banner-detik
SELF

Cegah Stroke Itu Nggak Sulit: Cuma Butuh Perubahan Gaya Hidup Lewat 10 Kebiasaan Ini

author

RachelKalohin 5 hours

Cegah Stroke Itu Nggak Sulit: Cuma Butuh Perubahan Gaya Hidup Lewat 10 Kebiasaan Ini

Penyakit ini bisa datang kapan saja tanpa aba-aba, tetapi gaya hidup sehat berikut ini bisa bantu Anda cegah stroke. Coba cek, mana yang sudah Anda lakukan?

Rasanya kita sudah tidak perlu kaget lagi, ya, kalau penyakit stroke ini bisa menyerang kita kapan saja. Ini memang bukan hal baru. Di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional terdapat 70 kasus stroke per tahun pada pasian dengan rentang usia 20-30an, tidak terkecuali pada mereka yang memiliki gaya hidup sehat dan bugar. Direktur Utama RS PON dr Adin Nulkhasanah Sp,S, MARS menjelaskan, bahwa kasus stroke tidak melulu berkaitan dengan penyebab ‘klasik’ seperti gaya hidup tidak sehat dengan riwayat penyakit penyerta, karena penyakit mematikan ini dilatarbelakangi juga oleh kelainan genetik. Sebagai yang hingga sekarang masih cukup kuat untuk menjalani hidup, yuk, cegah stroke melalui 10 kebiasaan ini!

1. Lebih sayang sama tubuh

Nggak cuma berbekal dikasih treatment setiap bulan, lho, ya. Menyayangi tubuh ini luas sekali pengertiannya. Tapi, mulai dari yang paling jelas, deh. Kalau Anda sayang sama tubuh sendiri, artinya Anda akan memilih-milih apa saja yang boleh masuk ke dalam tubuh. Rokok? Alkohol? Jelas berbahaya. Nggak bisa langsung berhenti total? Mulai aja dulu! Dijamin bukan hanya teman-teman yang bakal mendukung, tapi semesta akan selalu membuka jalan. 

2. Paham arti “makanan sehat”

Dalam unggahannya di Instagram, Dr. Dion Haryadi, PN1, CHC, AIFO-K─dokter yang dikenal karena penjelasannya soal mitos kesehatan yang lugas dan mudah dipahami—membahas tren real food dan gluten-free yang kini dianggap sebagai “kasta” tertinggi makanan sehat. Padahal, menurut beliau, tidak ada yang salah dengan makanan sehari-hari kita. Real food sejatinya berarti bahan makanan yang masih mendekati bentuk aslinya, bukan harus serba direbus tanpa bumbu tambahan. Apapun cara masaknya—rebus, tumis, panggang, bahkan goreng—tidak masalah selama nutrisinya seimbang: cukup karbo, serat, dan protein. Bahkan konsumsi processed food seperti roti pun tidak langsung membuat tubuh tidak sehat, asalkan porsinya terjaga dan kita paham kebutuhan tubuh sendiri.

3. Mengatur level kepuasan saat “cheating”

Sah-sah saja kalau kita menganggap bahwa kebutuhan sehari-hari kita belum lengkap tanpa kopi. Hanya saja, kita perlu mengatur cara kita mengonsumsi kopi. Satu gelas kopi dengan tambahan gula dan susu dalam sehari sudah cukup, lebih baik lagi kalau Anda pecinta Ice Americano alias kopi hitam tanpa tambahan gula. Meski Anda menganggap konsumsi kopi itu adalah kewajiban harian, bukan artinya sarapan sudah lengkap hanya dengan segelas kopi saja, tanpa konsumsi makanan lain. Demikian pula dengan camilan, dari cookies, martabak, hingga gorengan, semua sah-sah saja untuk dinikmati, asalkan tidak overconsumed

4. Sadar diri, batasi diri

Memang tidak ada yang salah dari konsumsi gula maupun garam. Hanya saja, semua perlu dikonsumsi dengan bijak dan sadar, terutama bila Anda sudah memiliki riwayat hipertensi (tekanan darah tinggi), yang biasanya baru ketahuan ketika melakukan check-up atau saat Anda sedang menjalani pemeriksaan ketika ada keluhan tertentu. Kalau sudah di ranah ini, artinya memang perlu ada batasan. Namun, sekarang ini makin banyak alternatif yang bisa Anda pakai sebagai pengganti gula dan garam dengan kandungan yang lebih sehat. Misalnya, mulai ganti es teh manis Anda dengan madu dan tambahan lemon, biasakan mengonsumsi makanan dengan garam yang lebih sedikit dari sebelumnya. Bila dokter menyatakan Anda sudah harus rutin mengonsumsi obat darah tinggi, maka terimalah perubahan tersebut dengan lapang dada, sambil tetap menjalani gaya hidup yang lebih sehat.

