Sorry, we couldn't find any article matching ''

Anak Boleh Tahu Orang Tua Sedang Berkonflik, Ini Alasannya
Adalah wajar jika setiap relasi pernah mengalami konflik. Anakpun boleh tahu ketika orang tua sedang berkonflik, tentunya berkonflik sehat, tanpa kekerasan.
Mungkin sebagian dari kita berpikir bahwa menampilkan konflik di depan anak adalah hal yang buruk. Takut anak trauma, terluka atau takut anak juga ikutan jadi suka berkonflik. Itu tak sepenuhnya salah. Apabila konflik dilakukan dengan cara yang tidak sehat, misalnya disertai emosi berlebihan, terdapat kekerasan, tentu akan menimbulkan persepsi buruk di benak anak.
Kenyataannya, orang tua berkonflik tak selamanya berarti buruk. Menurut Psychology Today, konflik adalah bukti bahwa kita dan pasangan punya hubungan yang saling bergantung (interdependent) dan saling membutuhkan, serta bukti bahwa ada tujuan yang hendak dicapai bersama melalui konflik tersebut.
Menurut Psikolog Anak dan Remaja, Alia Mufida, M. Psi, Psikolog, anak boleh mengetahui ketika orang tuanya sedang berkonflik. Hanya saja, saat berkonflik, orang tua tidak kebablasan dan memiliki kesadaran penuh dan kontrol diri yang baik bahwa argumen dilakukan sebatas mendiskusikan perbedaan pendapat.
Konflik dalam kehidupan sehari-hari terkadang berperan untuk memperbaiki, memperkuat dan mempererat relasi dengan pasangan jadi lebih sehat.
Ketika Orang Tua Berkonflik, Anak Belajar…
Foto: Cover:Image by azerbaijan_stockers on Freepik
Berbeda pendapat adalah hal yang wajar
Menurut penelitian, Fida menyebutkan bahwa berargumen sehat dengan pasangan di depan anak bisa jadi baik buat anak-anak. Karena, itu bisa membantu anak-anak memahami bahwa berbeda pendapat itu hal yang wajar dalam sebuah relasi. Namun perlu diingat, ketika berargumen, batasannya adalah saling mempertahankan pendapat, bukan memaksakan pendapat sehingga terjadi pertengkaran. Sehingga, yang mau dicapai ketika berkonflik adalah kata sepakat saat tidak sependapat (agree to disagree).
Memahami realitas rumah tangga tak selalu indah, bisa ada masalah
Ketika anak mengetahui orang tuanya berkonflik, secara tidak langsung, itu memberikan pemahaman kepada anak bahwa kehidupan rumah tangga tidak selalu ideal adanya. Masalah dapat sewaktu-waktu muncul. Dengan demikian anak memiliki persepsi yang normal tentang kehidupan dengan segala dinamikanya. Bukan persepsi sebuah rumah tangga atau keluarga seperti di negeri dongeng. Hal ini juga dapat menumbuhkan resiliensi anak.
Baca juga: Waspada! 15 Tanda Anak dengan Kecerdasan Emosional Rendah yang Sering Disepelekan Orang Tua
Saat orang tua berkonflik, akan ada penyelesaian
Foto: Image by freepik
Ketika berkonflik, orang tua juga perlu memperlihatkan bahwa orang tua mampu menyelesaikan konflik. Ini bisa ditandai dengan sikap yang kembali netral, berpelukan, tertawa bersama lagi, dan seterusnya. Anak pun memahami bahwa konflik tidak harus selalu berakhir buruk. Konflik juga bisa bermanfaat untuk semakin mendewasakan diri, saling menumbuhkan empati, toleransi dan pengertian. Anak juga bisa belajar bahwa walau ada konflik, orang tua tetap saling mengasihi.
Konflik bukan hal yang perlu ditakuti atau dihindari
Dengan memahami bahwa konflik itu adalah hal yang wajar terjadi di sekitar kita, merupakan bagian dari kehidupan, niscaya anak tak perlu menghindari atau takut akan adanya konflik. Konflik ada untuk dihadapi, baik dengan didiskusikan secara asertif, maupun dicari solusinya. Pada akhirnya, konflik akan berlalu ketika sudah berhasil diatasi.
Berkonflik tidak sama dengan bertengkar
Saat orang tua berkonflik, sangat mungkin intensitasnya naik. Si sinilah orang tua perlu memerhatikan itensitas dari konflik tersebut agar tidak berakhir dengan pertengkaran hebat. Jangan sampai ada kekerasan di dalam konflik tersebut, baik secara fisik, verbal dan emosional yang dilakukan untuk menyerang atau menyakiti pasangan apalagi dengan sengaja. Dengan mendemonstrasikan cara berkonflik yang sehat dan dewasa di dalam keluarga, anak jadi mendapatkan pemahaman bahwa konflik bukan hal yang mengerikan dan menceraiberaikan.
Jenis Konflik Orang Tua yang Boleh Anak Ketahui
Tentunya, ada batasan tentang konflik seperti apa yang boleh diketahui oleh anak. Biasanya, konflik sehubungan dengan perbedaan pandangan dan nilai yang berlatar belakang dari pengasuhan masing-masing, itu masih wajar diketahui anak. Contoh lain, konflik tentang pembagian tugas rumah tangga, perbedaan karakter, ekspektasi, kebutuhan, perasaan, kebiasaan-kebiasaan pasangan, dan hal lain yang masih berada di dalam ranah rumah tangga, masih sangat wajar diketahui anak.
Namun, dalam konteks konflik yang berat dan melibatkan pihak ketiga, seperti adanya perselingkuhan, isu seksual, pertikaian keluarga besar, orang tua perlu berhati-hati saat berkonflik agar tak menimbulkan dampak negatif pada diri anak. Bila perlu, konsultasikan dengan psikolog untuk mencari cara yang tepat untuk memberitahukannya kepada anak.
Baca juga: 5 Hal Ini Dilakukan oleh Pasangan dengan Pernikahan yang Sehat
Cover: Image by freepik
Share Article

COMMENTS