Sorry, we couldn't find any article matching ''

Lerry Ginting: Society Terlalu Menitikberatkan Urusan Anak ke Ibu dan Itu Mengganggu Saya!
Menyadari menjadi ayah itu bukan soal sempurna tapi soal konsisten hadir secara fisik, mental dan juga emosi, ini curahan perasaan Lerry Ginting.
Saat saya mewawancara Lerry Ginting atau yang akrab disapa Lerry (31 tahun), VP Business Development CT Corp, suami dari Livia Angelissa dan ayah dari Lionel (2 tahun 10 bulan) ini menyampaikan unek-uneknya tentang Nursery Room yang hanya boleh dimasuki perempuan dan anak, padahal sebagai ayah dia juga sering quality time berdua dengan anaknya, dan butuh Nursery Room bagi anaknya.
“Kenapa society kita sering menitikberatkan urusan pengasuhan anak ke ibu, padahal ayah juga dibutuhkan kehadirannya?” ini pertanyaan yang keluar darinya dan jujur saya setuju.
Tak hanya tentang beban berat sebelah antara ibu dan ayah, namun banyak hal lain terkait pengasuhan yang menarik dan rasanya hangat keluar dari mulut ayah satu anak ini. Rasa-rasanya, kalau semua ayah memiliki pola pikir dan tanggung jawab seperti dia, saya jadi bisa punya harapan bahwa Indonesia suatu saat nanti nggak lagi menjadi negara dengan tingkat Fatherless yang sangat tinggi.
BACA JUGA: 8 Hal yang Harus Diajarkan Ayah untuk Membentuk Karakter Anak Sejak Dini
Apa 3 kekhawatiran terbesar Lerry Ginting sebagai seorang ayah, kenapa, dan bagaimana mengatasinya?
- Takut nggak bisa jadi figur ayah yang baik. Gue sering nanya ke diri sendiri: “Udah cukup hadir belum? Udah cukup jadi panutan belum?” Tapi pelan-pelan gue belajar bahwa jadi ayah itu bukan soal sempurna, tapi soal konsisten hadir.
- Khawatir soal pergaulan anak. Dunia sekarang jauh lebih kompleks. Jadi, gue dan istri sepakat buat bangun komunikasi dua arah sejak dini, supaya Lio bisa cerita apapun tanpa takut dihakimi.
- Takut nggak ngasih bekal hidup yang cukup. Bukan cuma secara materi, tapi juga secara mental dan emosional. Makanya gue usahain hadir, dengerin, dan kasih ruang buat Lio berkembang sesuai dirinya.
Foto: Dok. Istimewa
Siapa 3 support system terbaik yang bikin Lerry Ginting bisa menjalani peran sebagai ayah, pekerja profesional, dan suami?
- Istri sudah pasti. Di balik segala kesibukan, dia tetap sabar dan mendukung gue meski gue sering banget business trip.
- Keluarga besar. Orang tua, mertua, dan adik-adik yang jadi tim jaga Lio kalau gue dan istri lagi keluar kota. Walaupun ada Mbak juga di rumah, support mereka priceless banget.
- Tim kerja. Mereka udah kayak keluarga juga. Bahkan mereka santai aja kalau gue bawa Lio ke kantor, dan kadang malah ikut jagain pas gue meeting. Hahaha!
Ingin dilihat sebagai sosok ayah seperti apa oleh Lionel, dan kenapa?
Gue pengin Lio lihat gue sebagai ayah yang hadir di semua fase hidupnya. Bukan cuma jadi pencari nafkah, tapi juga jadi teman tumbuh. Gue sadar masa-masa dekat sama anak nggak berhenti di umur 17. Jadi mumpung masih bisa, gue mau maksimalkan waktu bareng dia.
BACA JUGA: Para Ayah, Jangan Katakan 5 Kalimat Ini ke Anak Laki-laki!
Foto: Dok. Istimewa
Pola asuh apa dari orang tua yang ingin diteruskan, dan apa yang nggak mau diteruskan ke Lionel?
