaan yang kini dianggap paling efektif untuk melihat kondisi rahim secara langsung adalah histeroskopi. Prosedur ini memungkinkan dokter melihat bagian dalam rahim dengan kamera kecil. Dari sinilah berbagai masalah seperti polip, mioma, perlengketan, hingga kelainan bentuk rahim bisa didiagnosis dengan jelas dan diatasi.
BACA JUGA: 9 Tips Hamil Kembali dengan Aman Setelah Keguguran, Wajib Tahu!

Histeroskopi adalah prosedur untuk melihat bagian dalam rongga rahim menggunakan kamera kecil berbentuk tabung. Tindakan ini dikenal sebagai salah satu metode yang bisa dipakai untuk membantu menemukan penyebab dan menangani masalah sulit hamil. Histeroskopi biasanya disarankan ketika ada dugaan gangguan di rongga rahim, perdarahan yang tidak normal, keguguran berulang, atau kegagalan IVF yang terjadi lebih dari sekali.
dr. Gita menjelaskan bahwa prosedur, juga sering disebut sebagai teropong rahim ini, terbagi menjadi dua jenis, yaitu Office Histeroskopi dan Operatif Histeroskopi.
Office histeroskopi umumnya dipakai untuk mendiagnosis dan melakukan terapi pada lesi yang berukuran kecil serta tidak memerlukan bius. Sementara itu, operatif hosteroskopi untuk pengangkatan atau terapi pada kelainan yang berukuran lebih besar dan waktu lebih lama, misalnya mioma atau septum uteri.
Prosedur ini bisa dilakukan di klinik tanpa bius total.
Dilakukan di ruang operasi dengan obat bius, karena:
Rongga rahim adalah tempat embrio menempel dan berkembang. Bila terdapat kelainan apa pun, maka bisa menyebabkan proses kehamilan bisa terganggu. Sayangnya, banyak kelainan yang terjadi tanpa menimbulkan gejala, sehingga hanya bisa diketahui jika melakukan pemeriksaan.
Dengan histeroskopi, dokter dapat mendeteksi masalah sejak dini, bahkan ketika ukurannya masih kecil, sehingga penanganannya lebih mudah dan peluang keberhasilan Mommies untuk hamil jadi lenbih meningkat.
Tidak semua perempuan perlu menjalani histeroskopi. Pemeriksaan ini biasanya direkomendasikan jika ada kondisi seperti:
Misalnya terlihat gambaran polip atau mioma. Histeroskopi dilakukan untuk lebih memastikan kondisi kesehatan di dalam rahim, sebab hasil USG tidak selalu akurat 100%.
Banyak perempuan yang sering mengalami pendarahan rahim yang tidak normal, dan hal ini bisa diketahui penyebabnya dengan melakukan prosedur histeroskopi. Beberapa pendarahan yang tidak normal seperti flek di luar jadwal haid, haid terlalu panjang (lebih dari 7 hari), perdarahan yang sangat banyak, atau siklus menstruasi yang berantakan.
Histeroskopi juga bisa membantu melihat apakah ada kelainan pada rahim yang menyebabkan embrio tidak berkembang dengan baik dan menyebabkan Mommies mengalami keguguran berulang.
Jika semua pemeriksaan normal, mulai dari kondisi sperma sudah baik, saluran tuba normal, dan ovulasi terjadi, tetapi kalian masih sulit untuk hamil, maka prosedur histeroskopi dapat membantu menemukan penyebab tersembunyi di dalam tubuh Mommies.
Jika sudah berkali-kali melakukan transfer embrio tetapi belum juga membuahkan hasil, maka sangat penting untuk melakukan pemeriksaan rongga rahim untuk mengetahui penyebab utamanya, yang mungkin tidak terlihat atau terasa secara langsung.
Nah, dr. Gita menjelaskan bahwa ada beberapa masalah pada rahim yang bisa dideteksi dengan prosedur histerokopo, yaitu:
Polip adalah tumor jinak yang tumbuh dari lapisan dalam rahim (endometrium).
Ciri-ciri:
Namun yang menjadi masalah adalah polip seringnya tidak menimbukkan gejala. Namun pada sebagian perempuan, polip bisa menyebabkan flek di luar jadwal haid, perdarahan tidak teratur, hingga sulit hamil atau keguguran.
