Mulai dari karakteristik proses belajar, media, metode pembelajaran, hingga tips mendidik Gen Alpha berdasarkan penjelasan psikolog pendidikan ada di sini.
Seiring berjalannya waktu, generasi baru tentu akan terus bertambah. Generasi terbagi berdasarkan rentang waktu seseorang dilahirkan. Urutan generasi sendiri dimulai dari Baby Boomers, Gen X, Gen Y, Gen Z, hingga Gen Alpha dimana masing-masing memiliki perbedaan, salah satunya pendekatan terhadap pendidikan.
Tenaga pengajar perlu beradaptasi dengan generasi yang dihadapinya sehingga dapat membimbing, mendukung, dan memaksimalkan potensi yang dimiliki oleh setiap siswa. Lahir pada era digital yang membuatnya sangat “melek” akan teknologi, bentuk pengajaran yang diberikan kepada Generasi Alpha tentu akan berbeda dengan generasi sebelumnya.
Generasi Alpha (2011-2025) adalah generasi yang lahir dan tumbuh ketika teknologi sudah maju. Kemudahan akses terhadap informasi dan kemudahan membangun relasi dengan orang di berbagai tempat di dunia berpengaruh terhadap karakteristik Generasi Alpha dalam proses belajar mereka.
Mommies Daily pun berkesempatan untuk bertanya pada Kara Handali, M.Psi, Psikolog Pendidikan mengenai karakteristik proses belajar hingga tips mengajar yang perlu diketahui oleh pengajar. Simak penjelasannya di bawah ini yuk, Mommies!
Beberapa karakteristik Generasi Alpha terkait proses belajar yang membedakannya dari generasi lainnya:
BACA JUGA: Kemensetneg Buka Magang untuk Siswa dan Mahasiswa, Daftar Sekarang
Menurut informasi yang dari psikolog Kara, secara umum media yang dapat digunakan sebagai sarana penunjang proses belajar Generasi Alpha dapat mencakup kombinasi antara teknologi (digital platform) dan praktik langsung (hands on activities). Hal tersebut tentunya berdasarkan pada kemampuan visual yang baik, sehingga dapat mendukung proses belajar dari Generasi Alpha tersebut sendiri.
Berikut ini beberapa media pembelajaran yang dapat meningkatkan minat dan kompetensi anak yang bisa digunakan oleh tenaga pengajar:
Tidak hanya menggunakan media digital, pengajar juga bisa menggunakan media pembelajaran fisik seperti peralatan mekanik, art & craft, hingga peralatan yang digunakan sehari-hari di rumah. Dengan pembelajaran fisik, pengajar bisa mengenalkan siswa pada hal-hal di dunia nyata dan mengasah keterampilan hidup mereka.
Pada dasarnya, metode pembelajaran yang dapat digunakan oleh pengajar bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada siswa dalam menyampaikan sesuatu, berkolaborasi, serta menyampaikan ide serta gagasannya. Tenaga pengajar juga perlu mengaplikasikan metode pembelajaran aktif (active learning) dimana dapat mendorong siswa Generasi Alpha sebagai pelaku utama.
Berikut beberapa metode pembelajaran yang dapat pengajar terapkan.
Metode eksperimen adalah metode pembelajaran aktif dimana menggunakan kegiatan percobaan dan media-media yang menekankan pada pembentukan kemampuan proses berpikir pada anak. Dalam hal ini, pengajar bisa memanfaatkan benda-benda yang berada dekat dengan lingkungan anak.
Pembelajaran berbasis proyek atau Project Based Learning merupakan metode pembelajaran yang menggunakan proyek ataupun kegiatan sarana utama. Tujuan pengajar menggunakan metode pembelajaran ini adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam pemecahan masalah.
Pembelajaran dengan metode debat menjadi salah satu strategi yang secara aktif melibatkan siswa di dalam kelas. Hal ini tentunya membantu siswa dalam memecahkan masalah, menyampaikan pendapatnya, menggali kemampuanna dalam berpikir kritis, hingga menghargai pendapat orang lain.