Yang mau diteruskan: Kebebasan bertanggung jawab. Dari kecil gue dibiasain untuk ambil keputusan sendiri, mulai dari hal kecil sampai yang besar. Itu mengajarkan gue soal tanggung jawab dan percaya diri.
Yang nggak mau diteruskan: Fokus berlebihan ke akademik. Dulu karier tuh kayak dibatasi banget: harus dokter, insinyur, atau kerja kantoran. Sekarang gue sadar dunia kerja luas banget, ada film, musik, content creator, dll. Jadi gue ingin kasih Lio ruang untuk eksplorasi.
Apa tantangan jadi ayah di Indonesia yang punya tingkat fatherless tinggi?
Perspektif bahwa urusan anak tanggung jawab istri, masih sedikit perusahaan yang menyediakan paternity leave. Padahal yang yang begadang ikut urus bayi kan nggak hanya ibu, tapi bapak juga.
Tapi gue melihat generasi gue partisipasi ayah makin tinggi, kayak kalo temenin anak di sekolah atau pas lagi trial class, di playground juga semakin banyak bapak yang hadir, kok. So, menurut gue ini indikator baik sih.
Foto: Dok. Istimewa
Pesan buat Lionel saat nanti dia masuk usia remaja?
Masa remaja akan jadi masa yang penuh curiosity, Kalau kamu penasaran sama hal-hal baru, papa siap temenin. Rumah ini akan selalu jadi safe space buat kamu tanya, cerita, dan eksplorasi. Nggak ada pertanyaan yang terlalu sepele, nggak ada mimpi yang terlalu tinggi.
BACA JUGA: Pro Kontra Cuti Melahirkan untuk Ayah di Indonesia yang Masih Patriarki
Tantangan terbesar jadi ayah dari balita?
Society terlalu menitikberatkan peran urusan anak ke ibu. Contoh, setiap gue bertanya urusan sekolah atau les di WA, selalu disapa dengan sebutan mom atau bun. Ada juga nursery room yang hanya boleh dimasuki ibu, jadi kalau ayah lagi quality time berdua sama anak terus anaknya poop kan jadi sulit, ya.
Pendidikan dan social awareness berperan penting. Once the society sadar bahwa fatherless itu ngaruh ke perkembangan anak baik kognitif maupun psikologis, pasti makin banyak ayah yang sadar untuk selalu hadir buat.
Foto: Dok. Istimewa
Pelajaran hidup paling berharga sejak jadi ayah?
Bahwa waktu itu nggak bisa dibeli. Momen kecil bareng anak, main, cerita, peluk, itu yang paling mahal. Dan kita cuma punya waktu terbatas sebelum mereka gede dan punya dunianya sendiri.
3 Skill penting buat ayah dari balita?
- Regulasi emosi. Harus sabarrr. Anak kecil belajar cara marah, sedih, kecewa… ya dari kita.
- Mau repot. Kalau mau batasin screen time, harus siap nemenin main, nyiapin alat gambar, semuanya butuh effort.
- Fisik yang kuat. Hahaha, ini penting! Lari di taman, ngejar sepeda, gendong anak capek tanpa pinggang encok itu skill juga, loh.
Foto: Dok. Istimewa
Pesan buat ayah lain yang juga punya banyak peran seperti lo?
Anak lo kangen, cepetan pulang. Kalau nanti mereka gede dan nggak deket sama lo, jangan kaget.
Me time favorit?
Tidur. Simple dan sangat dibutuhkan. Haha!
Tips mengatur waktu supaya tetap punya me time dan quality time bareng pasangan?
Dijadwalkan dan dikomunikasikan. Kadang yang kita butuhkan bukan waktu banyak, tapi waktu yang jelas dan niat.
BACA JUGA: 15 Pesan Ayah untuk Anak Perempuan Mereka Sebelum Pacaran
Cover: Dok. Istimewa
Share Article


POPULAR ARTICLE


COMMENTS