Sorry, we couldn't find any article matching ''

Tragedi Ponpes Al Khoziny Ambruk, Ini Langkah Aman Memilih Pondok Pesantren untuk Anak
Robohnya bangunan Ponpes Al Khoziny di Sidoarjo kembali mengingatkan orang tua untuk selalu memperhatikan beberapa hal ini ketika memilih pondok pesantren.
Beberapa orang menjalani hari Senin dengan rutinitas seperti biasanya, tetapi tidak bagi beberapa orang tua murid sebuah pondok pesantren. Kabar duka bukan hal pertama yang diharapkan dari tempat anak tumbuh dan menuntut ilmu.
Pada Senin (29/9/2025), bangunan empat lantai Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur ambruk hingga ke lantai dasar. Bangunan tersebut roboh ketika para santri tengah melaksanakan salat asar berjamaah di lantai bawah dan menimpa mereka. Proses evakuasi korban dan pembersihan puing terus berjalan hingga hari ini.
BACA JUGA: Tips Sebelum Memasukkan Anak ke Pesantren atau Boarding School Menurut Psikolog
Kronologi Pondok Pesantren Al Khoziny Ambruk
Dikutip dari detikJatim, seorang santri NSR (16) yang selamat dari reruntuhan menceritakan bagaimana tragedi ambruknya bangunan Ponpes Al Khoziny terjadi. Ia sempat terjebak selama hampir 30 menit sebelum akhirnya bisa melepaskan diri dari puing-puing bangunan karena melihat celah.
Foto: Umarul Faruq/ANTARA FOTO dari CNN Indonesia
Diketahui, bangunan yang ambruk tersebut memang dalam proses renovasi yang telah berlangsung selama hampir 9 bulan. Pada hari kejadian, lantai 4 baru saja melalui tahap pengecoran di pagi hari.
Sore harinya sekitar pukul 15.00 WIB, ketika ratusan santri tengah melaksanakan salat asar berjamaah di lantai bawah, terdengar suara gemuruh yang keras dari lantai atas dan disusul getaran yang kuat. Mendengar suara reruntuhan itu, beberapa santri sempat bubar untuk menyelamatkan diri. Namun, tanpa memakan sekian detik lagi, bangunan di atas dengan cepat roboh dan menghantam ratusan santri di bawahnya.
Jumlah Korban Terkini Sebanyak 158 Orang
Berdasarkan laporan terbaru dari CNN Indonesia per Senin (6/10/2025), jumlah korban secara keseluruhan hingga pencarian hari kedelapan terhitung 158 orang: sebanyak 104 orang selamat, 54 orang meninggal, dan termasuk penemuan 5 bagian tubuh.
Proses evakuasi korban dan pembersihan puing di lokasi kejadian terus dilakukan secara gigih oleh Tim Basarnas. Para korban dievakuasi satu per satu di sejumlah titik, mulai dari bagian depan bangunan hingga ke area belakang. Proses evakuasi ini sudah berjalan selama sepekan lebih sejak hari kejadian.
Penyebab Ponpes Ambruk, Diduga Fondasi Bangunan Tidak Kuat
Menurut para ahli, ambruknya bangunan Ponpes Al Khoziny diduga karena fondasi bangunan yang tidak kuat. Melansir detikProperti, Edy Prakoso seorang Deputi Operasi dan Kesiapsiagaan Basarnas menduga bahwa fondasi bangunan yang tidak memadai menjadi penyebab runtuhnya bangunan.
Ketika struktur dari lantai empat mengalami tekanan beban, fondasi tidak mampu menahan beratnya, sehingga menyebabkan ambruk hingga ke lantai dasar.
Foto: Suparno/detikcom
Seorang arsitek sekaligus dosen Binus University, Denny Setiawan, turut menyoroti kemungkinan bahwa triplek penopang saat pengecoran menggunakan bahan berkualitas rendah atau tidak sesuai standar, yang kemudian tidak mampu menahan beban.
