banner-detik
#MOMMIESWORKINGIT

12 Tips Menerapkan Effective Listening di Dunia Kerja, Rahasia Jadi Karyawan Sukses!

author

Mommies Dailyin 4 hours

12 Tips Menerapkan Effective Listening di Dunia Kerja, Rahasia Jadi Karyawan Sukses!

Tidak hanya dalam rumah tangga, effective listening juga bermanfaat di dunia kerja, lho. Ini cara menerapkan dan mengembangkannya!

Skill sederhana ternyata bisa berdampak besar pada banyak aspek hidup, itulah effective listening. Di tempat kerja, menerapkan keterampilan ini berarti lebih sedikit kesalahan dan lebih sedikit waktu yang terbuang. Di rumah, keterampilan ini bisa membangun karakter anak yang pandai dan mandiri. Bahkan bisa membangun persahabatan dan menyelamatkan pernikahan.

Dengan menerapkan effective listening, Mommies bisa membangun persahabatan dan karier, menghemat uang, dan menyelamatkan pernikahan. Lantas, apa itu effective listening?

Melansir Forbes, effective listening adalah ketika kita berkonsentrasi mendengarkan apa yang orang lain katakan. Untuk benar-benar memahami lawan bicara, seseorang perlu mendengarkan dengan penuh perhatian dan kesadaran, bukan sekadar mendengar sepintas lalu.

Menerapkan keterampilan effective listening bukanlah hal yang sulit dan sangat berguna diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, apalagi di tempat kerja.

Berikut beberapa tips yang bisa diterapkan untuk mengembangkan keterampilan yang satu ini!

BACA JUGA: 10 Tips buat Ibu Bekerja agar Punya Relasi yang Dekat dengan Anak, Nomor 10 Sering Dilupakan

1. Hadapi Pembicara dan Lakukan Kontak Mata

Kontak mata sangat penting dalam percakapan tatap muka, tetapi jangan berlebihan karena bisa terasa mengintimidasi. Lakukan secara wajar, hentikan kontak mata setiap beberapa detik, atau bergantian lihat satu mata, lalu mata lainnya, kemudian mulut lawan bicara. Hindari menunduk karena bisa dianggap ingin mengakhiri percakapan.

Postur tubuh juga berpengaruh. Jangan menyilangkan tangan atau kaki agar tidak terlihat tertutup. Sebaliknya, condongkan tubuh sedikit ke depan atau ke samping, miringkan kepala, atau topang kepala dengan tangan untuk menunjukkan perhatian.

2. “Dengarkan” Isyarat Non-Verbal

Ekspresi wajah, nada suara, dan gerak tubuh sering menyampaikan pesan yang sama kuatnya dengan kata-kata. Perhatikan bahasa tubuh lawan bicara—apakah mereka tersenyum, menyilangkan tangan, atau menggosok mata karena lelah atau kesal. Bahkan lewat telepon, intonasi suara bisa memberi petunjuk, apakah terdengar ceria atau justru lemah.

Foto: fauxels/Pexels

3. Jangan Memotong Pembicaraan

Menyela perkataan orang lain bisa membuat orang lain frustrasi – ini memberi kesan bahwa Mommies menganggap diri sendiri lebih penting, atau tidak punya waktu untuk mendengarkan mereka. Jika secara alami Mommies adalah pemikir atau pembicara yang lebih cepat, paksa diri untuk diam agar orang lain dapat mengekspresikan diri. Ingat, jeda atau hening beberapa detik bukan berarti kita boleh segera bicara. Membiarkan orang lain berbicara akan memudahkan kita memahami pesan mereka juga.

4. Dengarkan tanpa Menghakimi atau Langsung Mengambil Kesimpulan

Reaksi emosional terhadap ucapan lawan bicara dapat menghalangi proses mendengarkan berikutnya. Tetaplah fokus mendengarkan dan hindari berasumsi mengetahui apa yang akan dikatakan selanjutnya.

5. Jangan Buru-buru Merancang Komentar

Mendengarkan secara penuh terlebih dahulu membuat respons yang diberikan nanti lebih tepat, relevan, dan membangun percakapan yang lebih baik. Hindari mendengarkan dan berkomentar pada waktu bersamaan.

6. Tunjukkan Gestur Mendengarkan

Menganggukkan kepala, tersenyum, dan mengatakan seperti “ya” dan “uh huh”, menunjukkan bahwa Mommies mendengarkan dan mendorong pembicara untuk tetap berbicara. Jangan melihat jam tangan, gelisah, atau bermain dengan rambut atau kuku.

Foto: fauxels/Pexels

7. Jangan Memaksakan Pendapat atau Solusi

Tidak semua orang mencari saran atau solusi, terkadang mereka hanya butuh didengarkan. Saat seseorang bercerita tentang sakit yang dialami orang terdekat, biasanya yang dibutuhkan adalah ruang untuk mengekspresikan perasaan, bukan nasihat. Bisa jadi solusi sebenarnya sudah dimilikinya. Jika ingin memberikan saran, sebaiknya tanyakan terlebih dahulu.

8. Tetap Fokus

Ketika sulit fokus pada ucapan seseorang, ulangi kata-kata mereka di dalam pikiran untuk membantu konsentrasi. Hindari terdistraksi oleh percakapan lain di sekitar dan jangan tergoda membuka ponsel berulang kali.

9. Ajukan Pertanyaan

Mengajukan pertanyaan yang relevan menunjukkan bahwa Anda mendengarkan dan membantu mengklarifikasi apa yang telah dikatakan.

Jika tidak yakin apakah telah memahaminya dengan benar, tunggu hingga pembicara berhenti dan katakan sesuatu seperti “Apakah yang kamu maksud adalah …?” atau Anda juga bisa bertanya, “Bagaimana perasaanmu?” “Apa yang akan kamu lakukan selanjutnya?”

Foto: August de Richelieu/Pexels

 

10. Merangkum

 

Maksudnya adalah mengulangi perkataan lawan bicara untuk memastikan pemahaman sudah tepat. Cara ini juga memberi kesempatan bagi lawan bicara untuk meluruskan bila ada bagian yang kurang jelas. Gunakan pertanyaan seperti “Kalau aku nggak salah tangkap, maksud kamu …” bila Mommies masih ragu.

11. Sebut Nama Lawan Bicara

 

 

Menyebut nama membuat interaksi terasa lebih personal dan menunjukkan perhatian penuh. Orang yang dipanggil namanya biasanya merasa lebih dihargai dan didengarkan.

 

12. Memvalidasi Perspektif dan Emosi Lawan Bicara

 

Mengutip laman Asana, validasi menunjukkan bahwa perasaan dan pandangan lawan bicara diakui, meskipun belum tentu disetujui. Ini penting agar mereka merasa aman, dihormati, dan terbuka dalam komunikasi.

Mommies bisa mulai menerapkan effective listening dengan membiasakan melakukan kontak mata dengan lawan bicara. Lakukan secara rutin dan ubah menjadi kebiasaan.

BACA JUGA: Kemnaker Hapus Syarat Batas Usia Lowongan Kerja, Peluang Lebih Besar?

Penulis: Fannya Gita Alamanda
Diperbarui: Retno Raminne Nurhaliza Pitoyo
Editor: Dhevita Wulandari

Cover: Freepik

Share Article

author

Mommies Daily

-


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan