Sorry, we couldn't find any article matching ''

PHK Meningkat hingga 18 Ribu, Ini 7 Antisipasi yang Bisa Dilakukan Working Mom!
Naik hampir 6 kali lipat, Kemnaker catat lebih dari 18.000 orang di PHK per Februari 2025. Ikuti antisipasi berikut agar finansial tetap aman!
Gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) masih mengguncang dunia ketenagakerjaan di Indonesia. Berdasarkan data dari laman resmi Satu Data Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker), hingga Februari 2025 tercatat sebanyak 18.610 orang kehilangan pekerjaan. Angka ini menunjukkan lonjakan drastis hampir enam kali lipat dari bulan sebelumnya, Januari 2025, yang mencatatkan 3.325 kasus PHK.
Dari total jumlah tersebut, Provinsi Jawa Tengah menjadi wilayah dengan angka PHK tertinggi, yakni sekitar 57,37% atau setara dengan 10.677 kasus. Meskipun angka ini sudah cukup besar, tetapi perlu dicatat bahwa data tersebut belum mencakup PHK yang tidak dilaporkan oleh perusahaan ke Kemnaker.
BACA JUGA: Diminta Mundur oleh Perusahaan dan Kena PHK, Apa yang Harus Dilakukan?
Jawa Tengah menjadi Provinsi Angka PHK Terbanyak
Foto: Freepik
Gelombang PHK di awal 2025 menunjukkan dinamika yang mencolok antar wilayah. Provinsi Jawa Tengah menjadi daerah dengan angka PHK tertinggi, yakni sekitar 57,37% dari total 18.610 kasus yang dilaporkan. Mirisnya, pada bulan Januari 2025, Jawa Tengah tidak mencatatkan satu pun kasus PHK.
Sebaliknya, Jakarta justru mencatat jumlah PHK tertinggi di bulan Januari, yakni sebanyak 2.650 orang, tetapi angka tersebut tidak mengalami peningkatan pada bulan berikutnya. Perubahan drastis ini menunjukkan bahwa gelombang PHK di Jawa Tengah terjadi secara tiba-tiba dan masif.
“Pada periode Januari sampai dengan Februari tahun 2025 terdapat 18.610 orang tenaga kerja ter-PHK yang dilaporkan,” tulis Kementerian Ketenagakerjaan mengutip dari detikFinance.
Provinsi dengan Korban PHK Terbanyak
Berikut adalah sekian provinsi dengan korban PHK terbanyak berdasarkan data per Februari 2025 dari Kementerian Ketenagakerjaan.
- Jawa Tengah: 10.677 orang
- Riau: 3.530 orang
- Jakarta: 2.650 orang
- Jawa Timur: 978 orang
- Banten: 411 orang
- Bali: 87 orang
- Sulawesi Selatan: 77 orang
- Kalimantan Tengah: 72 orang
- Kepulauan Riau: 67 orang
- Sumatera Selatan: 25 orang
- Jawa Barat: 23 orang
- Sulawesi Tenggara: 6 orang
- Bangka Belitung: 3 orang
- Sumatera Utara: 2 orang
- Sumatera Barat: 2 orang
Langkah yang Perlu Disiapkan Ibu Bekerja untuk Mengantisipasi PHK

Foto: Freepik
Risiko kehilangan pekerjaan bisa datang kapan saja, oleh karena itu kesiapan mental, finansial, dan keterampilan menjadi modal utama untuk tetap bertahan dan bangkit jika hal tersebut terjadi. Berikut beberapa langkah strategis yang bisa dilakukan ibu bekerja di tengah ketidakpastian ekonomi dan gelombang PHK yang masih terus berlangsung.
1. Membangun Dana Darurat
Dana darurat adalah fondasi finansial utama yang wajib dimiliki setiap ibu bekerja. Idealnya, dana darurat minimal mencakup biaya hidup selama 3-6 bulan. Dana ini bisa digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, cicilan, atau biaya mendesak jika tiba-tiba kehilangan pemasukan. Simpan dana ini di tempat yang mudah diakses, seperti tabungan terpisah, tetapi tetap aman dari godaan konsumtif.
2. Mengembangkan Keterampilan dan Wawasan Karier
Dunia kerja terus berubah, dan kemampuan yang relevan akan meningkatkan daya saing di pasar kerja. Oleh karena itu, penting bagu Mommies untuk mengisi waktu luang dengan mengikuti kursus online, pelatihan, atau webinar di bidang yang sesuai atau bahkan berbeda dengan pekerjaan saat ini. Misal, digital marketing, data analysis, desain grafis, bahasa asing, atau keterampilan wirausaha.
3. Perkuat Jaringan Sosial dan Profesional
Jaringan adalah aset yang sangat berharga saat mencari peluang kerja baru. Relasi yang baik dengan teman kerja, mantan rekan, komunitas profesional, grup media sosial, atau forum diskusi yang sesuai dengan bidang pekerjaan atau minat pribadi bisa membuka peluang baru, baik informasi lowongan kerja maupun peluang kolaborasi bisnis.
4. Mempersiapkan Sumber Penghasilan Tambahan
Selain mengandalkan gaji utama, penting juga untuk mulai membangun sumber pendapatan lain. Misalnya, membuka usaha kecil-kecilan dari rumah, menjual produk buatan sendiri, menawarkan jasa freelance sesuai keahlian, atau menjadi reseller produk. Bahkan, jika dikelola dengan serius penghasilan tambahan ini tidak hanya menjadi cadangan saat krisis, tetapi juga bisa berkembang menjadi sumber utama.
5. Mengelola Keuangan dengan Bijak
Menyesuaikan gaya hidup dengan kondisi ekonomi adalah langkah bijak. Kurangi pengeluaran yang tidak terlalu penting dan alokasikan lebih banyak untuk tabungan dan investasi. Mommies dapat membuat anggaran rumah tangga yang realistis agar keuangan tetap stabil meskipun pemasukan terganggu.
6. Menjaga Kesehatan Mental dan Fisik
Kesiapan mental sama pentingnya dengan kesiapan finansial. PHK bisa membuat stres, rasa tidak percaya diri, bahkan trauma. Oleh karena itu, Mommies perlu menjaga kesehatan mental dengan istirahat cukup, makan bergizi, bercerita pada orang terdekat, atau berkonsultasi dengan profesional jika diperlukan. Jangan lupa juga untuk meluangkan waktu merawat diri, olahraga ringan, meditasi, atau aktivitas yang menyenangkan.
7. Mengedukasi Diri tentang Hak Pekerja dan Proses PHK
Penting bagi Mommies untuk mengetahui hak-haknya sebagai pekerja agar tidak dirugikan jika sewaktu-waktu terjadi pemutusan hubungan kerja. Pelajari peraturan ketenagakerjaan, hak atas pesangon, tunjangan hari tua (JHT), BPJS Ketenagakerjaan, dan yang lainnya. Pengetahuan ini diharapkan akan membantu menghadapi proses PHK dengan lebih tenang dan terarah.
Tidak ada yang mengharapkan PHK, tetapi menyiapkan diri sejak dini adalah bentuk perlindungan terhadap masa depan keluarga. Ingat, kehilangan pekerjaan bukan akhir segalanya, tetapi bisa menjadi awal dari kesempatan baru yang tidak terduga bagi Mommies!
BACA JUGA: Baru Saja Kena PHK? Ini 9 Langkah Penting yang Harus Mommies Ambil
Ditulis oleh: Nariko Christabel
Cover: Freepik
Share Article


POPULAR ARTICLE


COMMENTS