Meski cara bicara anak balita kita masih menggemaskan, hindari kebiasaan meniru anak ngomong cadel karena dampak yang timbul merugikan buatnya.
Masuk usia 2,5 tahun, biasanya anak bayi kita mulai bawel alias bicara terus. Meski buat kita, penampakan mereka masih bayi, tapi sesungguhnya mereka itu adalah balita yang sedang berkembang dan bertumbuh. Sehingga, ketika kita menemukan cara bicaranya masih lucu dan cadel karena belum lancar, jangan lalu kita respon dengan meniru cara dia berbicara (ngomong cadel juga). Bila dibiarkan, kebiasaan ini dapat menimbulkan dampak yang tentunya merugikan buat anak.
Kemampuan berbahasa anak masih terus berkembang di usia balita, sehingga ada kalanya anak kesulitan untuk menyebutkan sebuah kata dengan jelas, apalagi bila kata-kata tersebut memiliki huruf konsonan “k”, “r”, “s”, maupun kombinasi, seperti “ng”, “ny”, “sr”, “br”, dsb. Sehingga kemudian yang keluar dari mulutnya adalah, “Tatit peyut” ketika ia sakit perut, “Mo matan” ketika ia mau makan, “dinin” ketika ia merasa dingin, dan berbagai jenis bahasa bayi yang paling umum dan sering terdengar.
Sebuah artikel di Lovevery mengatakan, bahwa berdasarkan riset mengenai perkembangan bahasa anak, ini yang perlu digarisbawahi ketika anak belum bisa bicara jelas:
Ketika anak ngomong cadel, kita sendiri bisa melihat bahwa sebetulnya anak sedang berusaha mengungkapkan keinginan maupun perasaannya lewat kata-kata. Maka, di sinilah peran kita sebagai orangtua untuk mendukung perkembangan bicara dan bahasanya. Kosakata yang kita kenalkan kepada anak dapat menjadi bekal untuk memperkaya kemampuannya. Caranya:
Sesuai arahan IDAI, bila pada usia 24 bulan, tidak ada kalimat 2 kata yang dapat dimengerti anak. Karena, pada kurun waktu 18-24 bulan, anak umumnya mengalami ledakan bahasa. Hampir setiap hari ia memiliki kosakata baru. Ia dapat membuat kalimat yang terdiri dari dua kata (“Mama mandi, “Naik sepeda”). Dan di usia ini, sekitar 50% bicaranya dapat dimengerti.
Namun, menurut psikolog Firesta Farizal M.Psi, artikulasi huruf “r” memang umumnya paling sulit, banyak anak yang belum bisa jelas menyebutkannya. Hal tersebut tergolong wajar dan masih bisa ditunggu sampai enam hingga tujuh tahun. Akan tetapi, bila pada usia 4 tahun anak masih mengalami kesulitan bicara dengan jelas, maka orangtua perlu konsultasikan hal tersebut pada dokter ahli tumbuh kembang anak maupun psikolog agar anak mendapatkan penanganan yang tepat.