Sorry, we couldn't find any article matching ''

Viral, Sopir Taksi Online Lakukan Pelecehan Verbal pada Anak Remaja 16 Tahun
Lakukan pelecehan verbal pada remaja, Grab tindak tegas mitra dan tawarkan konseling pada korban. Ini langkah jika alami pelecehan dari sopir taksi online!
Kasus pelecehan kembali menggemparkan publik, kali ini melibatkan seorang sopir Grab yang diduga melakukan pelecehan verbal terhadap remaja perempuan berusia 16 tahun. Kejadian ini menjadi viral setelah korban membagikan pengalamannya melalui akun TikTok pribadinya berinisial @v***.
Dalam unggahan tersebut, korban merekam percakapannya dengan pengemudi transportasi online yang bernama Mukhadir (48), yang tetap melontarkan kata-kata tidak pantas meskipun telah mengetahui usia korban.
Korban mengungkapkan bahwa interaksi antara mereka sudah terjadi sebelumnya, tetapi ia baru mulai merekam saat perjalanan hampir mencapai tujuan karena merasa takut dan terkejut. Video tersebut dengan cepat menarik perhatian warganet dan memicu diskusi luas mengenai keamanan penumpang, khususnya perempuan dan anak di bawah umur dalam layanan transportasi online.
BACA JUGA: Humor Seksis Tidak Lucu, Itu Bentuk Pelecehan Verbal!
Kronologi Kejadian
Pada video yang diunggah korban, terdengar jelas percakapan antara dirinya dan pengemudi transportasi online yang diduga melakukan pelecehan verbal. Korban terlihat merasa tidak nyaman dengan pertanyaan yang dilontarkan pengemudi tersebut. Mirisnya, pelaku secara berulang kali mengajukan pertanyaan pribadi yang sangat intim, seperti pengalaman di ranjang hingga siklus menstruasi korban.
Korban menegaskan bahwa sopir mengetahui bahwa dirinya masih di bawah umur, tetapi tetap berbicara tentang perselingkuhannya dengan seorang wanita berusia 18 tahun. Selain itu, sopir tersebut bahkan berusaha memaksa korban untuk menonton film porno anak-anak di ponselnya, meskipun korban terus menolak berkali-kali hingga akhirnya sopir tersebut tidak menunjukkannya.
Lebih lanjut, korban juga menekankan bahwa saat kejadian, dirinya mengenakan jaket yang sudah dikancingkan penuh serta celana pendek milik kakaknya yang tidak terlalu pendek. Namun, hal itu tidak menghentikan sopir tersebut untuk terus melontarkan pertanyaan yang mengganggu dan tidak pantas. Ia terus bertanya mengenai kehidupan pribadi korban, termasuk orang tuanya, hingga hal-hal yang jauh melampaui batas, seperti apakah korban pernah melakukan masturbasi atau bercukur.
Pelaku Sudah Dilaporkan ke Pihak Berwajib
Foto: screenshot Instagram Story @acnivegen
Mengetahui kejadian tersebut, ibu korban sekaligus selebgram Acni Vegen turut mengkonfirmasi dan memposting insiden yang dialami anaknya pada akun Instagram pribadinya @acnivegen. Selain sudah melaporkan kejadian ini kepada pihak aplikasi, Acni juga mendatangi Polres Metro Jakarta Utara untuk mengajukan laporan resmi.
Hal ini terlihat dari unggahan Instagram Story di akun pribadinya, di mana ia membagikan momen saat berada di kantor polisi guna memastikan kasus ini diproses secara hukum. Diduga insiden pelecehan verbal yang dialami oleh anaknya terjadi di sekitar kawasan Jakarta Utara pada Jumat (28/02/2025).
Respon Pihak Penyedia Layanan
Menanggapi kasus ini, pihak Grab Indonesia segera memberikan pernyataan resmi dengan berkomentar di postingan Instagram @acnivegen terkait kasus yang menimpa putrinya tersebut. Dalam komentarnya, Grab menyatakan keprihatinan dan penyesalan atas kejadian tersebut serta menegaskan bahwa mereka telah mengambil langkah tegas dengan memutus kemitraan pengemudi yang bersangkutan pada 1 Maret 2025.
“Selamat Malam Ibu Vegen,
Kami sangat menyayangkan dan turut prihatin atas kejadian yang dialami oleh putri Ibu.
Seperti informasi yang sudah kami sampaikan melalui sambungan telepon, Mitra Pengemudi terkait sudah kami putus mitra pada 1 Maret 2025 dan tidak dapat bermitra kembali dengan Grab karena terbukti melanggar Kode Etik Mitra Grab.
Kami memberikan dukungan penuh untuk pemulihan trauma, termasuk sesi konseling psikologis, bantuan pengamanan dari tim satuan keamanan Grab dan mendukung laporan dengan pihak berwajib untuk proses penyelidikan lebih lanjut.
Grab tidak menoleransi tindak kekerasan dan pelecehan dalam bentuk apapun, baik yang terjadi kepada penumpang maupun Mitra Pengemudi, dan akan mengambil langkah tegas sesuai peraturan dan hukum yang berlaku.
Terima kasih,” tulis @grabid.
BACA JUGA: INFOGRAFIK: Tanda-tanda Pelecehan Seksual pada Anak Remaja
Tahap Pencegahan Pelecehan Verbal hingga Seksual oleh Pihak Transportasi Online kepada Mitra
Pihak transportasi online memiliki berbagai upaya pencegahan untuk memastikan pengemudi memberikan layanan yang aman dan nyaman bagi penumpang. Berikut ini beberapa langkah yang diterapkan dalam memberikan aturan kepada pengemudi terkait interaksi dengan penumpang.
1. Kode Etik
Setiap pengemudi diwajibkan untuk mematuhi Kode Etik Mitra yang mengatur standar perilaku saat melayani penumpang, seperti mengancam, mengintimidasi, serta menakut-nakuti penumpang. Selain itu, mitra juga harus menjaga profesionalisme dengan tidak melakukan kontak fisik yang tidak pantas, mengajukan pertanyaan pribadi yang tidak relevan, atau menggunakan bahasa yang menyinggung.
2. Mengikuti Training
Sebagai langkah pencegahan, pihak transportasi online mewajibkan mitra pengemudi untuk mengikuti pelatihan safety riding yang tidak hanya berfokus pada keselamatan berkendara, tetapi juga mencakup aspek etika pelayanan dan keamanan penumpang. Hal ini bertujuan untuk membekali pengemudi dengan pemahaman yang lebih baik terkait perilaku profesional serta standar keamanan selama perjalanan.
3. Verifikasi dan Seleksi Ketat Mitra
Proses seleksi pengemudi dilakukan secara ketat, termasuk pemeriksaan dokumen pribadi, SIM, STNK, dan SKCK (Surat Keterangan Catatan Kepolisian) untuk memastikan calon mitra tidak memiliki catatan kriminal. Beberapa perusahaan transportasi online juga menerapkan wawancara dan tes psikologi guna memastikan bahwa mitra memiliki sikap profesional dalam bekerja.
4. Fitur Keamanan pada Aplikasi
Umumnya, aplikasi transportasi online menyediakan fitur tombol darurat yang memungkinkan penumpang langsung menghubungi pihak berwenang jika merasa tidak aman. Teknologi pelacakan GPS real-time juga diterapkan agar perjalanan dapat dipantau dan dikontrol oleh pihak aplikasi maupun keluarga penumpang.
5. Sanksi Tegas pada Pelanggar
Jika seorang mitra terbukti melakukan pelanggaran, termasuk pelecehan verbal atau fisik, maka mereka dapat dikenai sanksi mulai dari peringatan hingga pemutusan kemitraan permanen. Pada tahap yang lebih serius, pihak transportasi online juga bekerja sama dengan aparat hukum untuk memastikan pelaku mendapat tindakan hukum yang sesuai.
Upaya Penanganan jika Mitra Melakukan Pelecehan
Foto: rawpixel.com on Freepik
Jika seorang pengemudi transportasi online terbukti melakukan pelecehan verbal hingga seksual terhadap penumpang, pihak aplikasi memiliki prosedur yang harus diikuti untuk memastikan korban mendapatkan perlindungan dan pelaku mendapat sanksi yang sesuai. Berikut upaya penanganan yang dapat dilakukan, meliputi.
- Pemutusan kemitraan secara permanen. Pengemudi dikeluarkan dari platform dan tidak dapat bermitra kembali
- Dukungan hukum dan bantuan kepada korban. Perusahaan dapat bekerja sama dengan pihak berwajib untuk memastikan pelaku mendapatkan sanksi sesuai hukum dan memberikan sesi konseling psikologis serta perlindungan kepada korban.
- Melakukan evaluasi keamanan. Setelah kejadian, perusahaan dapat melakukan audit sistem keamanan dan meninjau kebijakan untuk mencegah kejadian serupa
Langkah yang Perlu Dilakukan saat Mendapatkan Pelecehan dari Pengemudi Taksi Online
Anak-anak dan remaja lebih rentan terhadap tindakan pelecehan dalam transportasi online. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui langkah-langkah yang bisa diambil untuk melindungi diri saat menghadapi situasi yang tidak aman.
1. Tetap Tenang dan Menyadari Situasi
Usahakan untuk bersikap tenang dan tidak menunjukkan ketakutan agar tidak memicu pelaku menjadi lebih agresif. Perhatikan rute perjalanan, sekitar kendaraan, serta mencari tanda-tanda tempat aman, seperti warung, pos polisi, atau tempat ramai.
2. Hindari Interaksi yang Membuat Diri Tidak Nyaman
Jika pengemudi mulai mengajukan pertanyaan pribadi atau berbicara tidak sopan, jawab singkat dan tegas tanpa menunjukkan ketakutan.
3. Mengirim Lokasi kepada Orang Tua atau Orang Terpercaya
Gunakan fitur share location (berbagi lokasi) secara real-time melalui WhatsApp atau aplikasi lain agar orang tua bisa memantau perjalanan. Apabila tidak memungkinkan untuk mengirim lokasi, maka dapat mengirim pesan singkat untuk mengabarkan kondisi yang dihadapi.
4. Merekam dan Mencatat Bukti
Apabila memang sudah merasa tidak nyaman, rekam suara atau video diam-diam. Jika tidak memungkinkan, catat nama, plat nomor, dan deskripsi pengemudi. Jika ada percakapan yang tidak pantas, screenshot riwayat perjalanan atau percakapan dalam aplikasi.
5. Minta Berhenti di Tempat yang Ramai
Usahakan untuk meminta pengemudi berhenti di minimarket, restoran cepat saji, pom bensin, halte bus, atau kantor polisi. Tempat yang memiliki banyak orang akan lebih aman dan mengurangi risiko pengemudi bertindak lebih jauh.
BACA JUGA: Cara Memulihkan Mental Anak dan Orang Tua Korban Pelecehan Seksual, Penting Dilakukan!
Semoga adanya kasus ini dapat mendorong kesadaran yang lebih besar akan pentingnya perlindungan terhadap penumpang, khususnya perempuan dan anak-anak, dalam layanan transportasi online. Semoga bermanfaat informasinya, Mommies!
Penulis: Nariko Christabel
Cover: Freepik
Share Article


POPULAR ARTICLE


COMMENTS