5. Bergerak yang bukan asal gerak

Berjalan kaki setiap hari, meski karena tuntutan sebagai commuter, tetap bermanfaat. Namun, aktivitas fisik tak cukup berhenti di situ. Idealnya, Anda tetap perlu menyisihkan waktu untuk latihan kekuatan otot dan kardio (lari atau jalan cepat). Kedua ini adalah jenis olahraga yang wajib dilakukan, selebihnya, sifatnya opsional. Anda bisa melakukan social sport seperti futsal, basket, atau padel. Menariknya, maraknya tren olahraga belakangan ini menunjukkan bahwa meluangkan waktu untuk bergerak kini telah menjadi bagian esensial dari gaya hidup modern. Mommies sudah ikut tren yang mana saja, nih?

6. Investasi lewat tidur

Tidur cukup itu minimal 7 jam. Namun, tujuh di sini bukan sekadar angka. Dalam fase tidur nyenyak, otak memutar ulang memori, memperkuat sistem imun, dan mengatur kadar gula serta tekanan darah. Tanpa tidur yang cukup, tubuh tidak bisa bekerja secara optimal menjalani fungsinya, sehingga bisa terganggu. Di sinilah kemudian risiko penyakit seperti stroke, hipertensi, hingga depresi meningkat.

7. Downtime sebelum tidur

Dalam podcast Radityadika, Aderai yang saat itu menjadi bintang tamu menjelaskan tentang aturan tidur berkualitas melalui metode “10-3-2-1”, yakni:

  • 10 jam sebelum tidur: Hindari minum alkohol.
  • 3 jam sebelum tidur: Jangan makan makanan berat atau berlebihan.
  • 2 jam sebelum tidur: Berhenti bekerja dan kurangi aktivitas yang menimbulkan stres.
  • 1 jam sebelum tidur: Singkirkan semua layar elektronik (ponsel, laptop, TV) dan lakukan aktivitas relaksasi.

8. Tidak perlu menghindari stres, tapi kelolalah dengan baik

Hari gini, siapa, sih, yang bisa terima begitu saja setiap kali ada orang lain, bahkan dokter sekalipun, yang kasih pesan, “Jangan stres, ya!”, karena memang nggak ada yang mau stres dan berusaha menghindari stres adalah sesuatu yang hampir mustahil sekarang ini. Maka, yang perlu dilakukan adalah mengelola stres. Salah satunya, dengan memahami tanda-tanda stres yang muncul agar kita pun bisa mengatasinya dengan benar.

Baca juga: Kenali Tanda-Tanda Orang Tua Alami Stres, Penyebab, dan Cara Mengatasinya!

9. Wajib punya minimal 1 hobi positif

Hobi yang positif pilihannya banyak sekali, lho, Mommies. Berkebun, membaca, melukis, merajut, Yoga, meditasi, journaling, mendengarkan dan menikmati musik, menjalani ritual dengan aromatherapy, main puzzle, jalan kaki sama anabul, dan masih banyak lagi. Pastikan Anda punya cara sendiri untuk menikmati kegiatan yang melatih konsentrasi, menata pikiran dengan mindful, serta terkoneksi dengan sekitar. Kegiatan ini penting untuk kita bisa terus menjaga kesehatan mental, sehingga tidak mudah stres menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupan. 

Baca juga: Bebas Stres, Ini Tips Jitu Menjaga Kesehatan Mental Orangtua Tunggal Menurut Psikolog

10. Nggak hanya medical check-up, tapi juga brain check-up 

Dr Adin juga menjelaskan pentingnya melakukan brain check-up, seperti MRI, MRA, maupun CT angio. Bahkan, bila sebelumnya memiliki indikasi medis, pemeriksaan ini bisa dilakukan secara gratis di RS PON dengan BPJS Kesehatan. Pemeriksaan kesehatan otak ini penting karena berdasarkan kasus yang terjadi pada pasien, tidak jarang ada orang yang merasa rajin olahraga, tidak memiliki diabetes, tidak memiliki hipertensi, rutin kontrol kesehatan check up, tapi tiba-tiba terserang stroke. Dr Adin menyarankan, “Check up itu tidak hanya medical check up biasa, tetapi brain check up, untuk melihat kondisi pembuluh darah di otak”.

Dari 10 cara di atas, yang mana yang sudah menjadi kebiasaan Mommies?

Share Article

author

RachelKaloh

Ibu 2 anak yang hari-harinya disibukkan dengan menulis artikel dan content di media digital dan selalu rindu menjalani hobinya, menjahit.


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan