8 Kesalahan Kakek dan Nenek dalam Mengasuh Cucu yang Sering Tidak Disadari

Parenting & Kids

Sisca Christina・in 3 hours

detail-thumb

Orang tua perlu mengkomunikasikan kepada kakek dan nenek agar caranya mengasuh cucu selaras dengan nilai dan prinsip pengasuhan mommies.

Bagi kakek dan nenek, cucu adalah kado terindah. Itulah mengapa kebanyakan kita temui kakek dan nenek sangat sayang pada cucunya. Sementara bagi sang cucu, memiliki kakek dan nenek juga menyenangkan. Harus diakui, ada kalanya sang cucu juga merasa lebih nyaman dengan kakek dan neneknya, karena mereka nggak marah-marah seperti orang tuanya, betul, apa betul?

Kita juga termasuk beruntung jika masih memiliki orang tua atau kakek dan nenek bagi anak kita. Sebab, mereka bisa dijadikan tempat bertanya, bahkan diandalkan ketika kita membutuhkan bantuan.

Sayangnya, cara kakek dan nenek menyayangi anak kita tak selalu diwujudkan dengan metode yang tepat. Saking sayangnya pada cucu, kakek dan nenek terkadang jadi kebablasan hingga terasa permisif atau kurang mendidik.

Biasanya, ini terjadi pada kita yang mengandalkan orang tua kita untuk membantu mengasuh anak-anak kita saat bekerja, atau yang masih tinggal bersama orang tua. Intervensi pengasuhan dari kakek dan nenek akan sulit dihindari. Jika dibiarkan dan menjadi dominan, otoritas orang tua bisa berpindah kepada kakek dan nenek. Anak pun bingung harus ikut aturan siapa. Jika begini, anak rentan mencari aturan yang enak baginya saja, dan makin tidak taat pada prinsip dan nilai yang diajarkan orang tua.

Kesalahan Kakek dan Nenek dalam Mengasuh Cucu

Setidaknya, ini beberapa kesalahan yang mungkin dilakukan oleh kakek dan nenek saat mengasuh cucu, baik disadari atau tidak disadari, yang dapat pula memicu konflik dengan orang tua sang cucu.

Baca juga: 11 Salah Kaprah tentang Gentle Parenting yang Bisa Mengganggu Perkembangan Anak

1. Memanjakan saat mengasuh cucu

mengasuh cucu

Foto: Image by freepik

Tanpa sadar, rasa sayang dan kebanggaan sang kakek atau nenek diwujudkan dengan cara memanjakan cucunya. Caranya bisa bermacam-macam. Ada yang dengan membanjiri cucu dengan hadiah atau mainan, mengiyakan setiap permintaan cucu, mengunjungi cucu terlalu intens hingga menunjukkan sikap protektif yang berlebihan. Ini bisa membuat cucu menjadi manja, malas, hingga mengabaikan aturan orang tua.

2. Mengabulkan permintaan cucu, yang tidak diindahkan oleh orang tuanya

“Nek, beliin itu dong. Mama nggak mau beliin, sih.” Kemudian sang nenek dengan enteng mengabulkannya. Lebih parahnya lagi jika sang nenek mengindahkan permintaan c

ucu tanpa berdiskusi atau menanyakan alasan atau pandangan orang tua cucu. Ini bisa membuat cucu kesulitan menerima kata tidak di kemudian hari, semakin tidak taat pada orang tua, dan menjadikan sang nenek sebagai jalan pintas untuk mendapatkan keinginannya.

3. Memihak atau membela cucu saat didisiplinkan orang tua

Ketika orang tua sedang menegur perilaku anak yang melanggar aturan, terkadang kita menemui kakek atau nenek spontan membela sang cucu langsung di depan orang tuanya. Ini bisa membuat anak merasa perilakunya wajar karena ada yang membenarkan. Sikap tersebut juga bisa membuat wibawa orang tua turun di mata anak. Akhirnya anak jadi punya standar ganda dan memilih mendengarkan apa kata kakek nenek karena lebih menyenangkan baginya.

4. Ikut memarahi cucu ketika orang tua sedang mendidik cucu

Kebalikan dengan sebelumnya, ada juga kakek atau nenek yang suka ikut memanas-manasi ketika orang tua sedang mendisiplinkan anak. Ini bisa memperburuk perasaan sang cucu. Kakek dan nenek perlu belajar mengendalikan diri dalam mengambil bagian dalam mendisiplinkan cucu. Karena tugas utama untuk mendidik anak terletak pada orang tua, bukan pada kakek dan nenek.

5. Mengkritik orang tua di depan anak

“Jangan terlalu keras sama anak!” atau “Anak jangan dimarahin terus gitu, kasian,” dan kritikan lainnya yang dilontarkan oleh kakek nenek di depan anak dan orang tuanya, bisa merusak wibawa orang tua dan relasinya dengan anak.

Jika merasa perlu menegur orang tua cucu, kakek dan nenek perlu melakukannya dengan bijaksana, tidak di depan cucu, dan tanpa bersikap menyalahkan.

6. Melibatkan diri terlalu jauh dalam mengasuh cucu hingga mengambil alih peran si orang tua

Awalnya nenek ingin membantu sang anak mengurus cucu habis melahirkan, lalu memanjang jadi momong cucu saat anak bekerja. Akhirnya, karena cucu lebih banyak bersama kakek dan nenek, hingga urusan sekolah cucu, playdate, terima rapor dilakukan oleh mereka. Mereka lupa serah terima urusan pengasuhan selepas anak-anak bekerja, atau di hari libur. Akibatnya peran kakek dan nenek sudah seperti orang tua bagi cucunya. Jika dibiarkan, ini bisa membuat relasi anak dengan sang cucu jadi merenggang.

7. Memaksakan gaya pengasuhan seturut zaman kakek nenek ketika mengasuh cucu

Foto: Image by freepik

Karena merasa berpengalaman mengasuh anak, tak jarang kakek dan nenek menggunakan gaya pengasuhannya dulu ketika merawat orang tua cucu (anak kakek dan nenek). Mereka mengabaikan atau mengkritik gaya parenting yang diterapkan orang tua kepada sang cucu.

Tidak semua gaya pengasuhan di masa lalu itu salah, sebagian bahkan patut dicontoh. Namun kakek dan nenek perlu beradaptasi dengan perkembangan zaman di mana pola pengasuhan juga mengalami berbagai perubahan dan inovasi ke arah yang lebih baik. Ini bukan lagi masanya kakek nenek yang menjadi orang tua. Sehingga berikanlah ruang bagi orang tua cucu untuk mengasuh anaknya dengan gaya pengasuhan yang dianggap efektif dan empatik.

8. Melonggarkan aturan yang diterapkan orang tua ke anak

Orang tua menerapkan pola makan sehat, nenek malah kasih naget mini market. Nggak pakai sayur, lagi. Katanya, kalau pakai itu makannya jadi banyak. Jadwal waktu layar anak yaitu Sabtu, kakek nenek kasih main gadget di hari sekolah. eterusnya. Alih-alih mendidik, justru ini malah mengajari anak untuk tidak taat pada aturan, dan menjalani pola hidup seenaknya. Akhirnya orang tua akan susah payah membenahi perilaku anak-anak akibat intervensi kakek nenek.

Untuk meminimalisir dampak buruk dari cara pengasuhan kakek dan nenek kepada cucu yang kurang tepat, mommies dan daddies perlu mengkomunikasikan secara aktif aktif nilai-nilai, aturan dan gaya pengasuhan yang mommies anut kepada mereka. Dengan knowledge transfer yang mommies lakukan, ini akan membantu kakek dan nenek memahami why-nya aturan dibuat yang bertujuan untuk menumbuhkan perilaku baik anak.

Baca juga: Belajar dari Onad, Ini Dampak Kurangnya Peran Ayah dalam Pendidikan dan Pengasuhan Anak

Cover:Image by tirachardz on Freepik