Sorry, we couldn't find any article matching ''
Viral, Pelecehan Seksual di Stasiun Tanah Abang, KCI Sudah Kantongi Identitas Pelaku
Baru pertama naik KRL, wanita ini jadi korban pelecehan seksual semprot sperma. Ketahui tips menghindari pelecehan di transportasi umum berikut.
Jagat media sosial kembali dihebohkan dengan unggahan seorang sopir taksi online, @indra_papsky, yang membagikan kisah penumpang wanitanya yang mengaku menjadi korban pelecehan seksual di Stasiun Tanah Abang, Jakarta Pusat pada Rabu (02/04/2024). Dalam video yang diunggah, korban menceritakan bahwa ia dibuntuti oleh seorang pria sejak keluar dari peron hingga ke area hall bawah stasiun.
Saat turun eskalator, pria tersebut diduga melakukan onani dan menyemprotkan cairan yang diduga sperma ke bagian belakang celana korban. Korban yang masih syok kemudian menangis dan menceritakan kejadian traumatis itu kepada sopir taksi online yang menjemputnya sekitar pukul 19.55 WIB menuju kawasan Kemang, Jakarta Selatan.
BACA JUGA: Viral, Sopir Taksi Online Lakukan Pelecehan Verbal pada Anak Remaja 16 Tahun
Korban sudah Melapor ke Pihak KAI
Setelah kejadian, korban langsung melaporkan insiden tersebut kepada petugas stasiun. Namun, untuk melihat rekaman CCTV sebagai bukti, korban diarahkan untuk melanjutkan prosesnya di Stasiun Juanda. Kasus ini menjadi sorotan publik dan kembali memicu kekhawatiran terhadap keamanan pengguna transportasi umum, khususnya bagi penumpang perempuan di ruang publik seperti stasiun.
“Tadi kan aku pas mau turun eskalator, aku gak nyadar ada cowok di belakang aku, terus dia numpahin pejunya (air mani) dia di celana belakang. Terus aku tadi bilang sama pihak dari KAI, katanya kalau mau putar CCTV harus ke Stasiun Juanda. Aduh, aku pusing banget, aku pengen nangis” ucap korban kepada driver mengutip dari laman Instagram @indra_papsky.
KAI Commuter Sudah Mengidentifikasi Pelaku dan akan Menindak Tegas
Foto: Freepik
KAI Commuter mengonfirmasi bahwa mereka telah menerima laporan dugaan pelecehan seksual yang terjadi di area Stasiun Tanah Abang, Jakarta Pusat, pada Rabu, 2 April 2025. Begitu menerima laporan, petugas langsung dikerahkan ke lokasi untuk melakukan pencarian, tetapi saat itu terduga pelaku sudah tidak ditemukan di area stasiun dan korban pun telah meninggalkan tempat kejadian.
Melalui hasil penelusuran lebih lanjut, KAI Commuter mengungkapkan bahwa terduga pelaku terekam kamera pengawas terus membuntuti korban sejak turun dari kereta hingga ke hall bawah stasiun. Dalam rekaman tersebut, pelaku juga terlihat melakukan tindakan mencurigakan.
“KAI Commuter telah mengidentifikasi terduga pelaku dan memasukkannya ke dalam sistem CCTV untuk memberikan notifikasi jika pelaku kembali memasuki area stasiun. KAI Commuter juga akan berkoordinasi dengan pihak berwajib untuk menindaklanjuti kasus ini,” jelas Leza Arlan selaku Manager Public Relations KAI Commuter mengutip dari detiknews.
Pihak KAI Commuter juga telah mencoba menghubungi akun media sosial yang mengunggah video terkait guna memperoleh informasi lebih lanjut, tetapi masih menunggu balasan. Leza juga mengimbau kepada seluruh pengguna KRL untuk selalu berhati-hati dan tetap waspada terhadap lingkungan sekitar. Ia menegaskan bahwa perusahaan akan menindak tegas siapapun yang melakukan pelanggaran terhadap norma kesusilaan.
Tips Menghindari Pelecehan di Transportasi Umum untuk Wanita
Kasus pelecehan seksual yang kembali terjadi di area stasiun KRL menunjukkan pentingnya kewaspadaan ekstra, khususnya bagi perempuan yang bepergian menggunakan transportasi umum. Berikut ini beberapa tips yang bisa dilakukan untuk menghindari pelecehan.
1. Memilih Gerbong Khusus Wanita
Manfaatkan fasilitas gerbong khusus wanita di KRL untuk mengurangi risiko interaksi dengan penumpang laki-laki yang tidak dikenal dan menciptakan rasa aman. Biasanya gerbong ini berada di bagian paling depan atau belakang dan diberi tanda khusus.
2. Hindari Area yang Terlalu Sepi atau Terlalu Padat
Gerbong yang sepi rawan karena minim saksi, sementara yang terlalu padat memberi kesempatan pelaku untuk melakukan tindakan tanpa terlihat. Oleh karena itu, pilihlah gerbong gerbong dengan jumlah penumpang yang cukup ramai tapi tetap nyaman. Jika Mommies menggunakan bus atau angkot pilih tempat duduk yang dekat dengan sopir atau penumpang wanita lain.