“Metode yang benar misalnya kejadiannya pas ngecor, tripleknya sudah digunakan sesuai dengan yang disyaratkan si ahli sipil atau belum. Itu yang perlu kita cek juga. Jangan-jangan tripleknya menggunakan yang mutunya rendah sehingga gampang ambruk,” kata Denny dikutip dari detikcom pada Kamis (2/10/2025).
Untuk mengetahui penyebab bangunan ambruk, perlu dilakukan pengecekan pada fondasi bangunan dan mengecek regulasi yang berlaku. Bila sudah ada izin bangunan, itu artinya pembangunan sudah melalui ahli, seperti arsitek dan insinyur sipil.
Tak hanya itu, seorang pakar teknik sipil struktur dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Mudji Irmawan, juga menyoroti ketidakselarasan perencanaan dan pembangunan yang dilakukan. Awalnya, bangunan tersebut direncanakan hanya satu lantai. Namun, pengurus ponpes menambah lantai baru saat melihat pertambahan jumlah santri. Berbeda dengan rencana awal dan semakin bertambahnya beban yang ditanggung lantai satu diduga menjadi penyebab robohnya bangunan ponpes.
Langkah Orang Tua dalam Mengecek Keamanan Pondok Pesantren
Mommies, tragedi ini menyayat hati masyarakat Indonesia. Apalagi luka mendalam yang diterima para orang tua korban.
Oleh sebab itu, Mommies dan Daddies juga harus selalu mengingat bahwa penting sekali untuk memperhatikan beberapa hal ketika memilih pondok pesantren untuk anak. Berkaca dari tragedi Ponpes Al Khoziny, pengecekan fasilitas dan bangunan juga sangat penting. Mengutip detikJatim, berikut tips memilih pesantren.
1. Reputasi dan Track Record Pesantren
Mommies dan Daddies perlu mencari tahu reputasi dan track record suatu pesantren yang dituju, seperti sudah berapa lama berdiri, bagaimana rekam jejaknya dalam hal keselamatan dan perlakukan terhadap santri. Orang tua juga bisa bertanya ke alumni tentang bagaimana pengalaman dan kualitas lulusan yang dihasilkan. Lihat juga latar belakang siapa pengasuh atau kiainya.
2. Fasilitas dan Pengawasan
Melihat tragedi Ponpes Al Khoziny di Sidoarjo semakin meningkatkan kewaspadaan terhadap kualitas bangunan dan fasilitas pesantren. Cek bagaimana kondisi asrama, ruang belajar, tempat ibadah, ruang kesehatan, dan fasilitas lainnya. Lihat juga apakah tersedia pengawasan CCTV.
3. Sistem Pendidikan dan Kesejahteraan Santri
Setiap pesantren punya sistem pendidikan dan kurikulum serta program yang berbeda. Untuk mengutamakan kesejahteraan anak, orang tua bisa mengecek kesiapan fasilitas kesehatan dan penanganan kondisi darurat bila musibah terjadi.
4. Biaya Pendidikan
Biaya pendidikan bisa disesuaikan dengan kemampuan finansial setiap keluarga agar tidak terjadi kendala ke depannya. Mommies dan Daddies juga perlu mempertimbangkan antara biaya dan fasilitas pendidikan yang ditawarkan.
5. Letak Geografis dan Jarak Pondok Pesantren
Letak geografis dan jarak pondok pesantren bisa didiskusikan dengan anak. Apakah ingin memilih yang dekat agar lebih mudah terjangkau atau yang jauh untuk melatih kemandirian anak.
Di luar beberapa tips di atas, Mommies dan Daddies juga perlu memastikan kualitas komunikasi dan keterbukaan antara pihak pesantren dengan orang tua. Dengan memperhatikan reputasi, fasilitas, kualitas bangunan, aturan pengasuhan, hingga keterbukaan komunikasi, orang tua bisa lebih tenang melepas putra-putrinya menimba ilmu.
BACA JUGA: Tips Memilih Pondok Pesantren, Jangan Hanya Soal Ilmu Agama
Ditulis oleh: Retno Raminne Nurhaliza Pitoyo
Cover: Muhaimin Abdul Aziz/Pexels
Share Article

COMMENTS