Pada kasus infertilitas, polip dapat mengganggu menempelnya embrio di rahim. Jika diketahui ada polip kecil, maka dokter bisa langsung memotongnya melalui prosedur office histeroskopi tanpa bius. Namun jika polipnya besar, maka perlu dilakukan prosedur operatif.
Berbeda dari polip, mioma adalah tumor jinak yang berasal dari otot rahim. Bila letaknya menonjol ke dalam rongga rahim (submukosa), maka kondisi ini dapat menyebabkan:
Mioma tidak bisa diangkat dengan office histeroskopi karena teksturnya keras. Pengangkatan memerlukan prosedur operatif dengan alat khusus.
Perlengketan terjadi ketika dinding depan dan belakang rahim menempel satu sama lain. Dalam banyak kasus, penyebab tersering kondisi ini adalah riwayat kuret akibat keguguran.
Gejalanya bisa berupa:
Untuk memperbaikinya, dokter harus memisahkan perlengketan lewat histeroskopi operatif. Setelah itu, biasanya dipasang IUD khusus untuk mencegah rahim lengket kembali.
Kelainan yang berikutnya adalah kelainan bentuk rahim. Kelainan ini merupakan bawaan yang membuat rongga rahim terbagi oleh dinding jaringan (septum).
Jika kondisi dibiarkan, maka Mommies bisa mengalami sulit hamil, keguguran berulang, hingga risiko persalinan prematur. Nah, histeroskopi adalah cara terbaik untuk memotong septum dan mengembalikan bentuk rahim seperti semula dan normal.
Histeroskopi juga dapat melihat tanda infeksi pada lapisan rahim (endometritis). Endometritis terjadi ketika lapisan dalam rahim meradang karena infeksi. Penyebabnya bisa bakteri, sisa jaringan setelah keguguran atau persalinan, riwayat kuret, atau infeksi yang naik dari vagina.
“Niche” adalah cekungan kecil atau lekukan yang terbentuk di bekas sayatan operasi caesar pada dinding rahim. Setelah melahirkan lewat seksio (operasi caesar), seharusnya dinding rahim Mommies menutup dan sembuh dengan merata. Namun pada sebagian perempuan, bekas jahitannya tidak menutup sempurna dan meninggalkan rongga seperti kantong kecil. Nah, itulah yang dinamakan Niche.
Kondisi ini tentu saja bisa diobati melalui tindakan medis, seperti histeroskopi operatif. Nantinya prosedur ini akan membantu memperbaiki rongga Niche tersebut agar bentuk rahim Mommies kembali lebih optimal.

Kemudian dr. Gita pun membagikan detail prosedur histeroskopi ketika dilakukan kepada pasien. Prosedurnya relatif cepat dan aman. Nantinya akan disediakan kamera kecil, yang kemudian dimasukkan melalui vagina menuju serviks, lalu ke dalam rahim. Dari monitor, dokter bisa melihat permukaan rahim Mommies secara langsung.
Durasi prosedur pun sudah bisa diperkirakan. Berikut perkiraannya:
Keunggulannya adalah hasil yang terlihat adalah kondisi nyata, bukan hanya gambaran dari alat imaging seperti USG. Jadi, Mommies bisa melihat langsung kondisi rahim kalian.
Gangguan kesuburan pada perempuan tidak selalu berasal dari hormon atau sel telur. Banyak kasus justru disebabkan oleh masalah di rongga rahim yang tidak terlihat gejalanya.
Dengan histeroskopi, berbagai kelainan seperti polip, mioma, perlengketan, hingga kelainan bentuk rahim dapat ditemukan dan langsung ditangani. Ini membuat peluang kehamilan jauh lebih besar, baik secara alami maupun melalui program seperti IVF.
Jika Mommies mengalami perdarahan tidak normal, keguguran berulang, atau sudah menjalani banyak upaya kehamilan tanpa hasil, pemeriksaan histeroskopi bisa menjadi langkah penting yang layak dipertimbangkan, lho.
BACA JUGA: 5 Penyebab Keguguran yang Paling Sering Terjadi, Harus Diwaspadai!
Cover: Freepik