3. Selalu Waspada dengan Lingkungan Sekitar
Hindari terlalu fokus pada ponsel atau tertidur saat berada di kendaraan umum. Perhatikan gerak-gerik orang di sekitar, terutama jika ada yang berdiri terlalu dekat tanpa alasan jelas. Menjaga kewaspadaan membuat Mommies lebih siap merespons jika terjadi hal yang mencurigakan.
4. Membawa Alat Pertahanan Diri
Simpan benda kecil seperti peluit, semprotan merica, atau safety alarm di dalam tas. Alat ini bisa digunakan untuk menarik perhatian jika merasa terancam. Jangan lupa untuk simpan di tempat yang mudah dijangkau agar cepat digunakan bila diperlukan.
5. Berani Menegur dan Bertindak
Jika merasa ada yang berperilaku mencurigakan atau melakukan pelecehan, jangan ragu untuk menegur dengan tegas dan berpindah tempat. Suara keras bisa menarik perhatian orang lain dan membuat pelaku mundur. Segera laporkan kejadian juga kepada petugas di sekitar area.
Hal yang Perlu Dilakukan saat Menjadi Korban Pelecehan Seksual di KRL
Foto: Freepik
Penumpang perempuan menjadi kelompok yang paling rentan menjadi korban pelecehan seksual di transportasi umum. KRL (Kereta Rel Listrik) yang padat pada jam-jam sibuk sering kali menjadi tempat rawan terjadinya pelecehan, baik secara fisik maupun verbal. Jika Mommies mengalami kejadian ini, berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan.
1. Tetap Tenang dan Menyadari Situasi
Saat mengalami pelecehan, usahakan untuk tetap tenang agar bisa merespons dengan tepat. Sadari apa yang sedang terjadi, siapa pelakunya, apa yang dilakukan, dan di mana lokasi kejadiannya.
2. Mencatat Waktu dan Lokasi Kejadian
Informasi seperti jam, tempat kejadian, dan posisi gerbong sangat membantu dalam investigasi. Jika memungkinkan, ambil foto atau video dari pelaku secara diam-diam sebagai bukti tambahan.
3. Segera Menjauh dari Pelaku
Setelah menyadari adanya tindakan pelecehan, segera pindah posisi atau turun di stasiun terdekat. Prioritaskan keselamatan diri dan hindari kontak lebih lanjut dengan pelaku. Carilah tempat yang aman di dalam stasiun atau di sekitar area stasiun.
4. Menenangkan dan Tidak Menyalahkan Diri Sendiri
Kejadian pelecehan seksual bisa sangat traumatis. Oleh karena itu, beri diri Mommies waktu untuk menenangkan diri. Tarik napas dalam-dalam dan coba untuk tidak panik. Perlu diingat bahwa pelecehan seksual bukan salah korban dan pelaku harus bertanggung jawab penuh atas tindakan mereka.
5. Melaporkan ke Petugas KRL
Bila sudah merasa sedikit tenang, segera cari petugas yang berjaga di dalam kereta atau di stasiun terdekat. Berikan ciri-ciri pelaku serta lokasi kejadian agar petugas dapat segera bertindak. Dokumentasikan laporan dengan meminta akses ke rekaman CCTV sebagai bukti.
6. Minta Bantuan kepada Penumpang Lain
Jangan ragu untuk meminta bantuan penumpang lain agar bisa menjadi saksi atau menemani melapor. Dukungan dari orang lain bisa memberikan rasa aman dan membantu proses pelaporan.
7. Melapor ke Pihak Kepolisian dan Menghubungi LSM Terkait
Selain melapor ke petugas KRL, korban juga berhak melapor ke kepolisian. Sertakan bukti seperti foto, video, serta saksi mata. Jika butuh dukungan emosional, hubungi layanan pendampingan seperti Komnas Perempuan, LBH APIK, atau komunitas yang peduli pada korban kekerasan seksual.
8. Ceritakan kepada Orang yang Terpercaya atau Profesional
Trauma akibat pelecehan seksual bisa berdampak jangka panjang. Segera hubungi teman, keluarga, atau orang terpercaya lainnya untuk mendapatkan dukungan emosional. Jangan ragu juga untuk mencari bantuan dari psikolog atau konselor yang berpengalaman dalam menangani trauma.
Kejadian pelecehan seksual di eskalator Stasiun Tanah Abang kembali mengingatkan kita bahwa keamanan di ruang publik, terutama transportasi umum, masih memerlukan perhatian serius. Semoga pelaku dapat segera ditemukan dan diproses hukum seadil-adilnya, agar memberikan efek jera dan perlindungan nyata bagi korban, ya, Mommies!
BACA JUGA: Humor Seksis Tidak Lucu, Itu Bentuk Pelecehan Verbal!
Ditulis oleh: Nariko Christabel
Cover: Freepik
Share Article

POPULAR ARTICLE
COMMENTS
You must be logged in to post a comment please
Login or Sign up now!