Sorry, we couldn't find any article matching ''

Jangan Remehkan Depresi: Belajar dari Kasus Pegawai BI yang Bunuh Diri di Kantor
Kabar pegawai Bank Indonesia (BI) yang bunuh diri mengingatkan lagi akan bahayanya depresi. Simak fakta kasusnya dan tips ketika ada orang di sekitar yang tengah mengalami depresi.
Sosial media kembali diramaikan dengan terkuaknya kasus pegawai BI yang meninggal dunia akibat bunuh diri di kantornya. Korban berinisial RAK itu berusia 23 tahun dan dilaporkan tewas setelah melompat dari helipad Gedung Perkantoran BI di Jakarta Pusat pada Senin, 26 Mei 2025.
Ini rangkuman kasusnya, mulai dari fakta hingga tips bagaimana kita bisa lebih peka terhadap teman kantor, rekan kerja, bahkan diri sendiri ketika sedang berada di titik terendah.
Fakta Kasus Pegawai BI yang Bunuh Diri di Gedung Kantor
Foto: Freepik
Berikut adalah kronologi kasua yang berhasil Mommies Daily rangkum dari berbagai sumber.
1. Kisah dibagikan oleh akun anonim
Awal mula kasus ini terkuak adalah ketika akun X @DirekturBI membagikan ceritanya. “Guys aku sengaja bikin anon karena resah banget ini gakjadi pemberitaan di media massa. Pagi ini ada pegawai Bank Indonesia yang bunuh diri dengan cara meloncat dari helipad pukul 06.30, inisial RK umur 24 tahun. Kabarnya karena beban kerja dan tekanan di dinamika pekerjaan,” tulisnya pada Senin, 26 Mei, sebelum akhirnya tidak bisa diakses.
Dari situ akhirnya polisi ikut turun tangan dan terungkap bahwa korban adalah seorang pria berinisial RANK, 23 tahun, dan benar dia melompat dari helipad lantai 15 sekitar pukul 06.30 pagi.
2. RANK bekerja sebagai Asisten Manajer di BI
Kapolsek Gambir, Kompol Rezeki Revi, kemudian menjelaskan beberapa informasi terkait korban. “Kami membenarkan adanya informasi mengenai pegawai BI yang meninggal dunia di Kompleks Perkantoran BI Jakarta Pusat, pada Senin, 26 Mei 2025 pagi hari setelah mendapatkan informasi dari Chief Security BI pada pagi hari,” ungkap Kapolsek Gambir, Kompol Rezeki Revi dalam keterangan tertulisnya, Selasa (27/5/2025), dikutip dari Gelora.co.
Revi juga mengatakan bahwa korban menjabat sebagai Asisten Manajer di BI sejak Januari 2025.
3. Diketahui masuk kantor sejak pagi-pagi sekali
Berdasarkan informasi yang dibagikan oleh pihak Kapolsek, RANK diketahui sudah berada di kantor sejak pukul 05.48 WIB. Kamera pengawas merekam bahwa ia naik ke lantai 15 sekitar pukul 06.01 WIB dan kemudian melompat dari helipad sekitar pukul 06.07 WIB.
4. Tidak ada tanda kekerasan
Dari hasil pemeriksaan sementara pihak kepolisian menunjukkan bahwa tidak ditemukan tanda kekerasan pada tubuh korban. “Saat dilakukan olah TKP tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan di tubuh almarhum,” jelas Kompol Revi. Dugaan awal adalah murni bunuh diri.
Berdasarkan rekaman CCTV, korban diduga bunuh diri. “Memang sudah kita pastikan bunuh diri, ada CCTV-nya dia lompat,” tutur Kompol Revi, dikutip dari Detik.
5. Diduga karena tekanan kerja
Beberapa media menyoroti kemungkinan tekanan kerja yang besar sebagai salah satu pemicu. Meski ini belum dikonfirmasi secara resmi, tetapi menjadi sinyal penting untuk membicarakan kesehatan mental di tempat kerja.
6. Bank Indonesia akhirnya buka suara
Dalam keterangan resmi, Bank Indonesia menyatakan duka cita dan mengatakan akan mendukung penuh penyelidikan oleh pihak berwenang.
“Kami merasakan duka mendalam atas berpulangnya salah satu anggota keluarga besar Bank Indonesia,” ungkap Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Ramdan Denny Prakoso kepada wartawan, Selasa (27/5/2025), dikutip dari Detik.
Pihak Bank Indonesia juga menjelaskan bahwa mereka bersama keluarga dan pihak kepolisian sudah menghantarkan almarhum ke peristirahatan terakhir. “seluruh proses pemulasaraan dan pemakaman telah berjalan dengan baik,” ujar Ramdan Denny Prakoso.
Saat Teman Kantor Terlihat Tidak Baik-Baik Saja
Foto: Freepik
Sebagai ibu bekerja, tentu Mommies tahu bahwa beban kerja dan tekanan hidup bisa sangat besar. Tak sedikit dari kita, atau orang di sekitar kita, yang diam-diam sedang bertarung dengan pikirannya sendiri. Tragedi ini jadi pengingat bahwa siapa pun bisa merasa tertekan, bahkan yang terlihat “sukses” dan “kuat” sekalipun.
Berikut beberapa tips penting jika Mommies melihat rekan kerja atau orang terdekat yang mungkin sedang mengalami depresi.
1. Jangan tunggu untuk menyapa
Kadang, satu “apa kabar?” dengan penuh empati bisa membuka percakapan penting. Kalau mommies merasa ada yang berbeda dari perilaku rekan kerja, misalnya jadi lebih diam, menarik diri, atau tampak lelah secara emosional, maka cobalah untuk memulai obrolan ringan.
2. Dengarkan tanpa menghakimi
Ketika seseorang mulai terbuka, penting bagi kita untuk hanya mendengar—tanpa buru-buru memberi nasihat, membandingkan, atau menyalahkan. Validasi perasaannya, walau kita tidak sepenuhnya mengerti kondisinya.
3. Beri dukungan untuk mencari bantuan profesional
Kita bukan psikolog, dan kita tidak harus menjadi “penyelamat.” Namun kita bisa menjadi jembatan. Ajak atau temani teman kantor ke konselor, atau bantu carikan informasi soal layanan psikologi.
4. Ciptakan ruang aman di lingkungan kerja
Jika Mommies berada di posisi manajerial atau punya pengaruh dalam tim, buat budaya kerja yang sehat: boleh istirahat tanpa rasa bersalah, diskusi terbuka tanpa takut dihakimi, dan sistem kerja yang mendukung kesehatan mental.
5. Jaga juga kesehatan mental diri sendiri
Kita tidak bisa menuang dari gelas yang kosong. Mommies juga perlu ruang untuk mengekspresikan stres, burnout, atau rasa lelah. Cari teman curhat, komunitas yang suportif, atau layanan profesional.
Kita tidak pernah tahu seberapa berat beban yang dipikul seseorang. Tragedi ini adalah pengingat yang sangat menyakitkan, tetapi juga penting. Bahwa di balik prestasi, jabatan, dan senyuman, bisa jadi ada jiwa yang sedang berteriak dalam diam.
Mari kita jaga satu sama lain, Mommies. Di rumah, di kantor, di ruang WhatsApp, bahkan di meeting yang tampak biasa saja. Saling peka, saling peduli, dan yang terpenting: percaya bahwa meminta bantuan bukanlah kelemahan tapi bentuk kekuatan.
BACA JUGA: 7 Penyebab Depresi pada Anak yang Berasal dari Rumah, Kata Psikolog
Cover: Freepik
Share Article


POPULAR ARTICLE


COMMENTS