Ragu untuk pindah kerja ketika usia sudah menginjak 40-an? Jangan! Asal tahu triknya, usia bukan hambatan untuk pindah kerja dan berganti karier.
Lingkungan kerja yang toxic, bos yang egois, kurangnya penghargaan dari perusahaan, karier mentok, hingga rasa bosan dapat memicu seseorang ingin buru-buru pindah kerja atau berganti profesi.
Meski punya alasan kuat untuk resign, bukan berarti kita akan dengan mudah mengambil keputusan. Keluar dari pekerjaan lama dan berganti karier bisa jadi menakutkan, apalagi ketika usia kita sudah memasuki 40-an. Semakin banyak pertimbangannya terutama soal stabilitas keuangan keluarga.
Ya, pindah kerja di usia 40-an bukanlah hambatan. Abaikan mitos-mitos pindah kerja seperti “belum tentu kamu akan lebih senang di tempat yang baru” atau “ingat, rumput tetangga selalu kelihatan lebih hijau”.
Sekarang, mari duduk dan meninjau beberapa poin yang dapat membantu Mommies dan Daddies mengambil keputusan bijaksana.
BACA JUGA: Lowongan Kerja Terbaru Oktober 2024, Cocok untuk Para Ibu
Kita semua telah berkembang pesat sejak pertama kali ngerasain jadi karyawan, secara pribadi dan profesional. Kita belajar melakukan presentasi, bekerja dalam tim dan lingkungan kerja yang sulit, membangun jaringan dan koneksi.
Jadi, mungkinkah memulai karier baru pada usia 40-an? Memang diperlukan upaya ekstra, tetapi tidak ada kata terlambat untuk bisa memiliki pekerjaan yang memuaskan.
Kita memang bisa saja pindah kerja di usia 40-an dan berganti karier di industry yang berbeda tapi bukan berarti Mommies dan Daddies bisa ujug-ujug berganti karier menjadi astronot, dokter bedah saraf, atau atlet profesional.
Kita mungkin perlu berpikir lebih kreatif tentang jenis pekerjaan yang tidak terlalu teknis, bersiap untuk mengambil sekolah atau kursus, dan magang dengan gaji rendah.
Percaya deh usia 40-an itu usia emas di dunia kerja lho, Mommies. Jadi, pikirkan kemungkinan-kemungkinan ini:
Menginjak usia 40-an berarti Mommies dan Daddies sudah belasan tahun bekerja sehingga sudah banyak sekali mendapatkan ilmu dan pengalaman. Coba tambah keterampilan yang dapat diaplikasikan saat pindah kerja atau meniti karier baru.
Dengan asumsi rencana pensiun pada usia 58-65 tahun, Mommies dan Daddies masih memiliki banyak waktu untuk menabung dan mengembangkan diri, terutama ketika ingin menjajaki karier baru.
Bekerja di bidang yang kita nggak suka bisa bikin stres. Pindah kerja dan menikmati karier baru dapat membantu kita lebih bahagia.
Tidak soal bagaimana kita mendefinisikan kesuksesan, pindah kerja dan berganti karier bisa membuat hidup lebih memuaskan. Kita bekerja bukan sekadar untuk memenuhi kebutuhan hidup tapi juga untuk kepuasan batin.
Sebelum mengambil keputusan, Mommies dan Daddies perlu mempertimbangkan beberapa hal ini.
Di usia 40-an, Mommies dan Daddies mungkin punya cicilan rumah dan kendaraan, memiliki anak, atau menanggung orang tua yang sudah lanjut usia. Pindah kerja dan berganti karier membuat Mommies dan Daddies mungkin harus sekolah lagi. Ini akan menguras tabungan.
Pikirkan kemungkinan tentang jumlah gaji yang mungkin tidak sebesar di karier sebelumnya atau transisi ke pekerjaan tingkat pemula. Ingat, biaya hidup pada usia 40 tahun lebih tinggi dibandingkan saat kita masih muda.
Pindah kerja di usia 40-an jelas ada banyak hal yang harus dipertimbangkan. Mommie dan Daddies mungkin harus bergantung pada pasangan di masa peralihan dan berkonsultasi sebelum membuat keputusan besar ini. Mungkin saja, pasangan justru akan membuat kita semakin ragu mengambil risiko. Namun ingat, tetap bertahan di pekerjaan lama sementara kita sudah sangat nggak betah juga merupakan risiko yang harus dibayar mahal.
Rasa nggak pede adalah salah satu bentuk sabotase diri. Maka penting untuk membuang perasaan yang akan menghambat kita, seperti mitos bahwa usia kita terlalu tua untuk pindah kerja apalagi ganti karier. Usia bukanlah atribut negatif melainkan nilai, keahlian, dan pengalaman.
Simak beberapa saran tentang cara pindah kerja dengan transisi selancar mungkin.
Untuk sukses berganti pekerjaan, kita perlu memanfaatkan jaringan dan koneksi. Ini karena 31% pencari kerja mendapatkan peluang kerja melalui jaringan.
Perbarui profil LinkedIn, lalu hubungi orang-orang yang dapat membantu kita mendapatkan informasi tentang peluang kerja di tempat lain. Jika perlu, Mommies dan Daddies bisa menambah keterampilan untuk posisi yang diincar.
Pikirkan alasan mengapa kita ingin resign. Cari tahu mengapa Mommies dan Daddies ingin pindah kerja dan berganti karier di usia 40 tahun. Jangan membuat keputusan hanya karena emosi sesaat atau melarikan diri dari suatu situasi. Siapa tahu situasi buruk saat ini masih bisa diperbaiki.
Sementara waktu, jika memungkinkan, Mommies dan Daddies dapat mencari tahu seperti apa rasanya berkecimpung di karier yang berbeda. Kembangkan keterampilan, banyak-banyak tanya kepada teman yang berkarier di bidang yang kita incar, atau menjadi karyawan magang sebelum berkomitmen sepenuh waktu.
Jika kita ingin pindah kerja dan mengubah karier tapi tidak memiliki gelar atau pendidikan tinggi, tidak apa-apa karena kita punya pengetahuan dan pengalaman kerja yang tidak dimiliki oleh para fresh graduate seperti:
Berikan contohnya agar sukses saat menjalani wawancara kerja.
Sebelum melakukan perubahan signifikan, penting untuk menilai situasi saat ini. Pertimbangkan stabilitas keuangan, kewajiban-kewajiban pribadi, bagaimana perubahan karier dapat berdampak pada aspek-aspek kehidupan keluarga kita, tabungan, pengeluaran bulanan, dan implikasi finansial karena tidak memiliki pendapatan selama masa transisi.
Meskipun jaringan profesional sangat dibutuhkan untuk mendapatkan peluang kerja, support system dari keluarga, sahabat, rekan-rekan di kantor kita sekarang nggak kalah penting. Mereka akan memberikan dukungan emosional dan psikologis yang kita butuhkan. Mereka dapat memberikan nasihat, berbagi pengalaman, menawarkan sudut pandang yang mungkin nggak terpikirkan oleh kita, dan memotivasi kita.
Jangan tunggu mendapatkan pekerjaan incaran, baru kita mulai menambah dan mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan untuk pekerjaan baru.
BACA JUGA: Hati-Hati, 12 Kesalahan Ini Bikin Mommies Tak Dapat Promosi di Kantor
Cover: Freepik