Sorry, we couldn't find any article matching ''

5 Pelajaran Parenting dari Drakor When Life Gives You Tangerines
Nggak ada satupun orang yang langsung mahir jadi orangtua. When Life Gives You Tangerines mengajarkan banyak hal tentang parenting.
Siapa yang masih belum move on dari drakor When Life Gives You Tangerines yang dibintangi IU dan Park Bo-Gum? Iya, saya pun begitu. Masih suka teringat-ingat adegan-adegannya yang lucu, seru, menggetarkan, dan mengharu biru.
Drakor ini memang sarat pesan. Hanya dengan 16 episode, ia berhasil menyampaikan semuanya. Mulai dari pesan cinta, hubungan sosial antara tetangga, hingga tutorial parenting. Semua dikupas tuntas di sini.
Tapi kali ini saya mau bahas pelajaran penting di parenting dari drakor When Life Gives You Tangerines. Kalau mommies ada yang mau ditambahkan, cus, share di kolom komentar, ya.
1. Anak adalah imitasi orangtuanya
Photo by Netflix
Ini adalah sebuah pernyataan yang sulit terbantahkan. Karena pada umumnya anak tumbuh besar dengan melihat apa yang dilakukan orangtuanya. Jika orangtua mempertontonkan kekerasan, maka sudah bisa dipastikan, anak akan melakukan hal yang sama.
Meski hamil duluan, Eum Myeong tidak pernah menganggap remeh istrinya. Ia juga tetap memperlakukan istrinya penuh kasih sayang. Sama seperti yang dilakukan Gwan Sik terhadap Ae Sun. Eum Myeong belajar untuk tetap menghormati, menghargai, dan mencintai istrinya ugal-ugalan.
2. Anak favorit itu nyata adanya
Jika memiliki anak lebih dari satu, otomatis orangtua akan memiliki preferensinya sendiri. Ini nggak bisa dipungkiri, bahkan ada risetnya, lho. Sebenarnya ini adalah fenomena yang wajar. Selama orangtua tidak menunjukkannya dengan jelas dan membuat saudara-saudaranya iri.
Sayangnya, seringkali orangtua tak sadar menunjukkan pilih kasihnya. Ini juga yang terjadi pada Gwan Sik dan Ae Sun. Se-green flag apa pun pasangan ini. Mereka berdua punya kelemahan. Seringkali mereka menunjukkan pada Eum Myeong, kalau prioritas mereka adalah Geum Myeong. Apa-apa buat Geum Myeong. Bahkan ikhlas jual rumah demi Geum Myeong kuliah di Jepang.
Ini seringkali membuat Eum Myeong merasa insecure, rendah diri, dan punya obsesi membuktikan pada kedua orangtuanya bahwa ia pun bisa melakukan yang terbaik. Meski akhirnya harus melakukan hal-hal yang merugikan dirinya sendiri. Sampai masuk penjara pula.
Baca juga: 6 Pelajaran Berharga dari Film Jumbo: Bukan Sekadar Film Animasi
3. Meleng sedikit anak celaka
Photo by Netflix
Seandainya Ae Sun tetap menggendong Dong Myeong saat mencari Geum Myeong yang jatuh dari sepeda. Andai kata Ae Sun memastikan tetangga mengawasi Dong Myeong dan Eum Myeong dengan benar sebelum pergi. Jika saja Ae Sun mengunci pintu rumah, memastikan Dong Myeong nggak ikutan lari ke luar rumah. Andai Gwan Sik di rumah aja, nggak ikutan bikin tanggul.
Berjuta-juta andai ada di kepala orangtua, ketika menemukan anaknya celaka. Kita emang nggak bisa meleng sedikit. Karena risiko celaka besar. Padahal, mah, di rumah aja kejadiannya. Nggak ada orangtua mau anak celaka. Sebisa mungkin melindungi anak-anaknya tiap detik. Tapi kalau takdir berkata lain, mau apa?
4. Nggak ada yang namanya sekolah orangtua
Seperti yang pernah dikatakan oleh Ae Sun, menjadi orangtua itu adalah pengalaman pertama kali untuk semua orang. Nggak ada yang langsung mahir jadi orangtua. Nggak ada yang namanya orangtua sempurna. Semua orangtua pasti pernah melakukan kesalahan.
Namun kesalahan, selama nggak dilakukan berulang-ulang (itu namanya ndableg) memberikan pelajaran berharga. Bersamaan dengan bertumbuhnya anak, bertumbuh pula orangtuanya menjadi orangtua yang lebih baik lagi.
Baca juga: 6 Drakor Park Bo Gum Wajib Tonton
5. Ayah terlibat langsung dalam pengasuhan
Photo by Netflix
Era 1970an-1990-an, mengasuh anak adalah tugas utama ibu. Perempuan. Tapi Gwan Sik mendobrak batasan itu. Ia juga ikut membantu Ae Sun merawat, mengasuh, dan memberikan contoh yang baik untuk anak-anaknya. Gwan Sik juga memposisikan Ae Sun setara dengan dirinya. Sesuatu yang masih jarang sekali dilakukan di masa itu.
Sekarang sudah tahun 2025. 30 tahun sudah berlalu. Kalau masih ada laki-laki yang menganggap tugas utama mengasuh, merawat, dan membesarkan anak hanyalah tugas seorang ibu, mending ke laut aja. Belajar mengarungi samudera demi cinta sama Gwan Sik.
Cover Photo by Netflix
Share Article


POPULAR ARTICLE


COMMENTS