Mengajar siswa melalui drama atau bermain drama memangnya bisa? Tentu bisa ya, Mommies! Metode pembelajaran sosial ini menugaskan siswa untuk memerankan suatu tokoh yang ada di dalam peristiwa yang diungkapkan dalam bentuk cerita sederhana. Tujuan dari penggunaan metode pembelajaran bermain peran atau drama adalah mengasah kemampuan anak dalam berinteraksi dengan orang lain, melatih fungsi kognitif yang dimiliki, serta melatih emosi.
Metode pembelajaran terakhir yang bisa dipraktikkan oleh pengajar adalah proyek kolaborasi. Proyek ini dapat dilakukan baik itu dengan siswa sekelas, antarkelas, antar jenjang pendidikan, hingga bersama guru serta keluarga. Proyek kolaborasi memiliki berbagai manfaat, antara lain memudahkan siswa untuk bekerja sama. dapat melatih keberaniannya dalam menyumbangkan pemikiran, hingga meningkatkan rasa tanggung jawabnya.
Sebagai pengajar, tentu membutuhkan keterampilan dalam menghadapi karakteristik siswa Generasi Alpha. Berikut 7 keterampilan yang harus dimiliki pengajar agar dapat mengoptimalkan proses belajar mengajar.
BACA JUGA: Lahir di Era Digital, Ini 5 Tantangan Orang Tua Membesarkan Gen Alpha
Berdasarkan penjelasan dari Psikolog Kara, terdapat beberapa kesulitan yang biasa terjadi pada pengajar dalam memberikan pembelajaran pada Generasi Alpha, antara lain.
Pada sesi wawancara, psikolog Kara juga turut menambahkan tentang tips atau cara ampuh dalam mendidik Generasi Alpha guna meningkatkan semangat belajar mereka sebagai berikut.
Cara pertama yang dapat dilakukan oleh tenaga pengajar dalam mendidik Generasi Alpha adalah dengan mengaitkan materi dengan kehidupan siswa. Hal ini dapat dilakukan dengan menjelaskan manfaatnya, memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih tema tugas sesuai minatnya masing-masing, serta mendorong siswa dalam menerapkan pembelajaran di keseharian mereka.
Pengajar juga bisa membantu siswa dalam melatih kemampuan mereka dengan mengeksplor minat serta kekuatan yang dimiliki. Selain itu, pengajar juga dapat mendorong siswa untuk mencoba hal baru dalam mengasah daya kreativitasnya.
Kemampuan 4C berupa critical thinking, communication, collaboration, dan creativity. Pengajar dapat menggunakan cara yang satu ini dengan metode pembelajaran aktif seperti demonstrasi, menggunakan proyek, serta proyek kolaborasi.
Tips selanjutnya yang dapat dilakukan oleh tenaga pengajar dalam mendidik Generasi Alpha adalah dengan fokus pada pengembangan keterampilan yang mereka miliki alih-alih fokus pada pemberian informasi maupun pengetahuan. Hal ini disebabkan oleh siswa yang dapat mengakses pengetahuan dari berbagai sumber.
Cara ini tentu tidak boleh terlewatkan. Dalam memaksimalkan potensi siswa Generasi Alpha, pengajar perlu melatih siswa agar bisa mengenal dirinya masing-masing, mengelola emosi, hingga membantu mereka dalam menjalin relasi positif dengan orang lain.
BACA JUGA: MD Ask the Expert: Perbedaan Gaya Parenting Boomers, X, dan Millenial
Nah, itulah beberapa hal yang perlu pengajar ketahui dalam mendidik Generasi Alpha, mulai dari mengenal karakteristik sampai dengan tips atau cara ampuh yang dapat dilakukan untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki siswa.
Menjadi pengajar Generasi Alpha memang tidak mudah. Oleh karena itu, kamu bisa mengasah keterampilan dalam mengajar melalui banyak hal. Salah satunya dengan mengikuti Rising Gen Alpha by Mommies Daily. Di event ini, kamu akan mendapatkan banyak insight parenting tips terutama untuk mendidik anak Generasi Alpha.
Tidak hanya itu saja, Rising Gen Alpha yang berlangsung pada bulan Juli 2024 mendatang ini juga menyajikan banyak kegiatan menarik seperti kids talk show, playground, competition, family relax area, music performance, hingga workshops. Sangat menarik bukan?
Untuk detail dan informasi updatenya, kamu bisa cek di sosial media Mommies Daily, ya!
Penulis: Nariko Christabel
Cover: gpointstudio on Freepik